Sempat Bekerja di Kios Foto Copy, Ervian Kini Jadi Sarjana Ilmu Komputer Berkat KIP-K

Jember, 5 Maret 2022
Upacara wisuda selalu membawa kisah bahagia sekaligus haru. Sudah pasti bahagia karena berhasil menyelesaikan kuliah, tapi ada juga yang terharu karena sudah sukses melampaui perkuliahan melalui perjuangan berat. Seperti yang dirasakan oleh Ervian Akbarsyah Mahendra, lulusan dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember pada wisuda Universitas Jember periode III tahun akademik 2021/2022 yang digelar secara hibrid di auditorium Universitas Jember (5/3). Ervian patut bersyukur sebab jalannya meraih titel Sarjana Komputer dengan IPK 3,85 dilalui dengan penuh tantangan. Betapa tidak, awalnya Ervian tak punya niatan kuliah mengingat kondisi keluarganya yang tergolong kurang mampu, sang ayah Masrur hanya supir panggilan. Namun berkat beasiswa Bidik Misi yang kini berubah menjadi KIP-K, hidup Ervian berubah.

Ceritanya, menjelang lulus sekolah saat duduk di kelas dua belas di SMA Islam Lumajang, Ervian memutuskan bekerja di sebuah kios foto copy dan penjilidan Syakira di daerah Tompokersan, Lumajang, untuk membantu ekonomi keluarganya. Bekerja di jasa foto copy dan penjilidan membuat anak pertama pasangan Masrur dan Verawati ini mau tak mau berurusan dengan perangkat komputer serta jasa mendesain secara otodidak. Dari semula yang keharusan pekerjaan akhirnya menjadi keasyikan. Sedikit demi sedikit Ervian menemukan minatnya di dunia komputer. Apalagi beberapa pelanggan kiosnya yang mayoritas mahasiswa sering berdiskusi dengannya mengenai perkembangan dunia komputer dan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang membuatnya makin berminat kuliah di bidang komputer. Namun persoalan biaya menghadangnya.


Hingga suatu saat jalan hidup Ervian berubah. Pekerjaan Ervian yang selalu memuaskan membuat terkesan salah satu pelanggannya. “Ada salah satu bapak yang langganan datang ke foto copy Syakira. Akhirnya kami pun sering ngobrol, hingga suatu saat bapak tadi menyarankan agar saya kuliah toh ada fasilitas beasiswa Bidik Misi bagi siswa berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu. Setiap kali datang mencetak atau foto copy, bapak tadi selalu mendorong saya untuk kuliah. Dorongan semangat dari bapak tersebut yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk kuliah apalagi saat itu pendaftaran SBMPTN 2017 masih dibuka,” ungkap Ervian memulai ceritanya.

Bergegas Ervian mencari informasi mengenai pendaftaran mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017, sekaligus bagaimana cara mendapatkan beasiswa Bidik Misi. Untungnya lagi pihak sekolahnya di SMA Islam Lumajang memberikan dukungan dengan turut mendaftarkan namanya sebagai calon penerima beasiswa Bidik Misi. “Lantas saya minta ijin Bapak dan Ibu untuk kuliah. Awalnya Bapak ragu-ragu memberi ijin, sebab khawatir dengan biayanya. Akhirnya Bapak memberi ijin kuliah namun dengan syarat memilih PTN di dekat Lumajang saja agar orang tua gampang memantau. Akhirnya saya putuskan mendaftar ke Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember,” tutur Ervian.

Alhamdulillah, Ervian diterima sebagai mahasiswa baru Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember angkatan 2017 dengan beasiswa Bidik Misi, yang kini berubah menjadi Kartu Indonesia Pintar-Kuliah atau KIP-K. Tak mau mengecewakan kepercayaan dari kedua orangtua dan mereka yang sudah mendukungnya, Ervian berusaha menjadi mahasiswa yang rajin baik di kelas maupun di luar kelas. Ervian pun aktif dalam organisasi kemahasiswaan, serta mengikuti banyak kegiatan dan lomba untuk mengembangkan kemampuannya. Jaminan telah mendapatkan beasiswa Bidik Misi juga tak membuat Ervian lantas berpangku tangan, di sela-sela kesibukan perkuliahan dirinya bekerja paruh waktu untuk menambah uang saku.

“Wah sudah banyak pekerjaan yang saya jalani, dari menjadi pegawai di usaha makanan ringan, karyawan cafe, menyediakan jasa perlengkapan kuliah, ikut event organizer, bikin katalog kuliner hingga memberi les komputer di sebuah sekolah dasar di Jember. Pokoknya halal dan memberikan pemasukan maka saya jalani sehingga tak perlu minta uang ke orang tua. Saya nggak pernah malu mencari tambahan uang saku apalagi sudah terbiasa bekerja semenjak SMA dulu. Alhamdulillah selain menambah uang saku juga banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang saya peroleh,” ungkap Ervian.


