Kemdiktisaintek Apresiasi Program Green Bank Mahasiswa UNEJ, Turunkan Setengah Volume Sampah Warga

Jember, 26 September 2025

Keberhasilan program Green Bank yang diinisiasi oleh mahasiswa Program Mahasiswa Berdesa (Promahadesa) Universitas Jember (UNEJ) di Dusun Krajan, Desa Kemuninglor, Kecamatan Arjasa, Jember (Kawasan Rembangan), berhasil menarik perhatian pemerintah pusat.

Hari ini Jumat (26/09/2025), Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Pengadaan Barang dan Jasa, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) secara khusus melakukan kunjungan kerja untuk memantau dan mengapresiasi langsung implementasi program tersebut.

Inisiatif mahasiswa ini dipandang sebagai solusi komunitas yang sangat efektif, mengingat kebiasaan warga sebelumnya yang kerap membuang limbah sembarangan ke saluran irigasi desa. Kunjungan ini sekaligus menjadi bukti pengakuan kementerian terhadap peran vital universitas dalam menciptakan inovasi sosial yang berdampak nyata dan berkelanjutan di tingkat desa.

Proses pencatatan hasil penimbangan sampah yang telah dipilah

Merespons capaian ini, Yayat Hendayana, Ketua Tim Kerja Layanan Publik, Layanan Informasi, dan Perpustakaan Kemdiktisaintek, memberikan apresiasi, “Program Green Bank oleh mahasiswa UNEJ ini adalah contoh nyata sinergi antara Tridarma Perguruan Tinggi dengan kebutuhan masyarakat,”

Ia menambahkan bahwa Kemendiktisaintek akan terus berkomitmen mendukung inisiasi-inisiasi kampus yang memiliki rencana keberlanjutan dan berdampak langsung pada kesejahteraan daerah, menjadikan mahasiswa sebagai pilar utama transformasi sosial berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Yayat Hendayana, Ketua Tim Kerja Layanan Publik, Layanan Informasi, dan Perpustakaan Kemdiktisaintek

Menurut Winda Amilia, Koordinator Pusat Pemanfaatan dan Inovasi LPPM UNEJ, program Green Bank telah berhasil mengubah pola pikir warga secara bertahap, di mana sampah kini dipandang sebagai sumber daya. Mekanisme operasionalnya dirancang sederhana namun berdampak, warga didorong untuk memilah sampah sesuai kategori, kemudian pengepul rutin datang mengambil sampah setiap bulan, dan warga menerima dana hasil penjualan di akhir tahun.

“Dana ini direncanakan oleh perangkat desa untuk diputar sebagai modal usaha simpan pinjam, bahkan dikembangkan menjadi unit pengolahan baru seperti budidaya maggot.” ujar Winda.

Proses pemilahan sampah di Green Bank

Sementara itu, Ketua Tim Promahadesa, Tiona Adellia Siburian, menekankan pentingnya keberlanjutan. Ia berencana melakukan kaderisasi dengan digitalisasi agar tidak lagi bergantung pada pengepul yang datang, memperbaiki sistem pemasaran agar sampah bernilai ekonomi lebih tinggi, serta memperluas jangkauan pemberdayaan dari ibu-ibu ke masyarakat lain, seperti pemuda desa setempat dan masyarakat. (dil)

#DiktisaintekBerdampak #UNEJBerdampak #PengabdianMasyarakat