Jember, 9 Desember 2025
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Jember (UNEJ).
Pulasara, film yang disutradarai oleh Lailatul Mukjizah, mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (PSTF) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNEJ angkatan 2021, berhasil meraih penghargaan Film Fiksi Terbaik pada Festival Film Pendek Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (FFTV IKJ) 2025.Tidak hanya berjaya di FFTV IKJ, Pulasara juga menunjukkan performa impresif di berbagai festival film lain. Total, film ini telah menembus lima festival, dengan sejumlah capaian sebagai berikut:
– Festival Film Pendek FFTV IKJ 2025 – Pemenang Film Fiksi Terbaik
– Layar Lokal Film Festival (LLoFF) – Official Selection, tayang di Program Layar Delta
– Lawang Sewu Short Film Festival – Official Selection
– UNEJ Film Festival 2025 – Official Selection
– Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) – Lolos Official Selection

Undangan yang semula dikira hanya sebagai partisipan ternyata menjadi pengumuman bahwa Pulasara resmi dinobatkan sebagai film terbaik kategori fiksi. Pulasara merupakan film tugas akhir yang mengangkat sudut pandang unik tentang kematian. Ceritanya menggambarkan seorang bapak yang telah meninggal namun “menyaksikan” pemulasaraan jenazahnya sendiri. Alih-alih suasana duka, ia justru melihat anak-anaknya sibuk berdebat sebuah gambaran nyata tentang rapuhnya hubungan keluarga ketika persoalan warisan dan konflik lama muncul ke permukaan.
Gagasan cerita ini lahir dari pengamatan Laila terhadap fenomena sosial yang makin sering ditemui di lingkungan keluarga, pertemanan, hingga media sosial yakni perseteruan antar saudara yang dipicu persoalan harta dan tanggung jawab. Ia kemudian merumuskan cerita yang dapat dikemas secara intim dalam durasi singkat, sesuai kebutuhan konsep filmnya.

“Saya terinspirasi dari banyak konflik keluarga di sekitar saya tentang warisan, hutang, dan perkara kecil yang merusak hubungan saudara. Fenomena itu muncul di mana-mana, dari keluarga hingga media sosial. Dari situlah benih cerita ini lahir,” jelas Laila saat ditemui di Fakultas Ilmu Budaya, Senin (08/12/2025), usai menayangkan Pulasara sebagai official selection di JAFF.
Secara teknis, Pulasara dikembangkan dengan konsep one shot film dan subjective POV shot, menjadikan film ini hanya menggunakan satu rangkaian gambar tanpa jeda. Konsep tersebut meminta presisi tinggi dalam pengambilan gambar, koreografi pergerakan kamera, serta akurasi blocking pemain.
Untuk mewujudkannya, Laila bersama kru melakukan sejumlah workshop peralatan dan diskusi intensif untuk memastikan pengambilan gambar dapat berjalan aman dan mulus. Mulai dari tata kamera, perekaman suara, hingga manajemen risiko di lokasi syuting semuanya dipersiapkan dengan detail.

“Awalnya kami kebingungan bagaimana mewujudkan konsep ini. Tapi setelah beberapa kali workshop alat dan merundingkan teknis, akhirnya semua bisa berjalan dengan aman dan sesuai rencana,” ujar Laila.
Tahap produksi berlangsung efisien berkat kesiapan kru dan pemain. Sesi reading serta simulasi teknis dilakukan berkali-kali agar pada hari syuting, seluruh tim dapat bekerja dalam ritme yang solid.
Penghargaan yang diraih pada 3 Oktober 2025 sebagai Film Fiksi Terbaik di FFTV IKJ 2025 ini menjadi bukti bahwa mahasiswa PSTF FIB UNEJ mampu menghasilkan karya yang tidak hanya kuat secara teknis, tetapi juga relevan secara sosial. Pulasara hadir sebagai pengingat bahwa keluarga adalah ruang paling rapuh ketika ego dibiarkan tumbuh tanpa kendali. (dil/elz)
#DiktisaintekBerdampak #UNEJBerdampak #Prestasi


