Dukung Universitas Jember Jadi Pusat Keunggulan Bioteknologi, Kemenristekdikti Bangun Fasilitas Baru di Kampus Tegalboto

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 28 September 2018

Universitas Jember telah ditetapkan sebagai pusat keunggulan bioteknologi bidang pertanian dan kesehatan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) semenjak tahun 2016 lalu. Penetapan ini berdasarkan potensi SDM dan potensi alam di sekitar Jember dan Besuki Raya. Untuk mewujudkan pusat unggulan institusi berbasis potensi daerah tersebut, M. Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) melakukan kegiatan groundbreaking pembangunan tiga belas fasilitas pendukung yang berupa auditorium, laboratorium terpadu, dan komplek Agrotechno Park di Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember (27/9). Turut mendampingi Menristekdikti, Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember. Pembangunan ketiga belas gedung tersebut mendapatkan dukungan dana dari Islamic Development Bank (IsDB) sebesar kurang lebih 300 milyar rupiah.

Dalam sambutannya, M. Nasir meminta agar segenap sivitas akademika Universitas Jember dapat meningkatkan jumlah kualitas dan kuantitas penelitian di Kampus Tegalboto dengan adanya fasilitas baru, yang diharapkan melahirkan inovasi-inovasi baru khususnya di bidang bioteknologi pertanian dan kesehatan. “Dari 137 negara di dunia yang dinilai, Indonesia baru berada di peringkat 80 untuk tingkat inovasi. Oleh karena itu Kemenristekdikti terus berupaya mendorong jumlah dan kualitas publikasi penelitian yang dilakukan oleh dosen. Dan hasilnya sudah nampak, jika di tahun 2014 lalu jumlah publikasi kita hanya 5.400, maka di bulan September 2018 sudah meningkat menjadi 18.450 publikasi penelitian,” jelas guru besar akuntansi ini.

Untuk diketahui, terdapat empat perguruan tinggi di Indonesia yang mendapatkan dana hibah dari Islamic Devolepment Bank guna mewujudkan pusat unggulan institusi. Yakni, Universitas Mulawarman sebagai pusat unggulan kajian hutan tropis, Universitas Negeri Malang sebagai pusat unggulan inovasi pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai unggulan keamanan pangan, dan Universitas Jember sebagai pusat unggulan bioteknologi pertanian dan kesehatan. “Semoga keberadaan tiga belas gedung pendukung ini memacu budaya meneliti dan menulis di Universitas Jember, terutama bagi guru besar dan dosen lektor kepala,” imbuh M. Nasir.

Sementara itu dalam pemaparannya, Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember menjelaskan ketiga belas gedung yang akan dibangun, dimana sebanyak lima gedung adalah laboratorium yang berlokasi di dalam kampus Tegalboto. Diantaranya laboratorium terpadu ilmu kesehatan dan tanaman obat, laboratorium terpadu ilmu dasar dan teknologi pangan, laboratorium terpadu bioteknologi dan sarana lainnya. Sedangkan di areal Agrotechno Park Jubung akan berdiri pusat pelatihan, asrama, ruang pamer dan lainnya. “Kita juga akan membangun auditorium baru yang akan mampu menampung lima ribu orang. Harapannya semua gedung akan rampung dibangun dalam waktu kurang lebih 22 bulan,” ungkap Moh. Hasan. Selain mendapatkan dana untuk pembangunan tiga belas gedung baru, Universitas Jember juga mendapatkan dana untuk meningkatkan kualitas SDM seperti pengiriman dosen untuk studi lanjut, program pendidikan dan latihan, dan kegiatan ilmiah lainnya.

Penetapan Universitas Jember sebagai pusat keunggulan bioteknologi pertanian dan kesehatan tidak lepas dari keberhasilan para peneliti Kampus Tegalboto yang telah menghasilkan berbagai produk inovatif seperti tebu tahan kering pertama di dunia yang ditemukan oleh Prof. Bambang Sugiharto. Selain itu ada penelitian mengenai potensi melinjo sebagai antioksidan oleh Prof. Tri Agus Siswoyo. Hardian Susilo Addy yang meneliti teknik molekular untuk mendeteksi dan mengidentifikasi penyebab penyakit tanaman. Tri Handoyo yang meneliti pengembangan beras aromatik, serta Erma Sulistyaningsih Dkk yang meneliti vaksin malaria berbasis peptida. “Untuk sementara penelitian bioteknologi yang dilakukan bakal fokus kepada varietas tebu, padi, dan singkong,” imbuh Prof. Achmad Subagio, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) yang turut mendampingi Menristekdikti dan Rektor Universitas Jember. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content