Jember. Program Studi Televisi dan Film, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember menyelenggarakan Worskhop Penulisan Naskah Film Fiksi sebagai rangkaian dari kegiatan Workshop Keaktoran yang sudah diselenggarakan beberapa waktu lalu. Workshop menghadirkan narasumber Arief Ratna Pribadi, I.C.S dari Indonesia Cinematographer Society, Jakarta pada Kamis, 28 Juli 2022 bertempat di Aula Sutan Takdir Alisjahbana, Fakultas Ilmu Budaya. Topik workshop diarahkan kepada pemahaman dan pendekatan psikoanalisis.
Dalam sambutan pembukaan workshop, Wakil Dekan I Prof. Drs. Nawiyanto, M.A. Ph.D. menyambut baik pelaksanaan workshop sebagai upaya meningkatan kemampuan mahasiswa dan kreativitas mahasiswa yang nantinya akan menghasilkan output film untuk ajang festival nasional. Penulisan naskah menjadi titik awal yang secara kreatif untuk menghasilkan naskah yang nantinya akan diproduksi menjadi film sebagai luaran dari kegiatan workshop. Hal ini juga bagian dari pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 4.
“Workshop ini bagian dari peningkatan skill dan kompetensi mahasiswa PSTF dalam penulisan naskah film fiksi. Harapannya mahasiswa PSTF akan bisa men-develop naskah skenario film yang ketika di produksi mampu berbicara di ranah festival film nasional. Workshop juga bagian dari pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU).” Jelas Dr. Bambang Aris Kartika, M.A. selaku PIC kegiatan workshop yang juga Dosen Program Studi Televisi dan Film (PSTF).
“Setelah kegiatan workshop penulisan film fiksi akan dilanjutkan dengan workshop colour grading pada besuk Jumat, 29 Juli 2022.” Kata M. Zamroni, S.Sn.,M.Sn. selaku Koordinator Program Studi Televisi dan Film.
Arief Ratna Pribadi, I.C.S. menyampaikan materi di awali dari historiografi teori film, pengenalan konsep dan teori psikoanalisis, analisis psikoloanalisis pada film, dan beberapa film yang dikategorikan sebagai contoh dalam penerapan konsep dan teori psikoanalisis film.
Workshop diikuti oleh 25 mahasiswa PSTF yang sudah mengirimkan naskah skenario. Nantinya mereka akan dipisah menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok harus menghasilkan naskah skenario film fiksi dari sisi psikoanalisis untuk kemudian diproduksi dan direncakana bulan November sudah menjadi film untuk diikutkan dalam festival film nasional. [BAK]