Peneliti dan Pengusaha Jepang Tertarik Dengan Riset Pisang Untuk Filtrasi Air Karya Dosen FKM UNEJ

Jember, 2 September 2025
Peneliti dan pengusaha Jepang tertarik dengan riset pisang sebagai inovasi teknologi filtrasi air yang diteliti oleh dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (UNEJ).

Ketertarikan ini disampaikan oleh delegasi Jepang saat bertemu dengan jajaran pimpinan UNEJ yang dipimpin Wakil Rektor IV bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi, pada hari Selasa sore di aula lantai 3 gedung Rektorat UNEJ (2/9/2025).

Ketertarikan ini muncul saat diskusi antara peneliti dari Jepang dengan koleganya dari UNEJ yang difasilitasi oleh Japan-Indonesia Investment and Management Inc (JIIM). Seperti yang disampaikan oleh Prof. Yoko Fujikawa, dari Kyoto University yang banyak melakukan penelitian di bidang pengelolaan air bersih. Guru besar teknik lingkungan ini menemukan serat alami dapat menjadi filter dalam proses penjernihan air keruh. Pasalnya selama ini proses pemurnian air menggunakan bahan filter dari akrilik.

Prof. Yoko Fujikawa, dari Kyoto University

“Dan kami membaca penelitian di jurnal ilmiah, ternyata peneliti di Universitas Jember telah melakukan penelitian tanaman pisang untuk bahan filtrasi air. Oleh karena itu kami tertarik bekerja sama. Misalnya bagaimana efiktivitasnya hingga berapa lama durasi filter serat pisang nantimya bisa bertahan,” tutur Prof. Yoko Fujikawa.

Pada sesi diskusi, peneliti FKM UNEJ, Rahayu Sri Pujiati yang aktif meneliti potensi serat batang pisang menjelaskan, mereka sudah melaksanakan riset batang pohon pisang sebagai bahan filtrasi air dari serat alam. Dari penelitian yang mereka lakukan, batang pohon pisang berpotensi sebagai serat alam yang mampu mengikat logam berat timbal (Pb) yang ada di air yang tercemar.

Dosen dan peneliti FKM UNEJ, Rahayu Sri Pujiati

Caranya dengan terlebih dulu mengubah batang pohon pisang menjadi arang aktif. Dari penelitian yang mereka lakukan di sumur warga di daerah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari Jember, pemberian arang aktif dari batang pohon pisang pada air sumur warga, menunjukkan keberhasilan menurunkan kadar timbal di air sumur.

“Batang pohon pisang mengandung lima puluh lima persen selulosa yang mampu mengikat timbal dalam air. Batang pohon pisang sebagai bahan filtrasi air ini potensial untuk dikembangkan karena ramah alam dan bahan bakunya banyak tersedia di Jember,” jelas Rahayu yang antusias menyambut kerja sama dengan koleganya dari Kyoto University.

Sementara itu Wakil Rektor IV bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi UNEJ, Prof. Bambang Kuswandi menyambut gembira rintisan kerja sama ini. Menurutnya UNEJ terus berusaha mengembangkan riset berbasis potensi lokal agar mampu memberikan dampak serta solusi nyata bagi permasalahan yang ada di masyarakat.

Presiden Direktur JIIM, Tani Masaki bersama Wakil Rektor IV UNEJ, Prof. Bambang Kuswandi

Rintisan kerja sama intenasional seperti ini menurut Prof. Bambang Kuswandi akan terus dikembangkan mengingat banyak penelitian yang dilakukan oleh dosen UNEJ yang sudah siap diaplikasikan, termasuk diwujudkan sebagai produk komersial. Caranya dengan menggandeng mitra baik dari dalam maupun luar negeri.

Baca Juga : Jepang Tertarik dengan Riset Pisang untuk Filtrasi Air Karya Dosen FKM UNEJ

“Kerja sama riset pisang sebagai inovasi teknologi filtrasi air ini sangat mungkin dihilirkan menjadi produk komersial mengingat bahan bakunya melimpah di Jember dan sekitarnya. Sehingga dampaknya besar, sebagai solusi penjernih air sekaligus peluang usaha masyarakat membuat arang aktif berbahan batang pohon pisang,” ujar Prof. Bambang Kuswandi.

Harada (batik biru) dari Best Engineering Jepang.

Ketertarikan mengaplikasikan hasil penelitian terkait serat alam untuk filtrasi air juga disampaikan oleh Harada dari Best Engineering Jepang. Harada hadir mewakili perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pemurnian air. Menurutnya penggunaan serat alam sebagai filtrasi air cocok diaplikasikan di wilayah perdesaan atau wilayah terpencil.

Sementara itu Presiden Direktur JIIM, Tani Masaki menjelaskan, lembaganya selama ini banyak menjembatani perguruan tinggi dan dunia industri Jepang yang ingin bekerja sama dengan mitranya di Indonesia. “Semoga kunjungan kami kali ini bisa ditindaklanjuti dengan kerja sama secara formal,” kata Tani Masaki yang mantan konsul Jenderal Jepang di Surabaya ini. Turut hadir dalam diskusi kali ini Wakil Rektor I dan III, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dekan FKM, Dekan Fakultas Teknik serta peserta lainnya. (iim)

#DiktisaintekBerdampak #UnejBerdampak #KerjaSama