[:id]Program Universitas Membangun Desa Universitas Jember, Mendapatkan Pengakuan Nasional[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 23 Maret 2018

Keberhasilan Universitas Jember menjalankan program Universitas Membangun Desa (UMD) mendapatkan pengakuan secara nasional. Pengakuan ini ditunjukkan dengan apresiasi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa) Republik Indonesia, yang mengundang rektor beserta tim UMD Universitas Jember untuk menceritakan kisah suksesnya dihadapan para hadirin yang terdiri dari Deputi II Kantor Staf Kepresidenan (KSP), perwakilan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Kementerian Agama, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Forum Rektor Indonesia, serta jajaran Kemendesa. Acara yang bertajuk “Forum Berbagi Pengetahuan dan Praktek Baik Model Kemitraan Universitas Membangun Desa” ini diselenggarakan di Jakarta (22/3).

Menurut  Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember, pelaksanaan program UMD yang dijalankan di Kampus Tegalboto dengan melibatkan para mahasiswanya melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik dinilai telah berhasil, bahkan menjadi contoh baik untuk direplikasikan oleh perguruan tinggi lain serta pemerintah kabupaten/kota di Indonesia. Seperti yang diketahui, Universitas Jember bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Bondowoso menjalankan program UMD dengan dua sub program andalan, Sistem Administrasi Informasi Desa (SAID) dan program desa bersuara melalui web desa. “Dari yang semula hanya diaplikasikan di 10 desa, kini sudah bertambah menjadi 71 desa di kabupaten Bondowoso,” jelas Moh. Hasan yang ditemui seusai menerima Penjabat Bupati Kabupaten Probolinggo beserta rombongannya (23/3).

Adanya SAID yang berbasis online menjadikan 71 desa di Bondowoso kini memiliki basis data yang akurat yang memuat data demografis, data kemiskinan, potensi desa dan data lainnya. “Basis data ini terintegrasi dengan data di tingkat kabupaten Bondosowo sehingga akurat untuk dijadikan bahan pengambilan kebijakan. Sementara adanya web desa berfungsi menyebarluaskan potensi desa. Kesemuanya digarap oleh mahasiswa Universitas Jember,” ujar Moh. Hasan. Salah satu contoh keberhasilan SAID dan web desa adalah berdirinya destinasi wisata air terjun Dewi Rengganis di Desa Glingseran, Kecamatan  Wringin, Bondowoso. Program UMD di Universitas Jember sendiri telah dimulai sejak penerjunan KKN gelombang I tahun akademik 2016/2017 pada bulan Januari 2017 lalu.

Masih menurut rektor, kisah sukses program UMD yang dijalankan oleh Universitas Jember  disambut baik oleh Yanuar Nugroho, Deputi II KSP bidang Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu sosial Sosial, Ekologi, dan Budaya Strategis. Dalam pemaparannya, Yanuar Nugroho mengapresiasi adanya SAID dan web desa yang dinilainya menjadi modal untuk membuat perencanaan yang matang guna menjalankan berbagai program desa, apalagi  pemerintah telah mengucurkan dana desa. Pasalnya dana besar yang diberikan kepada setiap desa diharapkan mampu diwujudkan dalam program yang menyentuh kebutuhan masyarakat desa. Program yang baik harus didukung oleh perencanaan yang matang, dan perencanaan yang matang datang dari data yang akurat. “Dukungan juga datang dari Didin Wahidin, Direktur Kemahasiswaan Ditjen Belmawa Kemenristekdikti yang berencana menjadikan praktek KKN tematik di Universitas Jember sebagai contoh pelaksanaan KKN di perguruan tinggi lain,” kata Moh. Hasan.

                Sementara itu Hermanto Rachman, wakil koordinator program UMD Universitas Jember yang turut mendampingi Rektor Universitas Jember menambahkan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka berbagi praktek baik pelaksanaan kegiatan program UMD kepada seluruh stakeholder dan mitra pembangunan terkait. Forum knowledge sharing seperti ini diharapkan dapat direplikasi kepada pihak lain serta akan  menjadi bahan masukan bagi Kedutaan Besar Australia sebagai penyandang dana. “Dari empat perguruan tinggi di Indonesia yang dipercaya menjalankan program UMD, hanya Universitas Jember yang mendapatkan kehormatan menyampaikan kisah suksesnya. Oleh karena itu Kedutaan Besar Australia melalui melalui Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan atau Kompak berniat meneruskan kerjasama yang ada dengan Kampus Tegalboto,” imbuhnya.

Selain pemaparan program UMD oleh Rektor Universitas Jember, kesempatan testimoni juga diberikan kepada mahasiswa peserta KKN tematik, Asisten I Kabupaten Bondowoso, Camat Wringin, Kepala Desa Glingseran, pengurus karang taruna Desa Glingseran, serta pengelola web desa Glingseran. “Universitas Jember berharap program UMD bakal berkembang luas tidak hanya di satu daerah saja. Sebab bukan tidak mungkin kisah sukses SAID dan web desa di Bondowoso direplikasikan di daerah lain seperti yang sudah kami tawarkan hari ini kepada penjabat Bupati Kabupaten Probolinggo yang hadir beserta seluruh kepala SKPD di kampus Tegalboto,” pungkas Moh. Hasan. (iim/lid)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content