Jember, 29 November 2024
Keluarga besar Universitas Jember (UNEJ) larut dalam kegembiraan pada Malam Puncak Dies Natalis ke 60 UNEJ, yang digelar di gedung auditorium (29/11/2024). Malam itu adalah puncak dari serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati enam dekade Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbesar di wilayah Tapal Kuda. Diisi dengan pemberian penghargaan bagi mereka yang berprestasi serta unjuk kebolehan seni budaya yang ditampilkan oleh dosen dan tenaga kependidikan di Kampus Tegalboto.
Ada ketoprak ringkes yang dimainkan Ketua Senat dan Wakil Rektor III yang mengambil kisah bagaimana sebuah negara dibangun. Seperti tak mau kalah, Rektor UNEJ berkolaborasi bersama dosen dan tenaga kependidikan memainkan lagu-lagu populer bersama The Tendos Band. Ternyata di sela-sela kesibukannya, Iwan Taruna masih menyempatkan diri nge-band, tak heran permainan bass-nya boleh dipuji. Kemeriahan berlanjut dengan penampilan penyanyi asal Malaysia Lola Ophy. Lola Ophy yang nama aslinya Haslina Binti Halik adalah salah satu dari 40 mahasiswa asal Universitas Zainal Abidin Trengganu Malaysia yang mengikuti program pertukaran mahasiswa di UNEJ.
Di akhir acara tampil sinden yang tengah populer, Silvy Kumalasari didampingi Sisi Kita Band membawakan lagu-lagu Jawa koplo yang lagi tenar. Penampilannya yang apik sontak membuat para hadirin yang terdiri dari dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan tamu lainnya yang memenuhi gedung auditorium turut terhibur. Diantara tamu yang hadir tampak Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE), M. Sarmuji yang malam itu mendapatkan penghargaan The Most Inspiring UNEJ Alumni 2024 dari Rektor UNEJ.
Pembacaan keputusan pemberian penghargaan The Most Inspiring UNEJ Alumni 2024 dilaksanakan oleh Wakil Rektor I bidang Akademik. Menurut Prof. Slamin, ada tiga faktor utama dalam menentukan seseorang sebagai alumni paling inspiratif yakni kontribusi, ketokohan di tingkat nasional dan komitmen. Mendapatkan penghargaan The Most Inspiring UNEJ Alumni 2024, M. Sarmuji mengaku terharu dan bangga.
“Saya terharu dan bangga, sebab tidak menyangka mendapatkan penghargaan dari almamater tercinta. Pasalnya saya lama menjadi mahasiswa alias gak lulus-lulus, namun justru di Kampus Tegalboto saya mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga dalam perjalanan karier saya hingga menjadi sekertaris jenderal sebuah partai besar di Indonesia. Bagi adik-adik mahasiswa, jangan pernah putus asa, resepnya sabar dan berdedikasi,” jelas M. Sarmuji kepada yuniornya.
“Memang Malam Puncak Dies Natalis ke 60 UNEJ ini sengaja kami isi dengan kegiatan seni budaya setelah sebelumnya sudah menggelar kegiatan akademik semisal seminar, lokakarya dan lomba-lomba olah raga. Sekaligus memberikan penghargaan bagi mereka yang berprestasi. Ternyata banyak dosen dan tenaga kependidikan kita yang piawai di bidang seni lho,” ungkap Fendi Setyawan, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang malam itu memainkan peran patih di ketoprak ringkes.
Sementara itu dalam sambutannya, Rektor mengajak keluarga besar UNEJ untuk tidak lupa bersyukur atas semua pencapaian UNEJ di usia yang ke 60 tahun. Diantaranya menjadi perguruan tinggi peringkat ke 13 se-Indonesia versi Times Higher Education World University Rangking (THE WUR) 2024. Selanjutnya mampu mempertahankan akreditasi unggul hingga tahun 20230 nanti. Menurutnya semua prestasi ini menjadi modal mewujudkan target UNEJ selanjutnya yang sudah di depan mata. Yakni bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).
“Mari terus bersyukur, terus berprestasi, dan terus berkolaborasi sehingga semua target bisa kita penuhi. Sekaligus saya mohon doa restu dan dukungan keluarga besar UNEJ, Insyaallah bulan depan proses transformasi kita menuju PTN BH dimulai dengan presentasi pertama. Semoga berhasil,” tutur Iwan Taruna.
Selain memberikan penghargaan bagi dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan, UNEJ juga memberikan penghargaan bagi desa binaan terbaik. Terbaik pertama diraih Desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin Bondowoso, kedua adalah Desa Klungkung Kecamatan Sukorambi Jember dan Desa Klatakan Kecamatan Kendit Situbondo di peringkat ketiga. (iim)