Jember, 8 Agustus 2025
Sebuah inisiatif pemberdayaan yang sarat makna dan harapan telah resmi diluncurkan di Desa Puger Kulon, Jember. Pada Jumat, 1 Agustus lalu, program PPK Ormawa Fakultas Keperawatan Universitas Jember (FKEP UNEJ) secara resmi memulai perjalanannya, membawa misi penguatan kapasitas organisasi kemahasiswaan dan pemberdayaan nyata bagi masyarakat Desa Puger Kulon. Program ini diberi nama filosofis “Sagara Panguripan” yang berarti laut sebagai sumber kehidupan. Nama ini mecerminkan komitmen untuk memanfaatkan potensi melimpah dari desa maritim, khususnya hasil laut, demi kesejahteraan masyarakatnya.
Dimas Anang Musa, Ketua Pelaksana PPK Ormawa FKEP UNEJ menjelaskan pemilihan Desa Puger Kulon sebagai lokasi program, “Kami memilih desa Puger Kulon karena karakteristiknya sebagai Kawasan pesisir dengan mayoritas nelayan dan komoditas perikanan serta hasil laut yang berlimpah, kami juga menyebutnya sebagai desa maritim,” ungkap Dimas.
Melalui penjelasan Dimas, program Sagara Panguripan dirancang secara holistik, menyentuh empat aspek krusial kehidupan masyarakat di Desa Puger Kulon. Narasi inovasi yang diusung oleh tim PPK Ormawa ini diantaranya aspek ekonomi, dengan mengubah ikan lemuru menjadi sumber pendapatan baru.
Potensi ikan lemuru yang melimpah di Desa Puger Kulon menjadi fokus utama pemberdayaan ekonomi. Program ini tidak hanya melatih masyarakat dalam pengolahan ikan lemuru menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti sosis, bakso, dan cilok. Lebih jauh, tim PPK Ormawa FKEP UNEJ juga akan mendampingi masyarakat dalam strategi pengemasan hingga pemasaran, dengan harapan terjadi peningkatan pendapatan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Desa Puger Kulon.

Selanjutnya pada aspek pendidikan. Bagi generasi muda disana, program ini berinvestasi pada peningkatan literasi dan keterampilan. Sebuah pusat literasi non-formal bernama ‘Compok Tasek’ (Rumah Pesisir) diciptakan sebagai tempat belajar yang dapat diakses kapan pun oleh anak-anak mulai dari jenjang SD hingga SMP. Fokus pembelajaran yang diaplikasikan oleh tim ini dilakukan dengan mengajarkan keterampilan anak-anak melalui pembuatan kerajinan tangan seperti manik-manik dan lilin aroma.
Fokus ketiga dari program ini ada pada aspek kesehatan, yaitu pemberdayaan kader untuk komunitas sehat. Melihat latar belakang dari Fakultas Keperawatan, aspek kesehatan menjadi isu krusial. Melalui aspek ini, program PPK Ormawa menargetkan para kader ibu-ibu PKK di Desa Puger Kulon. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi senam kaki diabetes sebagai upaya preventif bagi penyandang diabetes, pelatihan pembuatan makanan ringan sehat (MP-ASI) dari ikan lemuru, serta melatih kader untuk melakukan skrining awal kesehatan. Harapannya, kader dapat menjadi agen perubahan yang mengimplementasikan pengetahuan ini kepada masyarakat lainnya, dengan tujuan menurunkan angka kejadian penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes di Desa Puger Kulon.
Fokus terakhir ada pada aspek lingkungan dengan nama “Resik Pesisir” untuk kelestarian alam. Aspek lingkungan ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir dengan menargetkan remaja Karang Taruna dalam pelaksanaannya. Terdapat tiga kegiatan utama yang akan dilaksanakan, diantaranya adalah pembuatan kompos dari limbah organik, penanaman pohon cemara untuk menjaga ekosistem pesisir, dan pembuatan ecobrick dari sampah plastik sebagai upaya mengurangi limbah dan menciptakan nilai tambah.

Program PPK Ormawa ini merupakan buah kolaborasi lintas bidang, tidak hanya melibatkan 24 mahasiswa dari Fakultas Keperawatan, tetapi juga mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dukungan kuat tentunya juga datang dari berbagai dinas terkait, termasuk Dinas Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup, Puskesmas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat.
Dimas mengungkapkan, “Pada dasarnya persiapain program ini telah dimulai sejak Februari, diawali dengan pembentukan tim dan penyusunan proposal. Berbagai rapat koordinasi dan pelatihan intensif, seperti uji coba pembuatan olahan ikan dan senam kaki diabetes, juga telah dilakukan untuk memastikan kesiapan program,” jelasnya.
“Harapannya nanti program ini bisa berkelanjutan. Bukan hanya kami waktu keluar masyarakat lalu selesai, tapi masyarakat itu bisa melanjutkan program yang sudah kami ajarkan ke mereka. Dan bukan hanya 5 bulan, kalau bisa dari tahun ke tahun dan seterusnya,” tegas Dimas, menyampaikan visi keberlanjutan program PPK Ormawa.
Meskipun dalam perjalanan program ini tim PPK Ormawa menghadapi tantangan seperti optimalisasi pengumpulan kader yang kurang maksimal, tim PPK Ormawa tetap berkomitmen untuk terus beradaptasi dan menyesuaikan jadwal kegiatan dengan penduduk setempat demi mencapai dampak maksimal. “Kami, sampai saat ini juga masih menyesuaikan kader-kader itu bisanya kapan waktu pelaksanaan kegiatan,” tambah Dimas.
Pada persemian program PPK Ormawa, Wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan alumni Universitas Jember, Dr. Fendi Setyawan turut hadir, beserta seluruh jajaran pimpinan Fakultas Keperawatan Universitas Jember dipimpin oleh Dekan FKEP UNEJ, Dr. Ns. Rondhianto. Beberapa mitra internasional seperti Prof. Caleb Ferguson dari University of Wollongong dan Assoc. Prof Dr. Muhammad Kamil Che Hasan dari International Islamic University of Malaya,Malaysia juga hadir dalam peresmian tersebut.
“Sagara Panguripan” adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi, inovasi, dan semangat pemberdayaan dapat menciptakan perubahan signifikan dan berkelanjutan di tingkat masyarakat, memanfaatkan kekayaan laut untuk masa depan yang lebih cerah. (qf)
#DiktisaintekBerdampak #UNEJBerdampak #PengabdianMasyarakat