LPM Ideas FIB Universitas Jember, Tetap Berprestasi di Tengah Keterbatasan

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 5 November 2019

Saat ini tak banyak lagi mahasiswa yang tertarik berkiprah di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), bahkan beberapa LPM seperti mati suri keberadaannya, termasuk di Universitas Jember. Kesulitan membagi waktu dengan perkuliahan seringkali menjadi alasan, hingga dalih tidak tertarik menjadi jurnalis. Namun berbagai keterbatasan ini tidak lantas menjadi penghalang bagi LPM Ideas Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember untuk tetap konsisten menggelorakan pengembangan kreativitas karya jurnalistik dengan corak khas mahasiswa. Yang terkini, laman ideas.id ditetapkan menjadi website LPM terbaik se Indonesia oleh Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) dalam ajang Reuni Nasional dan Dies Natalis XXVII PPMI yang dilaksanakan di Universitas Wahid Hasyim Semarang pertengahan Oktober 2019 lalu.

“Kini hanya lima orang mahasiswa saja yang menjadi tulang punggung LPM Ideas, dibantu delapan mahasiswa magang,” cerita Wardah Septi, pemimpin umum LPM Ideas saat ditemui di Kampus Tegalboto (5/11). Siang itu Wardah ditemani sang pemimpin redaksi LPM Ideas, Yuniar Putri. “Awalnya, ada 17 mahasiswa angkatan tahun 2016 termasuk saya dan Yuniar yang tertarik masuk ke LPM Ideas, tapi akhirnya tersisa hanya dua orang saja,” imbuh Wardah. Selain Wardah dan Yuniar, tiga pengurus LPM Ideas lainnya adalah mahasiswa angkatan 2017. Uniknya kelima pengurus LPM Ideas adalah mahasiswi semua. Sementara itu delapan mahasiswa magang pun belum tentu nantinya akan terus bertahan di LPM Ideas.

Sebenarnya sudah banyak usaha yang dilakukan oleh Wardah dan kawan-kawan untuk mengajak mahasiswa FIB Universitas Jember lainnya bergabung dalam LPM Ideas. Misalnya saja mengadakan diskusi membahas berbagai permasalahan yang tengah terjadi baik di tingkat nasional maupun regional, namun responnya belum maksimal. Harapannya dari diskusi ini muncul ketertarikan para mahasiswa bergabung dengan LPM Ideas. “Banyak kawan-kawan mahasiswa yang enggan terjun di bidang jurnalistik mahasiswa dengan alasan aktivitasnya tergolong berat, harus terjun ke lapangan mulai dari mencari data, observasi hingga berburu nara sumber, belum lagi harus menuliskan dalam bentuk tulisan, artinya mikir lagi,” ungkap Yuniar.

Kondisi ini berimbas pada produk LPM Ideas yang mulai berdiri semenjak tahun 1995 lalu. Jika semula mereka memiliki majalah, buletin hingga majalah dinding kini mereka hanya fokus pada laman ideas.id saja. “Ada beberapa pertimbangan ketika LPM Ideas memilih beralih dari bentuk cetak ke bentuk online. Pertama yah karena melihat perkembangan zaman dimana teknologi internet menyediakan kemudahan bagi media online untuk tumbuh dengan pesat. Kedua, kemudahan akses, apalagi banyak mahasiswa yang akrab dengan telepon genggam. Daya tembus ke publik pun lebih cepat, apalagi bisa diakses kapan saja dan dimana saja,” ungkap Wardah. LPM Ideas sendiri mulai merintis laman resminya semenjak tahun 2016 lalu.

Ternyata kerja keras dan konsistensi Wardah dan kawan-kawan tak sia-sia. Laman ideas.id dinilai layak menjadi laman terbaik LPM se Indonesia. Penilaian meliputi keaslian, kualitas, kedalaman, dan keunikan isi laman. Kemudian sisi kekritisan, bahasa yang digunakan serta daya tembus kepada pembaca juga dinilai. Dewan juri yang bertugas dalam ajang kali ini adalah perwakilan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang. Selain melombakan kategori laman terbaik, PPMI juga menggelar lomba foto jurnalistik LPM terbaik, dan majalah LPM terbaik. Reuni Nasional dan Dies Natalis XXVII PPMI dilaksanakan tanggal 25 hingga 28 Oktober 2019.

Apresiasi berupa penghargaan laman terbaik LPM se Indonesia menjadi penyemangat bagi pengurus LPM Ideas untuk tetap bertahan di tengah segala keterbatasan. “Kami bertekad agar LPM Ideas terus berdiri, jangan sampai vakum walapun untuk itu kami harus jungkir balik, sebab jika vakum maka akan sangat sulit memulai kembali, seperti yang terjadi di beberapa perguruan tinggi lainnya dan akhirnya harus berakhir dengan kematian pers mahasiswa,” pungkas Wardah dan Yuniar yang kini harus pintar-pintar membagi waktu, antara mengerjakan skripsi dan memimpin LPM Ideas agar tetap kokoh berdiri. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content