Fakultas Kesehatan Masyarakat Mulai Rintis Penerapan K-3

Jember, 16 November 2020
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) mulai merintis penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan Universitas Jember. Langkah penerapan K3 ini diawali di lingkungan FKM sendiri, ditandai dengan workshop dua hari bertema “Penerapan K-3 Di Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember Sebagai Sarana Menuju Budaya K-3 Di Universitas Jember” yang digelar Sabtu dan Minggu (14-15/11). Dalam sambutannya, Dekan FKM, Farida Wahyuningtyas menyebutkan, kegiatan workshop diharapkan menghasilkan kajian dan panduan pelaksanaan K-3 di FKM yang kemudian akan dikembangkan di lingkup Universitas Jember.
Menurut Dekan FKM, penerapan K-3 di sebab instansi menjadi keharusan untuk menjamin keamanan dan kesehatan pekerjanya sesuai dengan Undang-Undang nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. “Banyak dari kita yang bekerja di Universitas Jember menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor, setiap hari dari Senin hingga Jumat paling tidak delapan jam per harinya, bahkan mungkin lebih. Oleh karena itu perlu jaminan lingkungan yang aman, sehat dan nyaman agar kinerjanya terus meningkat. Harapannya, seiring dengan penerapan K-3 di FKM dan kemudian di lingkup yang lebih besar maka muncul budaya kerja yang aman dan sehat di Universitas Jember,” jelas Farida Wahyuningtyas.


Sebelumnya, ketua panitia kegiatan, Kurnia Akbar melaporkan bahwa peserta workshop dua hari ini adalah dosen dan tenaga kependidikan serta para mahasiswa FKM khususnya yang mengambil kuliah peminatan K-3. Untuk diketahui, jika peserta dosen dan tenaga kependidikan mengikuti secara luring, maka khusus untuk mahasiswa mengikuti secara daring. Kegiatan dilaksanakan di aula FKM dengan tetap mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Kegiatan kali ini dimotori oleh kelompok riset Centre of Safety and Health Research atau biasa disingkat CoSHER. Kelompok riset CoSHER juga lah yang nanti menjadi motor kajian dan penerapan K-3 di FKM dan Universitas Jember,” ujar Kurnia Akbar.


Tampil sebagai pemateri adalah Mulyono dari Departemen K-3 FKM Universitas Airlangga Surabaya. Menurut Mulyono, penerapan dan pembudayaan K-3 di Indonesia masih menghadapi masalah dengan sikap kebanyakan dai kita yang umumnya menerapkan tindakan kuratif daripada preventif. “Baru jika ada kasus, maka K-3 diterapkan. Oleh karena itu penerapan K-3 harus konsisten dan tidak boleh berprinsip tiada akar maka rotan pun jadi, tidak bisa ! Aturan dan SOP dalam K-3 harus ditaati dan dijalankan ada atau tidak ada kasus. Untuk itu kontrol dan pengawasan harus selalu ada,” tegas Mulyono yang menyampaikan materi secara daring.


Mulyono lantas menambahkan cakupan penerapan K-3 dimulai dari seorang pekerja berangkat dari rumah, tiba dan bekerja di kantor hingga kembali lagi ke rumah. Maka penerapan K-3 perlu koordinasi dengan segenap pemangku kebijakan agar terlaksana dengan baik. “Membangun budaya K-3 perlu waktu, jadi perlu komitmen bersama dengan dibarengi kemauan dari tiap individu yang terlibat. Bagi pelaksana K-3, harus dilengkapi pendidikan dan sertifikasi sehingga memastikan mereka memilik kompetensi yang memadai. Jika unit K-3 didirikan di Universitas Jember, maka saya usul agar menjadi unit tersendiri yang berintikan para dosen K-3 di FKM mengingat mereka sudah memiliki dasar keilmuannya,” imbuh Mulyono yang memberikan materi mengenai pengantar dan pelaksanaan K-3 di perguruan tinggi beserta best practice pengalaman penerapan K-3 di Universitas Airlangga.
Sementara itu dihubungi secara terpisah, Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna menyambut positif inisiasi workshop penerapan K-3 yang dilakukan oleh FKM. Menurutnya dari tahun ke tahun Universitas Jember makin berkembang, ditandai dengan bertambahnya jumlah mahasiswa dan fasilitas pendukung yang ada. Misalnya saja tahun ini Universitas Jember menerima fasilitas laboratorium terpadu, auditorium dan kompleks Agrotechnopark. Keberadaan mahasiswa, dosen, tenaga pendidikan beserta fasilitas ini perlu dijamin keamanan dan kesehatannya sehingga kampus dapat menjadi wahana berkreasi dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki warganya. (iim)

Skip to content