Jember, 8 Februari 2021
Setiap tahunnya, pemerintah melalui BPH Migas mengatur subsidi minyak dan gas (migas) kepada masyarakat khususnya untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak seperti solar, premium dan minyak tanah. Namun terbatasnya mobilitas manusia gegara pandemi Covid-19 membuat subsidi migas yang diberikan oleh pemerintah melalui BPH Migas tidak terserap seluruhnya. Menurut Sekertaris BPH Migas, Bambang Untoro, berdasarkan data tahun 2020 lalu dari 15,31 juta kilo liter solar subsidi yang disediakan oleh pemerintah, terserap sekitar 14 juta kilo liter solar, atau subsidi yang terpakai hanya 91 persen saja. Data ini disampaikan oleh Bambang Utoro, saat memberikan kuliah umum bertema “Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi” dalam rangka acara BPH Migas Goes To Campus yang diadakan secara daring dan luring terbatas di auditorium Universitas Jember (8/2).
Pemerintah juga menyediakan 11 juta kilo liter premium subsidi, dan yang sudah terserap sebanyak 8,44 juta kilo liter atau 77 persen saja. “Sementara untuk minyak tanah, dari 560 ribu kilo liter minyak tanah subsidi yang sudah disiapkan, terserap oleh masyarakat sebanyak 470 ribu kilo liter atau terpakai sebanyak 85 persen saja. Berkurangnya pemakaian solar dan minyak tanah ini diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yang membuat pergerakan manusia dan barang menjadi terbatas. Tentunya dengan berkurangnya subsidi BBM ini menjadi penghematan bagi pemerintah,” urai Bambang Untoro yang didampingi oleh anggota Komite BPH Migas, Muhammad Ibnu Fajar, kala berkunjung ke Universitas Jember.
Bambang Untoro lantas menambahkan paparannya dengan data pemakaian subsidi solar dan premium untuk Jember pada tahun 2020 lalu. Jember sendiri menurutnya, menerima subsidi solar sebanyak 79.561 liter solar, namun hanya 77.119 liter yang digunakan, atau terpakai sebanyak 97 persen. “Sementara untuk premium di Jember tersalurkan sebanyak 40.184 liter dari 56.236 liter premium subsidi yang kami sediakan, atau terpakai 71 persen saja. Kesemua BBM subsidi tersebut telah disalurkan melalui enam belas SPBU milik PT. Pertamina dan dua SPBU milik PT. AKR Corporindo di Jember dan sekitarnya,” imbuh Bambang Untoro.
Dalam kegiatan BPH Migas Goes To Campus kali ini, Sekertaris BPH Migas menjelaskan tugas dan fungsi lembaganya kepada peserta yang didominasi oleh mahasiswa Universitas Jember dari berbagai fakultas. Termasuk diantaranya menjelaskan program BPH Migas mewujudkan BBM satu harga di Indonesia. “Pada tahun 2020 lalu, BPH Migas telah berhasil melaksanakan program BBM satu harga di 83 daerah yang mayoritas ada di daerah 3T atau daerah tertinggal, terdepan dan terluar di nusantara. Sementara untuk bidang gas bumi, BPH Migas telah membangun 15.725 kilometer jaringan pipa gas baik berupa pipa transmisi maupun pipa distribusi gas bagi pelanggan,” ujar Bambang Untoro.
Sementara itu dalam sambutannya, Rektor Universitas Jember memberikan apresiasi atas kegiatan BPH Migas Goes To Campus ini. Menurutnya mahasiswa bisa mendapatkan informasi dan pengalaman baru mengenai bagaimana bisnis hilir migas dijalankan. “Kegiatan hari ini adalah langkah awal bagi Universitas Jember menjalin kerjasama dengan BPH Migas dalam mendukung pelaksanaan program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang sudah kami jalankan secara bertahap. Harapannya kerjasama ini akan berkembang dan saling menguntungkan kedua belah pihak,” pungkas Iwan Taruna. (iim)