Lumajang, 6 Agustus 2020
Universitas Jember memberikan perhatian khusus terhadap kemungkinan kecurangan yang terjadi pada saat Ujian SBMPTBR. Wakil Rektor I Universitas Jember Zulfikar mengatakan, peluang adanya “joki” dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi se-Besuki Raya (UTBK-SBMPTBR) 2020 sangat kecil sekali. Pasalnya, panitia telah menerapkan pengawasan yang maksimal untuk meminimalisir adanya kecurangan termasuk adanya joki.
“Kami menyadari perkembangang teknologi sudah sedemikian rupa sehingga celah untuk melakukan kecurangan pun makin beragam. Mulai dari menggunakan kamera kancing, kamera bolpoint atau mungkin peserta memakai kacamata yang berfungsi sebagai kamera,” ujar Zulfikar saat melakukan pengecekan kesiapan pelaksanaan UTBK-SBMPTBR 2020 di SMK Negeri I Lumajang, (6/8).
Oleh karena itu Zulfikar menjelaskan, seluruh petugas pengawas ujian yang bertugas ditiga lokasi, Jember, Lumajang dan Bondowoso telah dibekali dengan pengetahuan untuk meminimalisir terjadinya kecurangan.
“Kalo joki saya pikir tidak bisa masuk lah. Kami punya trik sendiri untuk mengetahui hal itu yang tentunya tidak bisa kami sampaikan. Sistem pendaftaran juga sudah kami buat sedemikian rupa mulai dari kecocokan wajah, pembatasan usia dan lainnya sehingga kemungkinan adanya joki sangat-sangat tipis sekali” jelas Zulfikar.
Zulfikar berharap para orang tua dan peserta tidak perlu cemas terhadap adanya kecurangan yang mungkin terjadi.
“Tidak perlu kawatir karena terjadinya kecurangan juga akan merugikan kami (Universitas Jember). Oleh karena itu kembali saya tegaskan tidak perlu kawatir terhadap adanya kecurangan termasuk kemungkinan terjadinya kebocoran soal,” tegas Zulfikar.
Sementara itu penanggungjawab lokasi ujian UTBK-SBMPTBR di Lumajang Nurul Hayati mengatakan, pelaksanaan UTBK pada hari pertama berjalan baik dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Hal didukung dengan persiapan yang dilakukan oleh panitia jauh hari sebelum pelaksanaan ujian.
“Persiapan sudah kami lakukan sejak satu minggu lalu, mulai dari penataan ruang dan meja, kemudian melakukan koordinasi dengan tim penanganan Covid-19 Kabupaten Lumajang terkait penerapan protokol kesehatan,” ujar nurul saat menemani kunjungan Zulfikar ke SMKN I Lumajang.
Menurut Nurul kendala yang ada justru pada kesiapan peserta. Pasalnya beberapa peserta tidak bisa hadir tepat waktu untuk mengikuti jadwal ujian sesuai ketentuan.
“Sesuai aturan bagi peserta yang terlambat kurang dari 30 menit tetap diperbolehkan mengikuti ujian. Namun kepadanya tidak diberikan perpanjangan waktu,” imbuh Nurul.
Nurul menejalaskan, pelaksanaan UTBK SBMPTBR di Lumajang dilaksanakan pada dua tempat yang berbeda di Universitas Jember kampus Lumajang dan di SMKN I Lumajang.
“Pada seleksi hari pertama ini harusnya di ikuti oleh 353 peserta. Namun ada beberapa peserta tidak hadir. Satu orang peserta telah melakukan konfirmasi dan peserta yang lain belam melakukan konfirmasi perihal alasan ketidakhadiran mereka,” pungkasnya.