Jember, 28 April 2025
Universitas Jember (UNEJ) kembali menambah daftar guru besar dengan dikukuhkannya Prof. Dr. apt. Yudi Wicaksono, S.Si., M.Si. di bidang Farmasetika Bahan Obat Padat dari Fakultas Farmasi (FF). Bidang ini berfokus pada pengembangan dan modifikasi bahan baku obat dalam bentuk padat, yang mencakup bahan aktif maupun eksipien.
Prof. Yudi menyebut ketertarikannya pada bidang ini karena pengembangan atau modifikasi bahan baku obat umumnya berkaitan secara langsung dengan permasalahan bahan baku obat yang sering terjadi di industri farmasi seperti kelarutan, disolusi, stabilitas, sifat fisik-mekanik, dan sebagainya.
“Dengan pengembangan atau modifikasi yang dilakukan maka akan didapatkan bahan obat dengan sifat-sifat farmasetika sesuai yang diharapkan,” jelasnya.
Dalam orasi ilmiah berjudul “Modifikasi Padatan untuk Peningkatan Kelarutan Bahan Aktif Farmasi”, Prof. Yudi menjelaskan bagaimana modifikasi padatan, khususnya melalui pembentukan kokristal, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif yang sukar larut air.
Dukungan UNEJ dalam penyediaan alat-alat penelitian membuat Prof. Yudi semakin bersemangat untuk meraih gelar guru besar, “Pada awal saya menggeluti bidang penelitian saya, di UNEJ sudah tersedia beberapa instrument penting yang sangat saya perlukan seperti DSC, FTIR, SEM, sehingga saya sangat bersemangat dalam melakukan penelitian. Hanya PXRD waktu itu yang belum ada sehingga pengujiannya harus ke instansi lain, dan alhamdulillah sekarang PXRD juga sudah ada di UNEJ sehingga sangat mendukung penelitian yang saya lakukan,” kenangnya.
Namun, tidak selalu berjalan mulus. Tantangan utama yang ia hadapi adalah keterbatasan dan kerusakan alat penelitian. Meski begitu, semangatnya tak pernah padam, berkat dukungan penuh dari keluarga. “Keluarga saya yaitu istri, anak-anak dan orang tua saya sangat berperan besar untuk pencapaian gelar profesor saya,” ungkapnya.
Kontribusi terhadap dunia pendidikan dan penelitian pun nyata, ia menegaskan bahwa hasil penelitiannya telah memperkaya proses pembelajaran dan menjadi sumber rujukan ilmiah.
“Pengalaman saya dalam melakukan penelitian dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang saya lakukan, selain itu luaran dari penelitian yaitu publikasi ilmiah dapat digunakan sebagai referensi untuk topik perkuliahan yang berkaitan misalnya seperti modifikasi bahan aktif farmasi melalui pembentukan padatan multikomponen (kokristal, koamorf), dan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan buku ajar,” terangnya.
Prof. Yudi juga menaruh harapan besar pada kemajuan farmasetika di Indonesia, terutama dalam mendukung kemandirian bahan baku obat. Alih-alih saat ini pemenuhan bahan baku obat Indonesia sebagian besar masih sangat tergantung dari import.
“Harapan saya ilmu farmasetika khususnya di bidang bahan obat padat di Indonesia terus berkembang, menghasilkan banyak pakar di bidang pengembangan bahan baku untuk obat padat, yang selanjutnya dapat mengambil peran di industri farmasi Indonesia dalam produksi bahan baku obat yang berkualitas. Dengan demikian, dapat membantu mewujudkan kemandirian nasional dalam pemenuhan bahan baku obat,” tutupnya. (dil/elz)