Punya Keterikatan Sejarah, Wakil Duta Besar Australia Kunjungi Kampus Tegalboto

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 20 Juli 2019

Mungkin tidak banyak yang tahu jika pemerintah Australia punya keterikatan sejarah yang erat dengan Universitas Jember. Keterikatan sejarah bahkan emosional ini yang membuat Allaster Cox, Wakil Duta Besar Australia di Indonesia menyempatkan diri mengunjungi Kampus Tegalboto, hari Jumat malam (19/7). Keterikatan sejarah dan emosional ini terjalin melalui pengiriman dosen Universitas Jember untuk studi lanjut di berbagai perguruan tinggi di benua kangguru itu. Tercatat ada 66 dosen yang telah mengenyam pendidikan master dan doktor di Australia melalui berbagai skema kerjasama dengan pemerintah Australia, termasuk diantaranya Rektor, Wakil Rektor I dan Wakil Rektor II Universitas Jember.

Selain bertemu jajaran pimpinan Universitas Jember, Wakil Duta Besar Australia juga berdiskusi terkait pelaksanaan program-program di Kampus Tegalboto yang bekerjasama dengan pemerintah Australia. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan program-program kerjasama antara pemerintah Australia dengan Universitas Jember, diantaranya penerjunan mahasiswa di program Kuliah Kerja Nyata tematik yang bekerja sama dengan Kompak, dan program pemberdayaan petani dengan CSIRO Australia,” jelas Allaster Cox. Selain mengunjungi Kampus Tegalboto, sebelumnya Wakil Duta Besar Australia melihat dari dekat program-program yang diinisiasi oleh pemerintah Australia di beberapa kota di Jawa Timur.

Khusus program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik, Allaster Cox memberikan pujian, pasalnya konsep KKN tematik sudah terbukti memberikan kontribusi bagi daerah setempat dimana KKN berlangsung. “Saya mendapatkan laporan KKN tematik khususnya di Bondowoso, yang bekerja sama dengan Kompak telah berhasil membantu pemerintah daerah setempat membangun basis data melalui Sistem Administrasi Informasi Desa. Bahkan program KKN tematik yang dilakukan oleh Universitas Jember dicontoh di Kabupaten Pangkep di Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Bangka Barat di Provinsi Bangka Belitung,” puji Allaster Cox. Untuk diketahui Kompak adalah program Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan yang digagas oleh pemerintah Australia.

“Tujuan kedua adalah bertukar pengalaman bagaimana pemerintah Australia mempertemukan para akademisi dengan sektor swasta, sehingga hasil-hasil inovasi di kampus bisa dimanfaatkan oleh pihak swasta. Sebab tidak mudah mempertemukan dua dunia ini, bahkan di Australia perlu waktu hingga dua puluh tahun lebih sampai akhirnya menemukan formula yang tepat untuk merumuskan kerjasama yang baik antara kampus dan sektor swasta,” imbuh Allaster Cox. Diskusi juga diikuti oleh beberapa perwakilan perusahaan swasta dan BUMN yang telah menjalin kerjasama dengan Universitas Jember, diantaranya PT. BASF, PT. East West Seed, PTPN XI dan PTPN XII.

Sementara itu dalam sambutannya, Rektor Universitas Jember berharap agar jalinan kerjasama yang terjalin antara Universitas Jember dengan pemerintah Australia makin berkembang, khususnya dengan perguruan tinggi dan berbagai lembaga penelitian yang ada. “Kami berharap kerjasama di berbagai bidang yang ada dengan pemerintah Australia makin erat, sehingga visi dan misi Kampus Tegalboto yang ingin memajukan pertanian industrial dapat terwujud,” ujar Moh. Hasan yang menempuh masternya di University of Western Australia ini. Sebelumnya dalam sesi pemaparan, Prof. Achmad Subagio, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Jember menjelaskan road map pengembangan penelitian di Kampus Tegalboto. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content