UNEJ Kampus Lumajang Bantu Desa Burno Jadi Desa Edutourism Melalui Sekolah Desa 4.0.

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Lumajang, 4 Oktober 2019

Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang membantu Desa Burno, Kecamatan Senduro, Lumajang, mewujudkan impiannya menjadi desa edutourism. Dukungan ini diwujudkan dalam bentuk Sekolah Desa 4.0 yang memberikan pelatihan di bidang agronursing bagi warga Desa Burno (3/10). Kali ini Kelompok Riset Disaster and Emergency Nursing Studies (KeRis Densus) Universitas Jember Kampus Lumajang yang mempelopori pelaksanaan Sekolah Desa 4.0. di Desa Burno.

Menurut Suhari, Ketua KeRis Densus, Sekolah Desa 4.0. Desa Burno digelar dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi petani dan peternak yang tidak bisa diselesaikan secara individu. Adanya kegiatan sekolah desa diharapkan mampu menciptakan kelompok tani-peternak yang paham apa itu agronursing, sehingga tercipta kawasan wisata yang sehat, higienis, aman, dan nyaman. Agronursing adalah penatalaksanaan manajemen pelayanan keperawatan  dan asuhan keperawatan, dalam ruang lingkup pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan serta agroindustri, yang menjadi visi misi Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang.

“Materi yang kami berikan dalam Sekolah Desa 4.0. Desa Burno meliputi pengenalan dan pemahaman akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 di area pertanian dan peternakan. Warga Desa Burno kami latih menggunakan alat pelindung diri saat bekerja di lahan dan kandang ternak, termasuk praktik mencuci tangan yang benar. Ke depan, prosedur ini juga akan diterapkan kepada wisatawan yang berkunjung ke Desa Burno,” jelas Suhari. Sekolah desa kali ini mengambil tempat di balai Desa Burno dan diikuti oleh 20 peserta yang merupakan petani, peternak, pemuda desa dan perangkat desa setempat. Sekolah Desa 4.0. Desa Burno dinamakan Nararya Kirana, sesuai nama tokoh legendaris asal Lumajang.

Adanya Sekolah Desa 4.0. Nararya Kirana di Desa Burno disambut gembira oleh Sampurno, kepala desa setempat. Menurutnya Desa Burno memiliki banyak potensi wisata alam karena posisinya terletak di kaki dua gunung, Semeru dan Bromo. “Warga kami juga membudidayakan beragam tanaman seperti kopi dan pisang Kirana yang merupakan pisang khas Lumajang. Sementara untuk bidang peternakan ada ternak sapi perah dan kambing ettawa jenis Senduro. Kesemua potensi tadi kami harapkan menjadi magnet penarik bagi wisatawan,” tutur Sampurno.

Sampurno menambahkan dengan adanya pelatihan K3 bagi warga, maka diharapkan wisatawan yang akan datang tidak ragu dan kerasan berada di Desa Burno mengingat lokasi wisata pertanian dan peternakan yang ada sudah sehat, higienis, aman, dan nyaman. “Kami berencana membuat wisata edukasi semisal mengajak wisatawan memanen pisang Kirana, memerah susu sapi hingga memberi makan kambing ettawa, selain tentunya menikmati keindahan alam Desa Burno. Jika lokasi wisata pertanian dan peternakan tadi sehat, higienis, aman, dan nyaman maka wisatawan akan terus datang,” imbuh Kepala Desa Burno itu.

Sementara itu Anggia Astuti, Ketua kegiatan Sekolah Desa 4.0. Nararya Kirana Desa Burno, menyampaikan, kegiatan sekolah desa diadakan rutin tiap hari Kamis selama dua bulan ke depan, dan tidak menutup kemungkinan bakal diperpanjang. “Tentu saja butuh dukungan semua stakeholder agar edutourism yang berbasis agronursing di Desa Burno bisa terwujud. Misalnya dukungan dari pemerintah daerah melalui Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata, Universitas Jember dan segenap masyarakat Desa Burno. Rencananya bulan November nanti ada evaluasi bersama, guna memantapkan Desa Burno sebagai tujuan eduwisata,” ungkap dosen di Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang.

Harapan Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Dinas Kesehatan. Menurut Basuki Rahmat, staf Dinas Kesehatan, pihaknya telah mengawali pembentukan Pos Unit Kesehatan Kerja (UKK) bagi petani dan peternak Desa Burno sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat setempat dan apresiasi positif kepada KeRis Densus. “Pos UKK dibentuk agar kelompok petani dan peternak di Desa Burno dapat berkonsultasi dalam pemeriksaan kesehatan sehingga petani dan peternak akan termonitor status kesehatannya,” kata Basuki Rahmat. (tim UNEJ Kampus Lumajang)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content