[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 9 Agustus 2019
Desa Sogaan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo bakal punya Taman Eduwisata, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Rektor Universitas Jember bersama kepala Desa Sogaan, dan Muspika setempat hari Rabu lalu (7/8). Namun ada hal menarik lainnya di acara peletakan batu pertama Taman Eduwisata Desa Sogaan. Yaitu kegiatan Gebyar Bazaar Desa Sogaan yang menampilkan produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari Desa Sogaan dan sembilan desa lainnya di Kecamatan Pakuniran. Beragam produk ditampilkan, dari sirup La’ang hingga sedotan bambu. Produk UMKM ini dibina oleh mahasiswa peserta program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Desa Wirausaha dan Wisata gelombang II tahun akademik 2018/2019.
“Sirup La’ang ini adalah produk asli Desa Pakuniran, bahannya berasal dari air nira yang digunakan sebagai bahan baku gula aren. Bedanya kalau bahan gula aren dipanaskan hingga kental, maka sirup La’ang dipanaskan hanya sebentar hingga tidak mengkristal menjadi gula aren. Sirup La’ang bisa disajikan dalam kondisi hangat, khasiatnya untuk mengatasi capek-capek,” jelas Adelia Rahayu, mahasiswa yang mendapatkan lokasi KKN di Desa Pakuniran.
Menurut mahasiswi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik ini, awalnya sirup La’ang hanya disajikan di rumah-rumah warga sebagai minuman selepas bekerja. “Akhirnya timbul ide menjadikan sirup La’ang sebagai produk minuman yang diharapkan mampu menambah pendapatan warga Desa Pakuniran,” ujar Adelia yang bersama kawan-kawannya kemudian mengemas sirup La’ang. Rencananya produk andalan sirup La’ang, akan menjadi salah satu usaha Badan Usaha Desa (Bumdes) Desa Pakuniran.
Lain lagi dengan Lipi Dahesti bersama kawan-kawan yang mengembangkan makanan ringan keripik kelapa krispi dengan merk Roemah Keripik. Camilan ini diklaim oleh para mahasiswa peserta KKN tematis di Desa Sumber Kembar sebagai keripik kelapa krispi pertama dari Probolinggo. “Awalnya kami melihat banyak pohon kelapa di Desa Sumber Kembar tapi selama ini hanya dijual butiran saja, lantas terpikir untuk mengolah kelapa sebagai keripik dengan berbagai rasa agar harga jualnya meningkat. Untuk cara pengolahannya kami cari informasi sendiri dari berbagai sumber. Harapannya nanti makin berkembang tidak hanya ada keripik kelapa saja tapi juga keripik dari bahan lainnya,” kata mahasiswi Fakultas Hukum ini.
Sementara itu Samprobo dan kawan-kawannya yang melakukan KKN di Desa Gunggungan Kidul memilih memadupadankan produk lokal gula aren dengan kopi dan jahe. Mereka membuat bubuk kopi gula aren dan jahe gula aren siap minum. “Kesulitannya pada bagaimana mencari formula yang pas agar kopi gula aren dan jahe gula aren menjadi minuman yang nikmat. Untuk bahan kopi dan jahe juga adalah hasil pertanian warga Desa Gunggungan Kidul,” ulas Samprobo yang kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian ini. Selain membina masyarakat setempat membuat bubuk kopi gula aren dan jahe gula aren siap minum, mereka juga memproduksi kripik talas.
Produk yang agak berbeda ditampilkan oleh mahasiswa KKN tematik di Desa Kertonegoro, mereka memilih membina para pengrajin sedotan bambu. “Saat ini marak gerakan mengurangi penggunaan plastik termasuk mengurangi penggunaan sedotan plastik. Jadi sedotan bambu produk warga Desa Kertonegoro punya potensi di pasaran. Sebenarnya usaha sedotan bambu ini sudah ada cukup lama di Desa Kertonegoro, tapi belum dikemas dengan baik. Kami coba memberikan kemasan eksklusif lengkap dengan menambahkan pembersih sedotan bambu untuk memudahkan penggunanya,” kata Ersa Yani dari Fakultas MIPA. Ersa dan kawan-kawannya mengemas sedotan bambu dalam kemasan dari kain dimana dalam satu kemasan terdapat tiga sedotan bambu, dari ukuran kecil, sedang hingga besar. Setiap kemasan dijual seharga lima belas ribu rupiah.
Ide kreatif mahasiswa Kampus Tegalboto dalam membina produk UMKM di sepuluh desa di Kecamatan Pakuniran, Probolinggo ini dipuji oleh Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember. Menurutnya mahasiswa diharapkan dapat membantu memberikan solusi bagi warga desa dengan modal ilmu yang telah didapat di bangku kuliah. “Jika perlu mahasiswa membantu sisi pemasaran produk-produk UMKM tadi, misalnya dengan memanfaatkan aplikasi jual beli online yang saat ini terbukti menjadi alternatif pemasaran yang efektif dan efisien,” harap Moh. Hasan.
Dalam kesempatan yang sama, Ali Badrudin, Ketua Pusat Pemberdayaan Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember menjelaskan jika khusus di Kabupaten Probolinggo, fokus program KKN tematik adalah desa wirausaha dan wisata. Oleh karena itu mahasiswa peserta program KKN tematik diminta untuk menggali dan mengembangkan setiap potensi desa. Menurutnya, pemilihan tema ini sudah didiskusikan dengan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang ada, diantaranya dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Probolinggo. “Pembangunan Taman Eduwisata Desa Sogaan juga dalam rangka memasarkan produk-produk UMKM desa, rencananya di Taman Eduwisata Desa Sogaan nanti akan ada pusat kuliner dan outlet penjualan produk UMKM desa,” pungkasnya. (iim)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]