Deg Deg-an Di Minggu Kedua Mengikuti KKN Internasional

          Bagaimana kabar mahasiswa Universitas Jember yang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Malaysia ? Ternyata  makin seru, sebab makin banyak kegiatan dan pengalaman baru. Makin seru pula dengan ilmu baru yang didapat. Tak hanya mendapatkan ilmu baru, Citra berkesempatan bertemu dengan kolega dari banyak negera lain, termasuk dari Kenya, Afrika. Berikut pengalaman Citra Tunjung Sari Samsudin salah satu mahasiswa Universitas Jember yang turut dalam program KKN Internasional seperti yang dikirimkan kepada Humas Universitas Jember.

          Minggu kedua menjalankan KKN Internasional di Malaysia terasa membuat jantung saya lebih berdebar-debar daripada biasanya. Banyak sekali hal yang mengejutkan dan terjadi secara spontanitas. Di minggu kedua ini, aktivitas pertama yang membuat saya deg-degan adalah mempersiapkan workshop untuk para siswa di Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Jalan Reko, Bangi, Selangor. Persiapan untuk workshop itu pun dibantu oleh anggota AIESEC Malaysia dengan diselenggarakannya National Training the Trainers (National TtT) selama dua hari dengan berada di dua tempat yang berbeda, yakni hari pertama diselenggarakan di Universiti Malaya pada 20 Januari 2020 dan hari kedua diselenggarakan di Taylor’s University pada 21 Januari 2020. Saya bersama dengan teman-teman yang menjalankan proyek sampah makanan di Malaysia diberi banyak pengetahuan dan skill, seperti cara penyampaian materi kepada para siswa, mengenal lebih dekat pada beberapa NGOs yang ada di Malaysia terkait proyek sampah makanan, yaitu The Lost Food Project dan Save My Food, pelatihan melakukan komposting sederhana dan membuat food enzymes, ada juga pengetahuan lebih tentang komposting dan pengenalan mesin sederhana komposting dari Mentari Alam EKO (M) Sdn Bhd (MAEKO) yang telah banyak digunakan di Malaysia, cara mendokumentasikan momen saat melakukan proyek di Malaysia, dan ilmu-ilmu lainnya.

            Hal yang paling mencuri perhatian saya di National TtT hari pertama adalah membuat food enzymes. Kami diberi simulasi membuat food enzymes, yakni bahannya adalah sisa makanan seperti buah yang masam, seperti kulit jeruk, kemudian ada brown sugar, air, dan botol. Cara melakukannya sangat mudah yakni dengan memotong kulit jeruk menjadi bagian kecil-kecil, kemudian diamsukkan dalam botol dan diisi oleh brown sugar serta air hingga hampir penuh. Setelah itu, botol dikocok dan ditunggu hingga 4-6 minggu untuk bisa digunakan sebagai pembersih lantai, pembersih toilet, dan lain sebagainya karena adanya kandungan asam di dalamnya. Ilmu tersebut sangat mudah diaplikasikan bagi setiap orang. Saya berencana untuk memberi simulasi yang sama pada para siswa di saat kemah yang akan dilakukan di minggu ketiga.

Hal yang paling menarik perhatian saya di National TtThari kedua itu adalah pengenalan mesin komposting sederhana dari MAEKO. Mesin komposting tersebut bisa mengubah sampah makanan menjadi kompos hanya dalam 24 jam. Kita hanya perlu meletakkan sampah makanan yang kita hasilkan pada mesin tersebut dan mengaktifkan tombol mesin selama 24 jam. Mesin tersebut sangat mudah dan praktis bagi masyarakat yang sibuk bekerja seperti di era modern ini. Namun, hal yang menjadi kelemahan dari mesin komposting tersebut tentu penggunaan listrik yang cukup lama, yakni 24 jam. Saya sempat menyampaikan hal tersebut pada pihak MAEKO dan mereka mengetahui kelemahan mesin tersebut. Tetapi, mereka akan terus berusaha untuk berinovasi pada mesin kompoting mereka agar semakin ramah lingkungan. Bagaimanapun juga, mesin komposting MAEKO telah banyak dipesan oleh warga Malaysia. Mesin komposting MAEKO tersebut telah banyak digunakan di sekolah-sekolah, perusahaan-perusahaan, dan kompleks perumahan. Saya berharap Indonesia bisa berinovasi lebih untuk mengatasi masalah sampah makanan, terutama di Indonesia sendiri.

