Jember, 5 September 2022
Belajar fisika melalui jajanan tradisional, apa bisa ? Mungkin pertanyaan ini langsung mengemuka di benak pembaca. Namun jangan salah, lima mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember kini telah mengembangkan KOFIJATRA alias Konsep Fisika Jajanan Tradisional dalam bentuk modul digital (e-Modul). Dengan KOFIJATRA maka siswa yang duduk di SMA sederajat bisa belajar konsep hukum Archimedes saat pembuatan dawet, penguapan atau perubahan kalor melalui kue putu, atau belajar gerak rotasi ala pembuatan kue telur gulung.
Ditemui setelah usai mengikuti pelatihan presentasi di gedung rektorat dr. R. Achmad Universitas Jember (5/9), Elma Tri Istighfarini, Audri Mely Prabandarini, Haniyah Arifia, Eti Elisa dan Latifa Widi menceritakan apa itu KOFIJATRA. Menurut Elma, ide pembelajaran fisika melalui pembuatan kue tradisional berawal dari diskusi bersama sang dosen, Lailatul Nuraini. Mereka ingin proses belajar mengajar fisika lebih menyenangkan dan interaktif. Lantas kemudian muncul ide menjadikan proses pembuatan jajanan tradisional sebagai wahana menjelaskan konsep dan hukum yang ada di pelajaran fisika.
“Misalnya saja saat membuat dawet, maka saat dawet yang baru dibuat dimasukkan ke dalam air, siswa bisa belajar hukum Archimedes mengenai benda yang terapung, melayang dan tenggelam. Sementara di pembuatan kue putu siswa diajak belajar konsep penguapan karena kue putu dimasak dengan cara dikukus. Proses pembuatan kue putu juga menjadi sarana belajar perubahan kalor mengingat panci tempat putu dikukus diberi air. Bahkan siswa bisa belajar gerak rotasi saat pembuatan kue telur gulung,” jelas Elma.
Untuk mencari model, Elma dan dua koleganya berburu pembuat jajan tradisional di beberapa lokasi di Jember. Untuk pengambilan gambar pembuatan kue putu, mereka bekerjasama dengan Pak Darmawan penjual kue putu yang mangkal setiap hari di wilayah Kampus Tegalboto. Sementara penjual telur gulung mereka temukan saat kegiatan car free day setiap hari Minggu pagi di seputaran alun-alun kota Jember. Bahkan untuk pengambilan pembuatan kue klepon, ketiganya memilih Bu Misnati yang sehari-harinya berjualan jajan pasar di Pasar Ambulu di Kecamatan Ambulu yang berjarak kurang lebih 30 menit dari pusat kota Jember.
“Pemilihan jajanan tradisional juga bukan tanpa alasan, kami ingin menyosialisasikan dan mempromosikan jajanan tradisional khas Indonesia kepada siswa yang merupakan generasi Z. Kami berharap generasi milenial faham bahwa dibalik pembuatan jajanan tradisional ada kearifan lokal. Dari mulai pemilihan bahan jajanan tradisional yang memanfaatkan potensi lokal hingga filosofi di balik setiap kue tersebut. Jangan lupa jajanan tradisonal tidak bisa dilepaskan dari momen-momen spesial di kehidupan masyarakat Indonesia. Cara ini juga kami harapkanmenjadi cara menguatkan profil pelajar Pancasila,” ulas Audri Mely Prabandari.
Hasil kerja trio mahasiswi FKIP Universitas Jember ini lantas diujicobakan kepada siswa kelas X di beberapa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Jember. Diantaranya di SMAN 2, SMAN 4 dan SMAN 5 Jember. “Dari evaluasi yang kami lakukan, siswa lebih mudah menangkap konsep dan hukum yang ada di pelajaran fisika dengan cara menyaksikan e-modul bikinan kami. Para guru pun senang mengingat e-modul kami selaras dengan kurikulum Merdeka yang kini diaplikasikan di sekolah,” imbuh Haniyah Arifia. KOFIJATRA karya Elma, Audri dan Haniyah diwujudkan dalam karya tulis ilmiah berjudul Inovasi Digital Berbasis Eksplorasi Konsep Fisika Bermuatan Kearifan Lokal “Pembuatan Jajanan Tradisional” Guna Mendukung Terbentuknya Pelajar Pancasila. Rencananya karya tulis mereka akan dipresentasikan pada 15 September 2022 nanti dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) yang digelar oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek. (iim)