Tempaan hidup membuat Ervian jadi pribadi yang pantang menyerah. Hal ini terbukti saat masalah menerpa dikala anak pertama dari dua bersaudara ini mengerjakan skripsi. Pandemi Covid-19 yang datang menerjang tanpa ampun membuat semua rencana dan jadwal penelitian yang disusunnya jadi berantakan. Ervian tak bisa leluasa mencari data mengingat saat itu susah ke luar kota apalagi lokasi penelitiannya di Banyuwangi, akhirnya skripsinya gagal rampung di semester delapan. “Padahal beasiswa Bidik Misi hanya diberikan hingga di tahun keempat perkuliahan, jadi UKT di semester sembilan harus saya bayar sendiri. Alhamdulillah skripsi bisa saya rampungkan dalam waktu 4 bulan 10 hari dan segera ikut sidang pendadaran,” sahutnya sambil mengingat masa sulit itu.

Ervian juga mencetak banyak prestasi. Simak saja deretan prestasinya, dari Juara 2 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ilmu Komputer Tahun 2019 dan Finalis Duta Kampus Universitas Jember tahun 2019. Penerima Insentif Lomba Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Gagasan Futuristik Konstruktif Ditjen Dikti selama 2 tahun berturut-turut pada tahun 2018 dan 2019. Juara Pertama Lomba IT Festival yang diselenggarakan Universitas Sumatra Utara, Juara 2 Lomba CODE yang diselenggarakan oleh Amikom Yogyakarta dan yang terakhir di tingkat internasional yaitu Juara 2 pada ajang CBCC Business Plan Competition yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya.

Saat belajar, Ervian tidak hanya membaca teori namun juga belajar dari pengalaman dengan mempraktekkan ilmu yang dipelajarinya. Hal ini terbukti saat Ervian bersama dua koleganya, Verdy Bangkit Yudho Negoro dan Miqdad Yanuar Farcha yang merupakan sesama penerima beasiswa Bidik Misi mengembangkan aplikasinya bernama SUKSES.IN. Aplikasi SUKSES.IN. adalah aplikasi donasi secara daring (crowdfunding) yang bertujuan membantu anak-anak Indonesia yang kurang beruntung untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Aplikasi SUKSES.IN. berusaha menyediakan dan menggalang bantuan dana bagi anak asuh, anak panti asuhan dan anak-anak lain yang membutuhkan dengan bersandar pada prinsip Profesional, Transparan, Tepat Sasaran, dan Berkelanjutan. Ervian dan kawan-kawan membangun fitur pemilihan pemberian donasi berdasarkan nilai dan prestasi masing-masing anak asuh, serta pihak donatur dapat memantau perkembangan anak asuhnya. Aplikasi SUKSES.IN. sempat menjadi finalis dalam ajang Start Up ICON Competition 2019 yang diselenggarakan oleh Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

“Jadi memang sejak awal mula, ide ini muncul karena kita bertiga ingin membuat produk atau aplikasi yang bisa berguna untuk membantu di bidang pendidikan dan bidang sosial. Selain itu, sebagai penerima beasiswa Bidik Misi kami bertiga juga berkeinginan untuk berkontribusi bagi pendidikan khususnya bagi anak-anak berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu. Pasalnya kami sendiri sudah merasakan bagaimana program Bidik Misi yang saat ini menjadi KIP-K terbukti membantu kami meraih cita-cita. Contohnya yah saya sendiri, dari yang semula bekerja di kios foto copy dan tak pernah mengimpikan kuliah kini jadi sarjana ilmu komputer,” ujar Ervian yang berencana mendapatkan beasiswa LPDP guna melanjutkan ke jenjang S2.


Di tengah bercerita tiba-tiba Ervian terdiam. “Salah satu penyesalan terbesar saya selama hidup adalah saya belum sempat menanyakan siapa nama bapak pelanggan foto copy Syakira yang sudah memberikan dorongan kepada saya untuk kuliah dengan beasiswa Bidik Misi. Saat itu saya merasa tidak sopan untuk menanyakan hal bersifat pribadi kepada beliau, jadi saya tidak sempat menanyakan namanya. Setelah saya lolos SBMPTN dan hingga kini setiap pulang ke Lumajang saya selalu menyempatkan main-main ke foto copy Syakira, tetapi sayangnya saya tak pernah lagi bertemu dengan beliau. Mungkin jika beliau bisa mendengar cerita saya ini, saya mau mengucapkan banyak terimakasih,” tutur Ervian penuh haru.

Ervian menjadi salah satu contoh bagaimana beasiswa Bidik Misi atau kini yang dikenal sebagai KIP-K bisa membantu meraih cita-cita banyak anak Indonesia. Bahkan adik kandung Ervian juga menjadi mahasiswa penerima KIP-K di Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Jember di angkatan tahun 2021. “Jangan pernah menganggap biaya atau kemampuan ekonomi kita sebagai penghalang cita-cita kita untuk meraih pendidikan yang tinggi. Karena ketika niat kita baik, pasti akan selalu ada jalan untuk kita menggapainya. Teruslah semangat meraih apa yang kalian impikan,” begitu pesan Ervian untuk adik-adiknya. (iim)

Skip to content