Jember, 24 Maret 2025
Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (UNEJ) berhasil meraih prestasi gemilang dengan menempati posisi juara 3 dalam ajang National Balsa Bridge Competition Clash of Civil 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Kompetisi ini melombakan jembatan terkuat dan teringan yang terdiri dari dua tahap, yakni penyisihan dan final.
Dalam tahap penyisihan yang berlangsung pada Januari 2025, tim Logawa Triumviraat yang terdiri dari Haydar Mousa Robbani, M. Alfan Hidayat, dan Moch. Alfarizki Samputra harus kembali ke Jember lebih awal dari libur semester untuk melakukan perakitan jembatan menggunakan bahan kayu yang telah disiapkan.
“Karena tahap penyisihan dilaksanakan di bulan Januari, kami yang semula libur harus kembali ke Jember untuk melakukan perakitan dengan bahan-bahan kayu yang sudah siap,” ujar salah satu anggota tim. Hasil kerja keras mereka pun membuahkan hasil dengan meloloskan tim ke babak final di Jakarta.
Persiapan menuju final dilakukan dengan intens, termasuk penyusunan materi presentasi dan poster sebagai bagian dari penilaian kompetisi. Meski demikian, mereka tetap berjuang dengan penuh semangat dan akhirnya berhasil membawa pulang penghargaan sebagai Juara 3 tingkat nasional pada Februari 2025.
Dalam kompetisi ini, tim mengusung inovasi, “Kami mengecilkan dimensi prototipe jembatan mengingat relevansi dengan tema kompetisi, sehingga berat yang dimiliki oleh jembatan kami tergolong ringan, yakni 26 gram, lebih ringan daripada tim lain yang memiliki berat 30 gram lebih,” jelas tim mengenai strategi inovatif mereka.
Prestasi ini tidak terlepas dari ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah, khususnya dalam mata kuliah Struktur Kayu, “Dalam mata kuliah Struktur Kayu, kami belajar jenis sambungan kayu yang membantu kami dalam merancang jembatan Balsa,” kata salah satu anggota tim.

Keberhasilan tim juga didukung oleh strategi pembagian tugas yang efektif, baik dalam proses perancangan jembatan maupun persiapan bahan untuk final. Mulai dari memodelkan jembatan, melakukan seleksi kayu, hingga melakukan perancangan.
Saat ditanya tentang perasaan mereka, tim mengungkapkan, “Tentu saja kami senang, karena ini merupakan final pertama kami dari sekian banyaknya kami mengikuti lomba jembatan Balsa. Selain itu, kami juga bisa membanggakan nama universitas dan himpunan di kancah nasional di Jakarta,” ujar mereka dengan penuh semangat.
Keikutsertaan dalam kompetisi ini memberikan wawasan baru bagi para anggota tim terkait bidang keilmuan yang ingin mereka tekuni di masa depan.
“Teknik Sipil memiliki cabang penjurusan, salah satunya adalah Jurusan Struktur. Karena lomba ini merupakan lomba yang memfokuskan pada perhitungan struktur, mungkin itu bisa jadi pertimbangan untuk pemilihan peminatan kami pada tugas akhir dan di dunia kerja nanti,” jelas tim mengenai dampak lomba terhadap arah studi mereka.
Akhir obrolan, tim Logawa Triumviraat menyampaikan pesan bagi mahasiswa lain yang ingin berkompetisi di bidang akademik, “Jangan pernah menyerah dan kalah dengan ‘kekalahanmu’, tunjukkan bahwa dedikasi dan profesionalitas itu ada di dalam berkompetisi sehingga kesalahan atau kekalahan bukan tanda untuk berhenti belajar,” pesan mereka.
Dengan semangat dan inovasi yang terus dikembangkan, tim ini berharap dapat kembali berkompetisi di ajang-ajang berikutnya serta meraih prestasi yang lebih tinggi. (dil/elz)