Jember, 24 November 2021
Sejumlah pengelola dan teknisi gedung bertingkat di Universitas Jember mengikuti pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memaksimalkan kemampuan para peserta dan relawan dalam penanganan bencana, baik yang bersifat mitigasi bencana maupun penanganan kebencanaan secara langsung.
“Bencana ini kan peristiwa yang terjadi secara berulang dan mengancam keselamatan yang terjadi karena faktor alam atau pun karena kelalaian manusia itu sendiri. Oleh karena itu perlu kesiapan dalam menghadapinya,” ujar Samsul Arifin PIC IsDB Project Universitas Jember sekaligus penanggungjawab kegiatan saat ditemui disela-sela kegiatan pelatihan di Agrotechnopark Universitas Jember, Jubung, (24/11).
Menurut pria yang akrab dipanggil Samsul ini, untuk memberikan pemahaman teori sekaligus praktek kepada para peserta, panitia menggandeng tim dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember sebagai pemateri. Selama 5 hari sejak tanggal 22 hingga 26 November 2021 sebanyak 45 peserta akan mendapatkan materi kebencanaan dan praktek penanganan kebencanaan.
“Karena pesertanya adalah teknisi gedung maka materi yang disampaikan seputar penanganan evakuasi ketika ada gempa, kebakaran, lift macet atau materi lainnya yang masih relevan dengan lingkungan kampus Universitas Jember,” jelas Samsul.
Menurut Samsul, kerugian dalam bencana terkadang juga diakibatkan kesalahan dalam melakukan tindakan penanganan. Misalkan saja Samsul mencontohkan, kejadian orang melompat dari gedung bertingkat karena ingin selamat dari kebakaran yang terjadi.
“Atau misal ketika lift macet. Karena panik kemudian membuka pintu lift dengan cara dicongkel. Wah ini biaya penanganan pasca bencana (perbaikan) jadi mahal. Padahal jika paham hanya tinggal menekan tombol-tombol tertentu,” imbuh Samsul.
Samsul berharap, setelah mengikuti pelatihan seluruh peserta bisa bertindak cepat dan tepat manakala sewaktu-waktu terjadi bencana baik yang terjadi karena faktor alam maupun karena kelalaian manusia.
“Bertindak cepat itu penting saat terjadi bencana. Tetapi yang lebih penting lagi melakukan tindakan yang tepat. Terutama jika hal itu berkaitan dengan urusan nyawa orang. Cepat tapi tidak selamat kan fatal,” pungkasnya. (moon)