[:id]Rahardyan : Sebaran Dokter Gigi Indonesia Tidak Merata[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 16 Maret 2018

Tingkat kualitas kesehatan gigi masyarakat Indonesia berdasarkan Data Riset Kesehatsn Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan indeks permasalahan gigi (DMF-T) masyarakat Indonesia sebesar 4,6 yg berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia adalah sebanyak 460 buah gigi per 100 orang. “Kondisi ini sangat perlu diperhatikan dan perlu upaya bersama untuk peningkatan kualitas kesehatan mulut dan gigi. Karena persoalan kesehatan gigi dan mulut akan berdampak pada kesehatan seluruh organ tubuh manusia,” ujar Dekan FKG drg. Rahardyan Parnaadji, M.Kes., Sp. Pros., dalam sesi wawancara,(16/3) selepas perayaan dies natalis FKG yang ke-23.

Rahardian mengatakan, kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor ketersediaannya sarana dan prasarana untuk praktek. Menurutnya sering sekali para dokter gigi yang ditempatkan di daerah menjadi sulit untuk bisa mekakukan layanan kesehatan gigi dan mulut. “Akibat dari keterbatasan sarana dan prasarana yanga ada di daerah-daerah khususnya daerah terpencil, menyebabkan banyaknya para dokter gigi yang akhirnya kembali melakukan praktik di kota. Akibat dari itu sebaran dokter gigi di Indonsia menjadi tidak merata,” imbuh Rahardian.

Lebih jauh Rahardian mengatakan, dalam upaya membantu pemerintah dalam pemerataan sebaran dokter gigi, FKG Universitas Jember selalu mengigatkan para calon dokter gigi baru untuk tetap mengupayakan peningkatkan derajat kesehatan gigi secara nasional, sehingga mereka harus selalu siap untuk mengapdi ke daerah-daerah terpencil “Pada diesnatalis yang ke 23 ini kami semua bersyukur karena telah berhasil meluluskan sebanyak 1518 orang dokter gigi yang saat ini tersebar diseluruh pelosok Indonesia. Sebaran dokter gigi lulusan kami cukup merata dari ujung timur hingga ujung barat  Indonesia. Mereka tidak hanya terpusat di kota-kota besar saja namun juga banyak yang berada di daerah terpencil,”imbuh Rahardian.

Rahardian menjelaskan, rasio jumlah dokter gigi dengan jumlah penduduk yang ada di Indonesia masih sangat jauh dari kata ideal. Karena berdasarkan WHO rasio jumlah dokter gigi dengan penduduk adalah 1:2000. “Saat ini keberadaan dokter gigi di Indonesia masih 1 berbanding 22.000, setiap tahunnya ada ada tambahan 600-1000 orang dokter gigi baru yang diluluskan oleh FKG se indonesia. Jadi proyeksi ideal kemungkinan baru akan tercapai pada 2030 mendatang itu pun jika tidak ada ledakan jumlah penduduk,” jelas Rahardian. Pada dies natalis yang ke-23 ini Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Jember merayakan dengan cara yang unik. Diawali dengan upacara peringatan yang berlangsung di halaman depan FKG acara kemudian dilanjutkan dengan berbagai macam lomba yang ikuti oleh keluarga besar FKG UNEJ. “Alhamdulillah saat ini kami sudah mencapai usia 23 tahun. Dalam perayaan dies tahun ini kami ramaikan dengan berbagai macam lomba. Ada lomba sepak bola dangdut, estafet air, senam dan berbagai lomba lainnya,” ujar Rahardyan.

Rahardyan mengatakan, lomba-lomba yang dilaksanakan dalam rangka untuk membangun suasana keakraban antara dosen, karyawan dan mahasiswa. “Tadi saya sama tim dosen lainnya ikut sepak bola dangdut melawan anak-anak mahasiswa angkatan 2015. Tidak ada perbedaan diantara kami saat dilapangan. Malahan tadi ada dosen yang terkena bola. Semua seru-seruan dan semua bahagia dalam diesnatalis ini,” pungkasnya.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content