Jember, 12 Juni 2025
Universitas Jember (UNEJ) kembali menambah perolehan medali di ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi (POMPROV) III Jawa Timur 2025. Kali ini, dua atlet dari cabang olahraga Taekwondo berhasil mengharumkan nama kampus lewat raihan satu medali emas dan satu medali perak.
Ghilman Baraja Chairiva, mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2023, turun di kelas Kyorugi Under -63kg Putra. Usai pertandingan final yang menegangkan, Baraja mengaku perasaannya campur aduk.
“Ada rasa lega, terharu, bangga, dan sedikit nggak percaya juga. Semua kerja keras dan rasa sakit di latihan seperti langsung terbayar lunas. Saya sampai bersujud di matras, menahan air mata dan berterima kasih kepada Allah atas kemenangan ini,” ujarnya.
Baginya, medali emas ini adalah simbol perjalanan panjang yang tak selalu mudah. “Kalau medali ini bisa bicara, mungkin dia akan bilang, ‘Akhirnya kamu sampai pada titik ini.’ Karena saya sudah mengalami banyak kekalahan dan keraguan sebelumnya. Tapi saya terus bangkit dan belajar percaya bahwa saya bisa,” tambahnya.
Baraja menjalani persiapan selama hampir enam bulan, dengan latihan intensif setiap hari. Ia harus membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan latihan. Tak jarang, ia harus bolak-balik Jember-Bondowoso hanya demi latihan.
“Yang paling penting itu menjaga mindset tetap positif. Kadang capek, tapi saya tahu ini bagian dari proses,” ucapnya.
UKM Taekwondo UNEJ pun memiliki peran besar dalam pencapaiannya, “Tanpa mereka, saya nggak mungkin sampai di titik ini. Teman-teman seperti keluarga kedua selalu dukung, semangatin, bahkan nemenin saya latihan malam. Pelatih juga luar biasa sabar dan percaya saya bisa,” ungkapnya.
Baraja kini menargetkan POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasioanal) sebagai langkah berikutnya. Ia mulai mengevaluasi diri dari pertandingan kemarin, memperbaiki teknik dan strategi.
Selain emas dari Baraja, UNEJ juga patut berbangga atas medali perak yang diraih oleh Janny Cindrawati dari program studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran (FK). Janny turun di kategori Under 53 Senior Putri.
“Seneng, tapi kurang puas. Tapi wajar juga karena memang waktu latihan harus dibagi dengan belajar buat OSCE (Observed Structured Clinical Examination) di FK,” ungkapnya sambil tersenyum.
Walaupun tak mudah membagi waktu antara latihan dan studi kedokteran yang padat, Janny tetap mampu menunjukkan performa terbaiknya dan membuktikan bahwa semangat juang tak mengenal batas. (dil/elz)