Beda Medan, Beda Nasib: Kontras Kisah Tim Sumatera Di KMHE Jember, Dari Trek Mulus Hingga Adaptasi Mesin

Jember, 25 Oktober 2025

Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2025 di Universitas Jember (UNEJ) hari ini menunjukkan keragaman tantangan yang dihadapi tim dari luar Jawa.

Sirkuit Tegalboto sepanjang 9,7 kilometer yang ditempuh dalam beberapa putaran menjadi arena di mana nasib mobil yang dilombakan ditentukan oleh home base latihan mereka. Kontras paling mencolok terjadi pada tim-tim asal Sumatera yang memiliki pandangan berbeda terhadap trek UNEJ.

Tim dari Universitas Syiah Kuala, Aceh, menghadapi perjuangan berat sejak dari tahap perakitan hingga balapan. Rifki Muamar, sebagai Divisi Manufaktur, mengungkapkan bahwa timnya hanya memiliki waktu perakitan intensif sekitar tiga bulan di tengah kendala pendanaan. Setelah menempuh perjalanan jauh, mereka tidak sempat mengikuti sesi Practice Race di Jember, yang berarti adaptasi desain harus dilakukan langsung saat Race.

Rifki Muamar, Tim dari Universitas Syiah Kuala, Aceh kala menceritakan persiapannya sebelum lomba KMHE di Jember

“Sebelumnya, kami sudah banyak melakukan persiapan sebelum datang ke sini. Tapi tetap ada adaptasi mendadak di bagian engine saat Race pertama tadi,” jelas Rifki. Secara non-teknis, ia juga menyoroti kendala cuaca dan logistik. “Kemarin kan cuacanya hujan dan Paddock kami juga kebanjiran, jadi kami sempat panik sih,” ujarnya, yang menjadi pengalaman paling berkesan saat harus bekerja di Paddock.

Baca juga : KMHE 2025 UNEJ, ITERA dan USK Buktikan Daya Tahan di Trek Tegalboto

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Senin, 27 Oktober 2025 – 10:50 WIB oleh Sindonews dengan judul “KMHE 2025 UNEJ, ITERA dan USK Buktikan Daya Tahan di Trek Tegalboto”. Untuk selengkapnya kunjungi:
https://edukasi.sindonews.com/read/1637171/211/kmhe-2025-unej-itera-dan-usk-buktikan-daya-tahan-di-trek-tegalboto-1761534605

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
– Android: https://sin.do/u/android
– iOS: https://sin.do/u/ios

Pandangan yang kontras mengenai karakter sirkuit justru datang dari Tim Kukang Evitera, ITERA (Institut Teknologi Sumatera), meskipun mereka hanya punya modal persiapan 1,5 hingga 2 bulan saja. Fadil Muhammad, Divisi Elektrikal, mengungkapkan bahwa sirkuit UNEJ terasa jauh lebih bersahabat dari yang mereka bayangkan.

Fadil Muhammad, Divisi elektrikal Tim Kukang Evitera, Institut Teknologi Sumatera kala di wawancarai di tengah kesibukannya melakukan adaptasi pada mesin mobil timnya

“Kalau dari sirkuitnya sendiri, alhamdulillah jalanannya mulus, kata driver juga ya baguslah dibandingkan yang punya kami. Di sana, tempat asal kami berlatih tikungannya lebih tajam dibandingkan di sirkuit UNEJ,” kata Fadil. Ia juga memuji aspek non-teknis tuan rumah. “Yang pasti KMHE di Jember ini lebih dingin daripada KMHE sebelumnya di Ancol,” tambahnya, menyoroti lingkungan Jember yang mendukung. Kontrasnya pengalaman ini membuktikan bahwa sirkuit UNEJ, meskipun non-permanen, menawarkan standar yang berbeda-beda tergantung medan latihan asal tim.

Mobil Urban dari Tim dari Universitas Syiah Kuala, Aceh saat melakukan race pertama di sirkuit UNEJ

Perjuangan tim-tim ini menunjukkan bahwa KMHE di UNEJ menjadi ujian yang beraneka ragam, tantangan desain yang harus diubah di tengah tekanan waktu, sekaligus menjadi arena yang menguji ketangguhan logistik dan adaptasi cuaca. Lomba akan mencapai puncaknya besok, Minggu (26/10), untuk menentukan tim dengan desain yang paling adaptif dan efisien. (qf)

#DiktisaintekBerdampak #UNEJBerdampak #Penelitian