[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 27 September 2018
Universitas Jember melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) menggandeng pemerintah Australia, kalangan industri, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) guna membina 320 desa yang ada di kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Probolinggo. Bentuk pembinaan ini dengan menyelenggarakan Sekolah Desa, dan selanjutnya menjadikan 320 desa tersebut sebagai desa binaan Universitas Jember. Pembukaan Sekolah Desa 4.0, dan Desa Binaan Universitas Jember dilakukan oleh M. Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang didampingi oleh Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember, di Gedung Soetardjo (27/9). Menristekdikti, dan Rektor Universitas Jember juga menyaksikan penandatanganan naskah kesepahaman antara LP2M yang dilakukan oleh Prof. Achmad Subagio dengan perwakilan kepala desa dari empat kabupaten.
Menurut Moh. Hasan dalam sambutannya, pembukaan Sekolah Desa 4.0, dan kesediaan membina 320 desa di empat kabupaten adalah bagian dari komitmen Kampus Tegalboto untuk membantu membangun desa. “Universitas Jember memiliki sumber daya manusia berupa dosen dan mahasiswa, kemampuan inovasi melalui penelitian, serta kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang siap diaplikasikan kepada masyarakat, khususnya masyarakat desa. Kedua, Universitas Jember memiliki jaringan kerjasama yang luas dengan berbagai pihak baik dari dalam dan luar negeri yang bersedia membantu desa-desa di Besuki Raya, oleh karena itu Universitas Jember berinisiatif menjalin kolaborasi dengan pemerintah Australia, industri, dan LSM dengan 320 desa di empat kabupaten yang kemudian bersama-sama membangun desa,” jelas Moh. Hasan.
Pihak-pihak yang digandeng dalam Sekolah Desa 4.0, dan Desa Binaan Universitas Jember antara lain Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (Kompak), yang merupakan lembaga bentukan pemerintah Australia yang mengusahakan pembangunan berkelanjutan melalui kedutaan besarnya di Indonesia. Dari kalangan industri, hadir PT. Astra Internasional yang membawa program CSR-nya yakni Kampung Berseri Astra Menuju Desa Sejahtera. Sementara dari kalangan LSM tampil antara lain Institut Lingkaran Pendidikan Alternatif (Kapal) Perempuan yang fokus pada pemberdayaan perempuan, dan Migrant Care yang identik dengan pembelaan terhadap buruh migran. Kesemua pihak tadi sepakat berkolaborasi dengan LP2M Universitas Jember dalam menjalankan program Sekolah Desa dan Desa Binaan.
Inisiatif Universitas Jember melalui LP2M membuka Sekolah Desa 4.0, dan Desa Binaan mendapatkan apresiasi dari Menristekdikti. Menurut M. Nasir, sudah seharusnya perguruan tinggi menghilirkan hasil-hasil inovasi kepada masyarakat luas, termasuk dalam membangun desa. “Saya mendukung langkah Universitas Jember membuka Sekolah Desa 4.0, dan Desa Binaan pasalnya pemerintah telah menyalurkan dana desa yang cukup besar, yang penggunaannya harus kita kawal bersama. Harapannya, dengan Sekolah Desa 4.0, dan Desa Binaan Universitas Jember, bakal mampu memperkuat good governance atau tata kelola yang baik di desa yang berlandaskan pada transparansi, kejujuran, bertanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan,” urai M. Nasir.
Sementara itu dalam pemaparannya, Citra Aulia, manajer inovasi Kompak, menuturkan, kerjasama yang dijalin pihaknya dengan LP2M Universitas Jember dalam membina desa sudah dimulai semenjak tahun 2016 lalu melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN). “Kami memilih berkerjasama dengan perguruan tinggi seperti Universitas Jember karena melihat potensi mahasiswa yang melakukan KKN setiap tahun di desa, sehingga nantinya program-program yang kami laksanakan dapat terus berjalan berkesinambungan,” tuturnya. Pada awal kerjasama antara Kompak dengan LP2M Universitas Jember di tahun 2016, hanya ada 10 desa yang dibina, kemudian meningkat menjadi 71 desa di tahun 2017. “Tahun 2018 ini jumlah desa yang kami bina dengan LP2M Universitas Jember melalui program KKN tematik sudah meningkat menjadi 150 desa, dan semoga makin banyak lagi desa binaan dengan adanya Program Sekolah Desa 4.0, dan Desa Binaan Universitas Jember,” imbuh Citra Aulia.
Sementara itu ditemui di sela-sela acara, Hermanto Rahman, koordinator Pusat Pemberdayaan Masyarakat LP2M Universitas Jember menambahkan informasi, para peserta Sekolah Desa 4.0 nantinya adalah para kepala desa, perangkat desa, pemuda, dan kader desa. “Kami harapkan lulusan Sekolah Desa 4.0 akan memiliki kompetensi manajemen tata kelola desa, manajemen wirausaha desa, pemetaan potensi desa, perencanaan desa, tata pemerintahan desa, serta penguasaan teknologi Informasi dan Komunikasi yang tepat guna,” kata Hermanto Rahman. Dirinya juga menjelaskan, Desa Binaan Universitas Jember direncanakan juga mencakup desa di Lumajang dan Banyuwangi dengan menggandeng berbagai pihak, baik dari industri maupun kalangan LSM.
Sebanyak 320 desa yang menjadi Desa Binaan Universitas Jember terdiri dari 70 desa di Kabupaten Jember, 160 desa di Kabupaten Bondowoso, 40 desa di Kabupaten Situbondo, dan 50 desa di Kabupaten Probolinggo. Dalam kegiatan yang dikemas dalam workshop Kemitraan Bersama Untuk Pembangunan Daerah dan Desa Secara Berkelanjutan, para peserta yang terdiri dari kepala desa dan perangkat desa, beserta unsur pemerintah kabupaten juga mendapatkan materi dari Abdullah Kholifah dari PT. Astra Internasional, dan Misiyah, dari Institut Kapal Perempuan. (iim)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]