Saya sangat senang mengikuti National Training The Tainers tersebut, karena selain mendapat pengetahuan baru, aku juga bisa mendapat teman baru yang lebih banyak lagi dari berbagai negara. Saya berkenalan dengan mahasiswa asal Jerman, Kenya, Taiwan, dan masih banyak lagi. Bertemu dengan mereka membuat saya semakin mengagumi Allah SWT yang telah menciptakan berbagai macam suku, ras, warna kulit, dan lain sebagainya pada ciptaan-Nya. Jujur saja, saya sangat penasaran untuk berkenalan dengan orang Afrika, terutama mahasiswa dari Kenya itu. Akhirnya, kesempatan datang pada saya, kebetulan saya satu kelompok dengan salah satu mahasiswa dari Kenya itu, namanya Dan. Kami ngobrol-ngobrol sedikit tentang hal apa saja dan seru sekali bisa ngobrol dengan Dan. Dia orang yang baik, ramah, dan lucu. Dalam kelompok yang telah dibentuk itu, kami memiliki tugas untuk berdiskusi melakukan workshop planning. Kami berdiskusi merencakan workshop yang akan kami selenggarakan, seperti dengan cara apa penyampaian materi tersebut, berapa lawa waktu yang dibutuhkan, apa saja peralatan yang dipersiapkan, dan lain sebagainya. Kami diberi waktu sekitar 30 menit untuk berdiskusi dan kemudian mempresentasikan hasil diskusi dengan diberi komentar oleh para pimpinan projek sampah makanan dari AIESEC Malaysia. Hal yang bermanfaat karena kami bisa mengetahui kelemahan kami dan bisa memperbaikinya di waktu kemudian.

            Setelah mengikuti National Training The Trainers selama dua hari, saya bersama teman-teman projek di UKM mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk workshop yang akan diselenggarakan hari Rabu, 22 Januari 2020 di SMK Jalan Reko. Kami juga berlatih presentasi agar pesan-pesan yang ingin kami sampaikan bisa dipahami dan bisa membentuk perubahan pada para siswa. Kabar mengejutkan pun kemudian datang, jadwal workshop yang awalnya akan diselengarakan pada pukul 02.00 siang diubah menjadi pukul 09.00 pagi. Kami semua terkejut karena persiapan belum selesai. Namun, dengan komitmen kami untuk menyampaikan ‘pesan’ pada para siswa membuat kami terjaga hingga pukul 02.00 dini hari dalam menyiapkan kebutuhan untuk workshop.

 

            Rabu, 22 Januari 2020 pukul 07.30 pun tiba, kami pun berangkat dari UKM ke SMK Jalan Reko dengan keadaan belum sarapan. Tapi, kami berusaha untuk tetap semangat meski perut juga terasa sakit karena belum BAB. Hal yang mengejutkan pun tiba lagi. Kami yang awalnya diberitahu bahwa siswa yang akan menghadiri workshop tersebut berjumlah sekitar 70 siswa, ternyata para siswa yang datang tidak mencapai 70 orang, kira-kira sejumlah 30-40 siswa. Kelas yang digunakan pun bukan kelas belajar seperti biasa, tapi ditempatkan di kelas laboratorium komputer. Kami kemudian langsung menata kelas laboratorium tersebut, agar siswa yang datang bisaduduk di kursi semua. Tetapi, setelah para siswa datang, mereka justru duduk di lantai, bukan di kursi yang telah disediakan. Lucu sekali.

            Sebelum workshop dimulai, kami menyebarkan survei untuk diisi para siswa yang hadir mengenai pengetahuan awal mereka tentang sampah makanan. Kemudian setelah mengisi survei tersebut, kami mulai workshop dengan presentasi pertama dilakukan oleh Jim Chang dari Taiwan yang menjelaskan mengenai pengenalan (introduction) tentang sampah makanan yang ada di Malaysia dan dunia. Kemudian, dilanjutkan oleh presentasi dari Skander dari Tunisi yang menjelaskan tentang penyebab adanya sampah makanan. Setelah Skander selesai, kini giliran saya untuk presentasi. Saya mempresentasikan mengenai dampak-dampak yang akan terjadi dari adanya sampah makanan. Kemudian, dilanjutkan oleh Zaneta yang mempresentasikan mengenai cara-cara mengatasi sampah makanan. Kami berempat tidak hanya melakukan presentasi untuk menjelaskan saja, tetapi kami juga mengadakan waktu untuk para siswa berdiskusi dari pertanyaan-pertanyaan yang kami berikan agar mereka bisa berpikir secara mandiri tentang sampah makanan itu. Setelah diskusi, kami juga melanjutkan dengan mengadakan mini game (permainan kecil) untuk para siswa agar workshop menjadi lebih menyenangkan.

            Workshop pertama kami di SMK Jalan Reko pun telah selesai. Kami kemudian mencari tempat makan di sekitar sekolah untuk sarapan. Kami mampir di sebuah restoran makanan di pinggir jalan yang saya tidak tahu pasti apakah restoran tersebut restoran masakan India atau hanya banyak pembeli India yang makan di restoran tersebut. Tetapi, sebelum kami memesan makanan, kami melakukan evaluasi sebentar tentang workshop yang telah dijalankan di SMK Jalan Reko. Setelah selesai, baru kami mengambil makanan. Aku makan nasi lemak dengan lauk daging dan mencoba makan meatball ala India yang berwarna oranye. Senang bisa mencoba makanan baru. Setelah selesai makan, kami kembali ke kolej dan istirahat.

