[:id]Bella Yang Selalu Teringat Pesan Profesor Ogita,“Just Bravely Try It”[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 11 Maret 2019

Hari Selasa tanggal 5 Maret 2019 menjadi hari yang tidak pernah akan dilupakan oleh Bella Rhe Lavifa Sanjaya, mahasiswi Program Studi Magister Bioteknologi Universitas Jember. Hari itu dirinya berhasil lulus ujian tesis sehingga akan segera diwisuda dan menyandang gelar Magister Bioteknologi (M.Biotek). Kedua, selama ujian tesis Bella didampingi langsung oleh Prof. Shinjiro Ogita, dosen pembimbingnya yang menyempatkan diri datang dari Jepang. Inilah untuk kali pertama di Kampus Tegalboto, ujian tesis menghadirkan dosen pembimbing mahasiswa asal luar negeri.

Ditemui di Kampus Tegalboto (11/3), Bella begitu panggilan akrabnya menceritakan pengalaman selama dibimbing pakar Bioteknologi asal Prefectural University of Hiroshima (PUH) itu. “Alhamdulillah saya bisa merasakan kuliah di Hiroshima selama enam bulan dengan bimbingan langsung Prof. Ogita. Dengan sabar beliau membimbing saya terutama saat melakukan penelitian di laboratorium. Hingga kini masih teringat jelas pesan beliau kepada saya ketika tengah menghadapi kesulitan,…just bravely try it, coba saja lah dengan berani,” tutur Bella memulai ceritanya kala menjalani kuliah di PUH pada Maret hingga September 2018 lalu.

Merasakan penelitian di Jepang adalah pengalaman luar biasa bagi Bella, pasalnya dirinya adalah lulusan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember yang tidak terlalu banyak melakukan kegiatan di laboratorium. Berbeda benar dengan saat menempuh jenjang S-2 di Program Studi Bioteknologi Universitas Jember yang menuntutnya banyak bergelut di laboratorium, apalagi saat di Jepang. “Sembilan puluh persen kegiatan saya di kampus PUH adalah meneliti, sesuai dengan nama programnya, joint research and supervisor program. Saya bersyukur mendapatkan dukungan penuh dari Prof. Ogita dan kolega di PUH, bahkan Prof. Ogita bersedia menjadi pembimbing tesis saya,” kata Bella yang asli Grenden, Puger, Jember ini. Tesis Bella berjudul Characterization of Drought Responses and Allelopathic Properties in Cassava (Manihot esculenta).

Mengikuti program yang fokus pada penelitian di laboratorium menjadi pengalaman berharga bagi Bella. Apalagi dilakukan di Jepang, negera yang terkenal dengan semangat disiplinnya. Berangkat jam enam pagi dan pulang tengah malam menjadi santapan sehari-hari. “Bahkan tiga kali saya harus menginap di laboratorium PUH, tapi saya menikmati proses ini sebab kawan-kawan dan terutama Prof. Ogita selalu memberikan dukungan,” ungkap Bella yang ditemani dua koleganya dari Program Magister Bioteknologi saat melakukan penelitian di kampus PUH di wilayah Shobara, Hiroshima.

Bella sengaja memilih meneliti singkong karena menurutnya Indonesia adalah negara yang memiliki potensi besar untuk menghasilkan singkong. Namun dari tahun ke tahun produksinya cenderung turun karena beberapa faktor, diantaranya karena faktor iklim. “Jadi tesis saya fokus pada mencari singkong varietas apa yang paling tahan terhadap kekeringan dari sekian banyak varietas singkong yang ada. Dari penelitian tadi, ternyata singkong varietas Adira-1 dan Malang-4 yang paling tahan kering. Kedua, saya meneliti interaksi tanaman singkong dengan tanaman lainnya atau sifat allelopathic. Ternyata saat ditanam, singkong mengeluarkan  senyawa kimia yang mampu mencegah pertumbuhan gulma dan mikroorganisme tertentu, sehingga membantu pertumbuhan tanaman lain yang berada di dekatnya,” urai gadis berjilbab yang mendapatkan beasiswa karena berprestasi, baik saat di jenjang S-1 maupun S-2.

Gara-gara meneliti sifat allelopathic singkong ini, Bella berkesempatan diajak oleh Prof. Ogita untuk menghadiri  The 4th International Conference of Asian Allelopathy Society, yang dilaksanakan pada 8-10 September 2018 di Tokyo University of Agriculture and Technology, Fuchu, Tokyo, Jepang. Dalam konferensi ini Bella mempresentasikan karya ilmiahnya berjudul  “Investigation of Allelochemicals Activity of Cassava Leaf and Callus for Genetic Transformation” yang dirupakan dalam bentuk poster. Ternyata karya ilmiah putri pasangan Muhammad Samuri dan Imroatin ini meraih penghargaan silver medal.

Berkesempatan melaksanakan penelitian di Jepang menjadi modal besar bagi Bella  untuk menekuni karir peneliti di dunia bioteknologi. Keinginannya untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat doktoral pun makin kuat. “Rencananya saya ingin kembali ke kampus PUH, apalagi sudah mendapatkan rekomendasi dari Prof. Ogita. Saat ini saya masih menunggu wisuda sembari melengkapi berkas-berkas untuk mendapatkan beasiswa,” imbuhnya.

Keberhasilan Bella tidak lepas dari kebijakan Program Pascasarjana Universitas Jember menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di Jepang, Korea Selatan, dan rencananya dengan perguruan tinggi di Taiwan. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Rudi Wibowo, Direktur Program Pascasarjana Universitas Jember. Menurutnya kerjasama yang telah dilakukan  meliputi pengiriman mahasiswa, dosen, riset bersama, publikasi ilmiah bersama, kolaborasi seminar hingga kuliah umum yang mendatangkan para pakar secara rutin.

“Model kerjasama dimana pakar dari luar negeri menjadi pembimbing tesis ini sangat menguntungkan bagi mahasiswa, khususnya yang ingin meneruskan studi ke jenjang S-3 ke luar negeri. Pasalnya mahasiswa sudah merintis jejaring, beradaptasi dan lebih mudah mendapatkan rekomendasi untuk studi lanjut. Kami juga tengah merintis program gelar ganda dengan beberapa perguruan tinggi di Jepang, Korea Selatan dan yang tengah direncanakan dengan Taiwan. Nantinya mahasiswa bakal kuliah setahun di Jember dan sisanya di perguruan tinggi mitra. Selain mendapatkan gelar ganda, peluang mendapatkan beasiswa di luar negeri juga lebih terbuka lebar,” pungkas Prof. Rudi Wibowo. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content