Peserta Sekolah Desa Burno Pelajari Budidaya Kelengkeng

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Lumajang, 10 Desember 2019

Kelompok Riset (KeRis) Disaster and Emergency Nursing Studies (Densus) Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang terus berusaha mewujudkan Desa Burno, Kecamatan Senduro, Lumajang sebagai desa eduwisata berbasis Agronursing. Yang terbaru, KeRis Densus mengajak 35 petani warga Desa Burno yang tergabung dalam Sekolah Desa Anoman Burno untuk belajar budi daya tanaman kelengkeng di kebun milik Edy Hermawan yang ada Dusun Krajan II, Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Jember (10/12).

Di kebun seluas setengah hektar dengan pohon kelengkeng sejumlah 250 pohon ini para petani Desa Burno belajar mulai penyiapan bibit, penanaman, perawatan hingga panen kelengkeng serta peluang pemasaran buah kelengkeng. Menurut Anggia Astuti, koordinator  Sekolah Desa Anoman Burno, kelengkeng dipilih mengingat buah kelengkeng merupakan  buah asli tropis yang relatif mudah tumbuh, disukai oleh masyarakat, harga bersaing, memiliki nilai ekonomi yang tinggi, memiliki varietas unggul yang bisa tumbuh setiap tahun, dapat dipanen di usia dua tahun  dan buahnya melimpah.

’’Studi lapangan ini bertujuan agar warga Desa Burno bisa belajar langsung  bagaimana cara penanaman kelengkeng yang baik dan berkualitas. Diharapkan akan tumbuh  niatan untuk menanam dan membudidayakan kelengkeng di Desa Burno. Sebab tanah di Burno cocok buat mengembangkan kelengkeng karena letaknya bawah kaki gunung Semeru. Selain itu petani Desa Burno sudah ilmu dan pengalaman pertanian yang cukup, tinggal kini bagaimana memulai usaha kelengkeng guna meningkatkan pendapatannya,” jelas Anggia Astuti.

Salah satu peserta studi banding, Tohar, menyambut baik kegiatan studi banding ini. “Banyak pengetahuan dan praktik baru yang kami dapatkan, misalnya saja mengetahui macam-macam jenis kelengkeng, hama yang dapat menyerang buah kelengkeng, cara penanaman buah kelengkeng, perbedaan buah kelengkeng yang memiliki perlakuan khusus  dan tidak dan lainnya. Kami sepakat, sepulang dari sini kami akan mencoba melakukan penanaman awal. Kami yakin  ke depannya buah kelengkeng akan menjadi salah satu andalan Desa Burno, sehingga meningkatkan pendapatan kami baik melalui penjualan buah maupun wisatawan yang berkunjung ke Desa Burno,” ungkap Tohar yang juga ketua kelas Sekolah Desa Anoman Burno.

Untuk diketahui, kebun kelengkeng yang diusahakan oleh Edy Hermawan ini mendapatkan pembinaan dari Hidayat Teguh Wiyono, dosen Program Studi Biologi FMIPA Universitas Jember. Salah satu keunggulan kebun ini  adalah membudidayakan kelengkeng varietas Jember Super, yang kualitas buahnya tidak kalah dengan kelengkeng impor. Bahkan kelengkeng varietas Jember Super lebih disukai oleh konsumen karena daging buahnya yang tebal, kenyal dengan kemanisan yang pas. (Tim UNEJ Lumajang)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content