Jember, 4 Mei 2025
Sebagai upaya untuk memperluas jejaring dan mendorong penguatan ekosistem perfilman di daerah, Jakarta World Cinema (JWC) bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Film dan Televisi (Himafisi) FIB UNEJ menggelar Road Show dan Workshop di Aula Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, 3/05/25.
JWC merupakan festival film tingkat internasional yang dimulai sejak tahun 2022. Sudah ratusan film dari banyak negara yang mendapatkan apresiasi sangat bagus dari penonton film. JWC memutar film-film seni tetapi juga menimbang ketertarikan penonton.
Tahun ini JWC akan menggelar “Klikfilm Short Movies Competition,” kompetisi film pendek yang bisa diikuti oleh para sineas muda dari seluruh Indonesia, termasuk dari Jember dan sekitarnya.
“Melalui kompetisi film pendek tersebut JWC ingin memberi kesempatan kepada para sineas muda yang memiliki gagasan kreatif untuk mengirim film-film mereka,” tutur Shandy Gasella, Festival Director JWC.
Lebih lanjut Shandy menjelaskan bahwa ajang ini menjadi ajang bagi para sineas untuk merasakan atmosfer kompetisi film sekaligus mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dari para sineas yang akan memberikan materi dalam master class. Ia juga memastikan bahwa proses seleksi dan kurasi dalam kompetisi tersebut akan mengedepankan profesionalisme.
Prof.Nawiyanto, Dekan FIB UNE, berharap kerjasama antara JWC dan Himafisi bisa terus berlanjut di masa mendatang agar para sineas muda di kampus bisa mendapatkan inspirasi kreatif.
“Even ini merupakan kesempatan bagus bagi para mahasiswa kita dan sineas muda Jember untuk mendapatkan pengetahuan dan soft skill tentang bagaimana menyiapkan produksi film yang bisa diikutkan kompetisi,” papar Prof Nawiyanto.
Dalam sesi workshop, Loeloe Hendra, sutradara film komedi populer “Sah Katanya” memberikan materi bagaimana memunculkan premis sebelum membuat naskah film di hadapan lebih dari seratus peserta yang terdiri dari mahasiswa dan perwakilan komunitas film pelajar di Jember.
“Setiap sineas pasti memiliki premis yang ingin direalisasikan. Tentu, dibutuhkan kecakapan kreatif berbasis pengetahuan, riset, dan pengalaman sehingga skenario yang akan menjadi bahan utama produksi film bisa menarik,” tutur Loeloe yang juga mengajar di Jogja Film Academy.
Menariknya, dalam workshop Loeloe juga memberikan komentar terhadap premis yang ditulis oleh para peserta, sehingga mereka bisa tahu kelebihan dan kekurangan. Dengan belajar langsung dari sutradara nasional, peserta mendapatkan inspirasi dan pengetahuan yang menjadikan mereka berani untuk mmproduksi film yang bisa diikutkan kompetisi.