            Keesokan harinya, pada Kamis, 23 Januari 2020, kami melakukan city tour yang kedua, yaitu ke KLCC, terutama mengunjungi Menara Petronas, dan juga ke Pasar Seni (Central Market). Kami berangkat kesana dengan menggunakan bis MRT ke Stasiun MRT Stadium Kajang. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan dengan naik kereta MRT sampai ke stasiun Pasar Seni. Kami turun di stasiun Pasar Seni dan kemudian berjalan sedikit dan akhirnya sampai di Pasar Seni. Kami mengitari Pasar Seni dan melihat-lihat barang-barang yang dijual disana. Saya tidak membeli apa-apa di Pasar Seni karena tidak ingin membeli. Kemudian kami berjalan-jalan di Petalling Street. Aku dan Zaneta membeli Tau Fu Fah di Petalling Street. Tau Fu Fah adalah tau fu yang dicampur dengan kuah brown sugar. Awalnya rasanya enak manis karena adanya kuah brown sugar tersebut. Tetapi, setelah kuah brown sugarku habis, saya hanya memakan tau fu saja, rasanya aneh karena seperti makan tahu mentah dan berasa ingin muntah. Tapi saya tahan karena tidak boleh membuang-buang makanan. Saya juga banyak menemui restoran makanan China yang menjual daging babi di pinggir jalan itu. Jujur saja, memang aroma masakan daging babi begitu enak. Saya hanya menikmati aromanya saja tapi tidak makan hehehe. Setelah selesai mengitari Petalling Street. Kami kembali ke Stasiun pasar Seni dan kemudian naik LRT untuk pergi ke KLCC dengan turun di Stasiun KLCC untuk berangkat mengunjungi Menara Petronas.

 

            Sesampainya di stasiun KLCC, kami berjalan melewati Suria KLCC, sebuah mall yang terkoneksi langsung dengan stasiun KLCC. Kami berjalan melewati Suria KLCC dan keluar mall, yang akhirnya bertemu dengan Menara Petronas. Kami melihat menara Petronas dari sisi halaman belakang Suria KLCC dan juga halaman depan Suria KLCC. Kami berfoto ria di depan Menara Petronas meskipun cuaca saat itu sangat panas. Setelah itu, kami makan roti di Suria KLCC dan duduk menunggu teman-teman yang lain yang sedang mengitari mall. Kami pulang ke kolej sekitar pukul 04.00 sore.

            Setelah city tour kedua, keesokan harinya pada Jumat 24 Januari 2020, teman-teman dari UKM izin pamit untuk liburan Chinese New Year sampai hari minggu. Kami juga libur selama tiga hari tersebut. Saya dan Zaneta merencakan pergi untuk mengunjungi Genting Highlands pada hari Sabtu, 25 Januari 2020. Pada pagi harinya, kami berangkat ke stasiun KLCC dan mencari-cari dimana tempat membeli tiket bis ke Genting Highlands. Kami sempat tersesat untuk menemukan tempat pembelian tiket bis itu, meskipun telah bertanya pada petugas keamanan setempat. Akhirnya, kami menemukan stasiun bis ke Genting Highlands dan kami antri untuk membeli tiket bis. Hal yang mengecewakan terjadi, tiket bis kembali dari Genting Highlands ke KLCC telah habis semua. Kami mencoba cari tahu jadwal lain dan dari stasiun lain, tetapi saya dan Zaneta tidak menemukan jadwal yang cocok untuk kami berdua. Kami bisa berangkat hari Minggu tapi jam keberangkatan dan jam kepulangan tidak tepat menurut kami. Kami juga butuh istirahat untuk menyipkan hari Senin yang sudah mulai bekerja melakukan projek kembali. Akhirnya kami memutuskan untuk membatalkan ke Genting Highlands waktu itu dan mungkin di lain waktu setelah projek selesai kami akan mengunjungi tempat tersebut.

            Pada hari Minggu, 26 Januari 2020, saya dan Zaneta tidak melakukan banyak hal. Saya mencuci pakaian saya dan kemudian sarapan di kafetaria kolej. Setelah itu kami kembali ke kamar dan bermain ponsel sambal baca-baca berita virus korona. Virus Korona telah memasuki Malaysia dan tercatat ada 3 kasus korban yang terjadi. Kami menjadi semakin khawatir dan merencanakan mulai minggu depan kami memakai masker. Saya kemudian ingat di saat saya bersama teman-teman saya dari Hubungan Internasional UNEJ sedang berada di Surabaya untuk mengikuti MUN (Model United Nations), di waktu itu ada kasus bom di gereja dan beberapa tempat di Surabaya oleh para teroris. Kami tetap melanjutkan kegiatan dan sesampainya di hotel kami berdoa terus agar selamat, karena kami semakin khawatir ketika orang tua kami mengkhawatirkan kami. Aku hanya berpikir mengapa setiap perjalanan saya, selalu ada saja sesuatu yang membuat khawatir. Bagaimanpun juga, hal terpenting adalah selalu berusaha melindungi diri dan berdoa pada Tuhan, semoga kami semua yang sedang menjalankan projek KKN Internasional di Malaysia selamat dan juga untuk semua orang tetaplah menjaga kesehatan. Terima kasih untuk Minggu Kedua yang deg-degan tapi menyenangkan ini.

Skip to content