Latifatul Ilmi Fitriah,  Raih IPK Tertinggi Karena Belajar, Berdoa dan Restu Orang Tua

Jember, 16 Desember 2020

Latifatul Ilmi Fitriah tak pernah menduga bakal meraih predikat wisudawan berprestasi karena meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi. Pasalnya, gadis berjilbab yang akrab dipanggil Latifa ini merasa tak ada yang spesial dari cara belajarnya. Hanya rutin mengulang  materi yang telah diberikan oleh dosen dan selalu berusaha memperkaya diri dengan bahan kuliah dari berbagai sumber. Namun ada yang tidak pernah ditinggalkan oleh Latifah kala menghadapi ujian, yakni berdoa dan meminta restu dari orang tua. Berkat kerja kerasnya ini, Latifa meraih IPK 3,98 alias hampir sempurna pada wisuda periode VII tahun akademik 2019/2020 Universitas Jember yang digelar pada hari Rabu di Auditorium Universitas Jember (16/12).

“Alhamdulillah, IPK saya dinyatakan sebagai yang tertinggi. Semua ini karena kuasa Allah semata,” ujar Latifa merendah saat dihubungi melalui aplikasi pesan. Gadis asli Banyuwangi ini adalah lulusan Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Sejak kecil, Latifa memang bercita-cita jadi guru, impian yang didukung penuh oleh kedua orang tuanya, pasangan Sukarji dan almarhumah Siti Ngaisah. Apalagi sang ibunda dulunya berprofesi sebagai guru di RA Khodijah 34 Sambimulyo, Bangorejo, Banyuwangi. Sementara pilihan menekuni bidang pendidikan ekonomi karena pelajaran ekonomi adalah pelajaran favoritnya semasa duduk di bangku MAN 2 Banyuwangi.

“Saya suka pelajaran ekonomi sebab dengan belajar ekonomi kita juga mau tidak mau belajar semua aspek kehidupan manusia. Dalam pelajaran ekonomi ada banyak bidang kajian, dari teori, rumus hingga mengaitkannya dengan praktek di kehidupan nyata,” jelas Latifa yang ingin mengabdikan diri sebagai guru di MAN 2 Banyuwangi ini. Latifa memang bertekad segera mengajar selepas wisuda, seturut pesan almarhumah ibunya. “Ibu berpesan agar segera mengabdikan ilmu yang sudah diperoleh dan jadi guru yang tulus dalam mengabdi. Prestasi sebagai wisudawan dengan IPK tertinggi ini saya dedikasikan buat Ibu,” imbuh Latifa yang ditinggal sang ibu saat kuliah di semester dua.

Tak hanya siap mengajar, Latifa sudah merancang metode pembelajaran yang efektif di kala pandemi Covid-19. “Yang pasti, jika nanti bertugas jadi guru Pendidikan Ekonomi maka saya ingin membuat metode pembelajaran yang berbasis studi kasus. Jadi siswa akan mengobservasi kondisi yang ada dan mengkaitkannya dengan teori. Menurut saya metode pembelajaran seperti ini akan membuat siswa lebih tertarik belajar karena tidak sekedar membayangkan materi dari buku pelajaran semata,” imbuh Latifa yang semua nilai mata kuliahnya mendapatkan nilai A kecuali satu mata kuliah dapat nilai B.

Selama kuliah di Kampus Tegalboto, anak bungsu dari tiga bersaudara ini ternyata juga penuh prestasi. Latifa pernah menjadi juara pertama debat ekonomi yang digelar di program studinya. Daya kreativitasnya disalurkan dengan meneliti buah naga yang banyak ditanam di desanya sebagai bahan lipstik, yang berhasil mengantarnya sebagai finalis dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa di Universitas Jember. Dan puncaknya Latifah terpilih sebagai juara pertama Mahasiswa Berprestasi FKIP tahun 2019 lalu. Uniknya Latifah juga pecinta seni, khususnya menulis puisi dan cerita pendek, bahkan puisinya pernah dibukukan oleh sebuah penerbit. “Daripada bengong di kost, jadi saya manfaatkan untuk nulis puisi dan cerpen,” katanya sambil tertawa.

Menurut data dari Bagian Akademik Universitas Jember, pada wisuda periode VII ini dari 900 alumnus yang diwisuda, ada 268 wisudawan yang lulus dengan predikat cum laude atau meraih IPK di atas 3,50 dan 496 wisudawan lulus tepat waktu. Uniknya lagi, dalam wisuda kali ini, wisudawan dengan prestasi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi untuk jenjang diploma juga diraih oleh wisudawan asal Banyuwangi. Dia adalah Kenzi Karimi Ghofur, A.Md., menjadi peraih IPK tertinggi di jenjang diploma dengan IPK 3,92. Kenzi adalah lulusan Program Studi Diploma 3 Perpajakan FISIP.

Sementara itu dalam pidato wisudanya, Rektor Universitas Jember mengajak seluruh wisudawan untuk tetap optimis menjalani masa depan, walau pandemi Covid-19 belum berakhir. “Kondisi resesi ini dialami oleh seluruh negara, oleh karena itu saya mendorong seluruh wisudawan untuk tetap semangat dan kreatif membaca peluang sebab selalu ada kesempatan di setiap krisis. Jangan takut bersaing sebab Anda lulusan Universitas Jember yang alumnusnya sudah terbukti berprestasi dan tersebar di berbagai bidang. Sat hal lagi, jaga selalu nama baik almamater,” pesan Iwan Taruna kepada segenap wisudawan yang mengikuti jalannya upacara dari kediaman masing-masing.

Upacara wisuda dilaksanakan secara daring dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Berikut data jumlah wisudawan periode VII tahun akademik 2019/2020 di setiap fakultas ;

No Fakultas S 3 S 2 S1 S 0 Jumlah
1. Hukum 3 6 98 107
2. Ilmu Sosial Ilmu Politik 1 4 40 24 69
3. Pertanian 2 14 16
4. Ekonomi dan Bisnis 1 15 118 82 216
5. Keguruan dan Ilmu Pendidikan 14 127 141
6. Ilmu Budaya 4 44 48
7. Teknologi Pertanian 2 45 47
8. Kedokteran Gigi 42 42
9. Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam 7 18 25
10. Kedokteran 30 30
11. Kesehatan Masyarakat 18 18
12. Teknik 5 42 7 54
13. Farmasi 19 19
14. Keperawatan 46 46
15. Ilmu Komputer 11 11
16. Pascasarjana 11 11
  J U M L A H 5 70 712 113 900

(iim)

Skip to content