Jember, 11 September 2023
Pemerintah melalui Ditjen Dikti Kemendikbudristek terus berusaha meningkatkan jumlah mahasiswa yang berwirausaha. Diantaranya melalui Program Wirausaha Merdeka (WMK) yang menjadi bagian dari Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Di tahun kedua pelaksanaan program Wirausaha Merdeka, terdapat 34 Perguruan Tinggi Negeri/ Perguruan Tinggi Swasta (PTN/PTS) yang terpilih sebagai penyelenggara program. Diantaranya Universitas Jember yang mengusung tema TAPAL KUDA atau Talenta Personal Kewirausahaan Muda. Program WMK TAPAL KUDA resmi diluncurkan oleh Rektor Universitas Jember hari ini (11/9).
Menurut Ketua Program WMK TAPAL KUDA, Niken Widya Palupi, program ini diikuti oleh 325 mahasiswa dari 19 PTN/PTS termasuk dari Universitas Jember. Selama satu semester mengikuti program, mereka akan didampingi 32 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan 29 mitra usaha yang ada di wilayah Tapal Kuda. Beberapa perguruan tinggi asal peserta diantaranya UNESA Surabaya, STIE Cendekia Bojonegoro, Universitas Wiraraja Sumenep, Universitas Merdeka Malang dan lainnya.
“Sesuai dengan tema WMK TAPAL KUDA yang mengusung potensi dan kearifan lokal, maka tema wirausaha yang akan digarap berbasis pada potensi pertanian, perkebunan, pariwisata dan kuliner khas dari wilayah timur Jawa Timur. Mulai minggu depan para peserta akan mulai mendapatkan materi baik secara teori dari DPL maupun materi yang akan disampaikan oleh para pengusaha,” jelas Niken Widya Palupi dalam laporannya di hadapan rektor, wakil rektor, dekan dan kepala lembaga di lingkungan Universitas Jember yang hadir di Gedung Soetardjo.
Sementara itu dalam pidatonya, Rektor Iwan Taruna menyampaikan rasa bangganya Universitas Jember mendapatkan kepercayaan sebagai salah satu perguruan tinggi yang menjalankan program WMK. Menurutnya program WMK TAPAL KUDA diharapkan mendorong minat mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Jember untuk memulai berwirausaha. Pasalnya jumlah persentase wirausaha di Indonesia masih kecil dibandingkan negara maju lainnya. Masih berkisar di angka 3 hingga 4 persen saja. Padahal persentase ideal jumlah wirausaha seharusnya 10 persen dari jumlah penduduk sebuah negara.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo melalui Perpres nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, maka seluruh komponen bangsa termasuk dunia pendidikan tinggi diharapkan turut berkontribusi dalam rangka mewujudkan target satu juta wirausaha baru di tahun 2024 nanti. Oleh karena itu program WMK TAPAL KUDA memiliki posisi yang strategis dalam menyokong program penciptaan wirausaha baru,” kata Iwan Taruna.
Pernyataan Rektor Universitas Jember didukung oleh Manager Program WMK Kemedikbudristek Adrian Kansil, yang turut hadir dalam acara peluncuran Program WMK TAPAL KUDA. Menurutnya ada perdebatan apakah seorang wirausaha itu dilahirkan atau diciptakan ? Maka ada yang berpendapat seorang wirausaha itu dilahirkan, sebaliknya ada yang bersuara bahwa wirausaha itu dapat diciptakan.
“Maka program Wirausaha Merdeka adalah bagian dari usaha pemerintah untuk menciptakan wirausaha-wirausaha baru. Program ini bertujuan mempersiapkan lulusan perguruan tinggi dalam membangun usaha, menanamkan pola pikir dan kompetensi wirausaha, memberikan pengalaman berwirausaha, sekaligus meningkatkan ketrampilan mahasiswa,” ungkap Adrian Kansil yang hadir bersama supervisor Program WMK Kemedikbudristek, Bryan Erfanda Putra.
Pendapat Adrian Kansil ini didukung oleh pelaku usaha Bedhag Kopi, Donny Waluyo yang hadir sebagai salah satu mentor. Menurutnya, mahasiswa harus mengambil kesempatan emas yang dihadirkan Kemendikbudristek melalui program WMK TAPAL KUDA. Pria yang berkecimpung di bisnis kopi ini lantas membandingkan dengan saat dirinya lulus dari Universitas Jember di tahun 2001 lalu. Saat dirinya lulus tak ada arahan atau panduan bagaimana harus berwirausaha.
“Kesempatan mengikuti program WMK TAPAL KUDA ini harus Anda manfaatkan betul, sebab Anda akan dipandu bahkan diberi fasilitas mengembangkan usaha sehingga tercipta wirausaha baru. Pesan saya, jadi pengusaha itu tidak boleh Baper, harus buka wawasan alias tidak Kuper dan jangan Mager agar jejaring makin luas,” pesannya kepada 325 mahasiswa yang hadir. Mereka akan menjalani Program WMK TAPAL KUDA hingga akhir tahun ini.
Rencana usaha juga sudah disiapkan oleh peserta WMK TAPAL KUDA, seperti yang diutarakan oleh M. Khoirul Umam. Mahasiswa asal STIH Jenderal Sudirman Lumajang ini berencana mengembangkan usaha makanan ringan berbasis pisang. “Kebetulan pisang adalah salah satu potensi unggulan Lumajang, saya ingin menciptakan makanan ringan berbasis pisang yang cocok bagi anak-anak, remaja hingga orang tua,” katanya. (iim)