Jember, 8 Agustus 2025
Ada yang menarik saat Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (KOMNAS HAM RI) mengunjungi almamaternya, Universitas Jember (UNEJ). Hari Jumat pagi (8/8/2025) dia mengunjungi kampus Tegalboto dalam rangka menandatangani perpanjangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding, MoU) dengan UNEJ. Juga menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Fakultas Hukum, FISIP dan Fakultas Ilmu Budaya.
Di hadapan Rektor dan pimpinan lainnya, Anis Hidayah membuat “pengakuan dosa”. Menurutnya saat kuliah di UNEJ, ada dua tempat yang menjadi lokasi baginya menghabiskan waktu selain tentunya kuliah. Satu di jalanan Jember, kedua di perpustakaan. Sebagai mahasiswa yang uang jajannya mepet, Anis muda menjadikan perpustakaan UNEJ sebagai sumber mencari referensi. Maklum, setiap bulannya dirinya hanya mampu beli dua buku. Padahal setiap bulannya, alumnus mahasiswa Fakultas Hukum (FH) angkatan 1995 ini bisa membaca sepuluh buku bahkan lebih.

“Saya ingin membuat pengakuan dosa, jika ada buku di perpustakaan UNEJ yang halamannya hilang, itu kemungkinan saya yang ambil,” tutur Anis Hidayah yang langsung disambut tawa hadirin. Namun buru-buru Anis Hidayah mengatakan bahwa apa yang dilakukannya tidak benar, sebab berarti melanggar Hak Asasi Manusia mahasiswa lainnya untuk mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
Bagi Anis Hidayah yang asli Bojonegoro, tanah Jember menjadi kawah candradimuka baginya untuk belajar, mencintai dan kemudian bersetia kepada penegakan HAM. Menurut penghobi berkebun ini, Jember adalah laboratorium beragam masalah sosial dan tentunya perkara HAM. Mulai dari konflik agraria, buruh migran hingga perlindungan kepada kelompok marjinal.
“Selama tiga puluh tiga tahun KOMNAS HAM RI berdiri, konflik agraria mendominasi. Termasuk wilayah Tapal Kuda menjadi salah satu penyumbang kasus konflik tanah. Bahkan kasus konflik tanah Jenggawah itu menjadi signature kasus HAM yang terkait dengan tanah,” ungkapnya.

Rekam jejak dan kiprah Anis Hidayah mendapatkan apresiasi dari Rektor UNEJ. Menurut Iwan Taruna, sosok Anis Hidayah adalah salah satu alumnus UNEJ berprestasi. Dirinya berharap akan ada Anis Hidayah baru yang muncul dari kampus UNEJ melalui beragam kerja sama yang dilaksanakan dengan KOMNAS HAM RI. Oleh karena itu dirinya mendukung penuh perpanjangan MoU dan kerja sama yang digelar pagi ini.
Di akhir pertemuan, Anis Hidayah berharap mahasiswa dan lulusan UNEJ memiliki bekal moral, etik dan perspektif HAM yang baik, selain memiliki kemampuan IPTEK sesuai latar belakang pendidikannya. Sebab penegakan HAM harus menjadi kepedulian semua pihak, termasuk perguruan tinggi.
“Karena relasi kemanusiaan berlaku seumur hidup, maka penting menumbuh kembangkan perspektif HAM sejak awal, termasuk bagi mahasiswa kita, yang dua puluh atau tiga puluh tahun lagi bakal memimpin Indonesia,” ungkap Anis Hidayah yang gembira bisa bertemu kawan satu kost saat kuliah dulu, yakni Dekan FISIP, Suyani Indriastuti. (iim)