[:id]BRI Kembali Bantu Mahasiswa Penghafal Al Qur’an di Universitas Jember[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 12 April 2018

Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI kembali memberikan bantuan kepada mahasiswa Universitas Jember, yang memiliki kemampuan menghafal Al Qur’an. Untuk menentukan mahasiswa yang berhak mendapatkan bantuan, pihak Universitas Jember dan YBM BRI mengadakan seleksi, yang diadakan di masjid Al Hikmah, Kampus Tegalboto (11/4). “Hari ini kami memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa Universitas Jember yang mampu menghafal Al Qur’an untuk mengikuti seleksi, syaratnya sudah hafal minimal satu juz,” kata Dul Khalim, Kepala Biro I Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, yang sore itu turut mengawasi langsung jalannya seleksi. Untuk diketahui, YBM BRI sebelumnya juga sudah menyerahkan bantuan yang sama pada bulan Februari 2018 lalu.

Menurut M. Ainun Najib, staf YBM BRI Kantor Wilayah Malang yang bertugas menyeleksi, setiap peserta bakal diuji hafalan, tajwid, serta kelancaran bacaannya. Setiap peserta juga menjalani sesi wawancara dan pemeriksaan berkas, termasuk surat keterangan atau sertifikat hafal Al Qur’an dari pondok pesantren, atau lembaga yang menaunginya. “Setiap peserta akan ditanya hafal juz berapa saja, selanjutnya tim akan membacakan ayat tertentu yang wajib dilanjutkan oleh peserta,” jelas M. Ainun Najib di sela-sela menyeleksi peserta. Selain memberikan bantuan dana, YBM BRI juga memiliki program Kader Surau yang juga membina para hafidz. Rencananya, bantuan bagi para penghafal Al Qur’an ini akan diserahkan langsung oleh R. Sophia Alizsa, Direktur Human Capital BRI yang juga pembina YBM BRI pada hari Jumat, 13 April 2018 di Kampus Tegalboto.

Diantara sekian banyak peserta seleksi, sore itu tampak Bety Jannaty dan Inny Sa’adah yang tengah menjalani seleksi. Bety adalah mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sementara Inny dari Program Studi Kimia FMIPA, mereka berdua adalah santri di Pondok Pesantren Al Husna. “Kebetulan di pondok ada program tahfidz, alhamdulillah saya sudah hafal dua juz, sementara Inny sudah hafal lima juz,” jelas Bety yang asli Umbulsari, Jember ini. Sementara itu sang rekan, Inny menambahkan, sehari-harinya mereka berdua berlatih menghafal Al Qur’an dengan cara menyetor hafalan kepada pengasuh sehabis sholat subuh. “Dan setiap malam kami teruskan dengan latihan sendiri, memang cukup berat mengatur waktu antara kuliah dan menghafal Al Qur’an, tapi saya yakin akan selalu ada bantuan bagi orang yang menghafal Al Qur’an, kuncinya disiplin,” tutur Inny, mahasiswi asal Banyuwangi.

Tantangan mengatur waktu juga disampaikan oleh Imad Aqil, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer yang sudah hafal Al Qur’an 10 juz. Menurut Imad, lebih susah menjaga dan mempertahankan hafalan dibandingkan dengan sekedar menghafal. “Setiap hari saya mengalokasikan waktu minimal dua jam untuk berlatih menghafal. Siang hari sibuk dengan perkuliahan, sementara malam hari saya gunakan untuk setor hafalan kepada pengasuh di Pondok Pesantren Ibnu Katsir,” ungkap Imad. Hingga selepas isya, tercatat 15 mahasiswi dan 12 mahasiswa yang mengikuti seleksi, jumlah ini masih bisa bertambah sesuai kondisi. Dari data di Bagian Kemahasiswaan Universitas Jember, saat ini sudah tercatat 125 mahasiswa penghafal Al Qur’an. “Harapannya dengan seleksi ini maka kita memiliki tambahan data tambahan mengenai hafidz di Universitas Jember, sehingga pembinaannya pun bakal lebih terarah. Semoga makin banyak mahasiswa kita yang memiliki kemampuan sebagai penghafal Al Qur’an,” pungkas Dul Khalim serius. (iim/mun).

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content