Masker Kelor Bikin Cantik Dan Awet Muda

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 01 Juli 2019

Perkembangan dan persaingan industri kosmetik menyebabkan munculnya beragam produk masker untuk kecantikan di pasaran. Mulai dari harga, merk, dan variasi bahan bakunya. Sayangnya, penggunaan masker yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan kulit menjadi bermasalah seperti iritasi, jerawat dan gatal-gatal pada wajah.

Meida Cahyaning Putri mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember bersama tiga orang rekannya, Yoga Lintang Permana, Wiwik Rahayu W. dan Putri Sekaring berhasil menciptakan masker kecantikan berbahan kelor dan rempah. Masker yang di beri nama MEREM (Masker Kelor Rempah) ini merupakan satu-satunya masker alami yang menggunakan bahan-bahan lokal sebagai bahan baku. Setelah melakukan penelitian lebih dari 3 bulan, Meida dan kawan-kawan berhasil mengkombinasikan daun kelor yang kaya antioksidan, kunyit, dan beras untuk meremajakan kulit tanpa bahan kimia.

“Berdasarkan kajian yang kami lakukan perawatan secara tradisional merupakan cara yang efektif dalam perawatan kulit wajah agar tetap halus dan sehat. Tentunya dengan menggunakan kosmetik tradisional yang dibuat dari bahan alami tanpa penambahan bahan kimia berbahaya,” ujar Meida.

Menurut Meida masker dengan formulasi penambahan bahan kelor dan kunyit masih belum ada. Padahal menurutnya, kedua bahan ini mengandung Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E dan protein, serta antioksidan yang mampu mengurangi keriput pada wajah dan peremajaan kulit.

“Kelor ini termasuk tanaman yang ajaib. Karena mengandung vitamin A 10 kali lebih banyak dari wortel, kalsium 17 kali susu, protein 9 kali yoghurt, Fe 25 kali bayam dan Vitamin C. Sedangkan Kunyit mengandung Antoksidan, Antiaging dan Kurkuminoid sebagai antibakteri yang sangat bagus buat kulit terutama wajah,” imbuh Meida.

Meida pun patut berbangga, karena idenya membuat masker kelor mendapatkan apresiasi dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Pasalnya, Meida dan kawan-kawan berhasil mendapatkan pendanaan melalui Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) Kemenristekdikti.

“Alhamdulillah kami mendapatkan bantuan dana 11.341.600,- rupiah. Dana itu kami gunakan untuk membeli peralatan dan perlengkapan yang kami butuhkan dalam proses produksi dan pemasaran. Produk kami kemas dengan bagus agar menarik pembeli,” lanjut Meida.

Meida menjelaskan, selama ini proses produksi masih dilakukan di rumah produksi salah satu tim. Namun untuk proses pengujian masker dilakukan di Laboratorium FTP. Selama bulan Maret hingga bulan Juli 2019 dirinya sudah mampu menjual sebanyak 2.958 bungkus dengan harga perbungkusnya 4.000 rupiah untuk kemasan 15 gram.

“Selama ini kami lebih banyak memanfaatkan media pemasaran melalui online dan offline. Media online meliputi instagram, facebook, whatsapp, dan e-mail. Alhamdulillah produk Merem diterima dan mendapatkan respon yang baik dari para konsumen,” pungkasnya

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content