Universitas Jember Akan Bangun Pusat Keunggulan Institusi-Perguruan Tinggi Bioteknologi Tanaman Industri

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 25 Juli 2018

Universitas Jember berencana membangun Pusat Unggulan Institusi-Perguruan Tinggi (PUI-PT) Bioteknologi Tanaman Industri. Pada tahap awal, pembangunan PUI-PT ini bakal memfokuskan diri pada pengembangan bioteknologi untuk tanaman tebu, padi, dan singkong. Pada tahapan selanjutnya, pengembangan bakal merambah bidang kesehatan. Fokus pada tanaman tebu, padi, dan singkong didasari pada beberapa penelitian yang telah dihasilkan oleh para peneliti Kampus Tegalboto terkait ketiga komoditas tersebut yang sudah diakui, dan bahkan mencapai tahap komersialisasi. Rencana ini disampaikan oleh Prof. Tri Agus Siswoyo, koordinator pembangunan PUI-PT Universitas Jember pada saat workshops bertema Pusat Unggulan Institusi-Perguruan Tinggi Bioteknologi Pertanian-Kesehatan Menuju Universitas Yang Unggul, di lantai 4 gedung CDAST (25/7).

“Insyaallah tahun 2019 nanti padi varietas golden rice, padi dengan kandungan vitamin A akan kami lepas secara resmi. Kami juga sudah merintis pembentukan bank padi, dimana semua plasma nutfah semua jenis padi di Indonesia akan ada di kampus Tegalboto. Kami juga terus mengusahakan hak paten lima penemuan kawan-kawan yang terkait hasil penelitian mengenai tebu, padi, dan singkong. Pendirian PUI-PT juga bakal bersinergi dengan Program Studi S2 Bioteknologi, dan Program Studi S3 Bioteknologi yang rencananya akan didirikan, dan menjadi rencana jangka panjang selanjutnya. Itu adalah sebagian modal berdirinya PUI-PT Bioteknologi Tanaman Industri di Universitas Jember,” tutur guru besar Fakultas Pertanian yang tengah getol meneliti potensi melinjo sebagai antioksidan ini. Dirinya menargetkan tahun depan PUI-PT Bioteknologi Tanaman Industri di kampus Tegalboto bakal eksis.

Sementara itu Zulfikar, Wakil Rektor I Universitas Jember menambahkan, rintisan pendirian PUI-PT di kampus Tegalboto sudah dimulai sejak tahun 2015 lalu, dilanjutkan dengan penetapan Universitas Jember sebagai pusat keunggulan bioteknologi, khususnya di bidang pertanian dan kesehatan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). “Kami optimis PUI-PT Bioteknologi Tanaman Industri bakal terlaksana, apalagi Universitas Jember mendapatkan dukungan penuh dari Islamic Development Bank yang memberikan bantuan dana untuk pendirian sarana dan prasarana seperti laboratorium, hingga pengiriman dosen dan laboran untuk studi lanjut,” urai Zulfikar.

Pada kesempatan sebelumnya, pemateri utama, Yudho Baskoro, Koordinator PUI Kemenristekdikti, secara khusus meminta Universitas Jember agar benar-benar fokus dalam memilih bidang tertentu dalam ranah Bioteknologi agar keunggulan yang dibangun benar-benar spesifik, dan berbeda dengan PUI lainnya. Pasalnya di Indonesia kini sudah ada 106 PUI di berbagai bidang, dengan 28 diantaranya adalah PUI di lingkungan perguruan tinggi. “Sesuai dengan namanya, maka PUI harus unggul dan memiliki spesifikasi yang berbeda dengan PUI yang sudah ada, oleh karena itu harus dipikirkan masak-masak mengenai fokus keunggulan dan lingkup keunggulan apa yang akan dibangun oleh PUI Universitas Jember, untuk itu dukungan semua sivitas akademika mutlak diperlukan,” jelasnya.

Yudho Baskoro lantas melanjutkan penjelasannya. “Tantangan mendirikan PUI memang tidak mudah, misalnya saja harus mempublikasikan hasil penelitian di 20 jurnal nasional terakreditasi, dan 5 jurnal internasional terakreditasi per tahunnya, menghasilkan paten, serta keharusan penelitinya untuk menjadi pemateri dalam seminar nasional dan internasional, dan sederet persyaratan lainnya. Akreditasi PUI pun dinilai setiap tiga tahun, dan jika gagal maka status sebagai PUI bakal dicabut. Adanya PUI dapat menjadi salah satu parameter bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang penelitian di sebuah perguruan tinggi telah berjalan dengan baik atau tidak, sebab PUI dapat menjadi sarana menuju world class university seperti yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti,” tutur Yudho Baskoro.

Kegiatan workshops dihadiri oleh dekan, dan dosen khususnya peneliti Bioteknologi di lingkungan Universitas Jember. Beberapa peneliti juga menampilkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, antara lain Hardian Susilo Addy yang meneliti teknik molekular untuk mendeteksi dan mengidentifikasi penyebab penyakit tanaman di Agricultural Research Center US Departement of Agriculture di Maryland. Tri Handoyo, di Kyunpook National University, Korea Selatan, yang meneliti pengembangan beras aromatik. Kemudian Erma Sulistyaningsih Dkk yang meneliti vaksin malaria berbasis peptida, serta penelitian lainnya yang kesemuanya didanai oleh Islamic Development Bank. Selain menghadirkan pemateri Koordinator PUI Kemenristekdikti, tampil pula Edi Priyo Utomo, dari PUI PT Atsiri Universitas Brawijaya Malang, yang membeberkan pengalaman pendirian PUI-PT di Universitas Brawijaya. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content