Jember, 14 Oktober 2022
Potensi peluang agribisnis anggrek di Kabupaten Jember dan secara nasional dinilai prospektif. Melihat peluang ini, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Agrotechnopark Universitas Jember terus mengembangkan lini bisnis anggrek di bawah ATP (Agrotechnopark) Orchid Nursery Jember. Keberadaan ATP Orchid Nursery Jember yang berdiri sejak tahun 2020 makin berkembang dengan dukungan Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) dari Ditjen Dikti Kemendikbudristek. Tidak hanya berbisnis anggrek, ATP Orchid Nursery Universitas Jember juga konsisten memberikan pengetahuan dan pelatihan budidaya anggrek bagi masyarakat.
Menurut salah satu peneliti anggrek dan pegiat ATP Orchid Nursery Universitas Jember, Parawita Dewanti, setelah mengembangkan teknologi kultur in vitro pada tanaman anggrek, saat ini dirinya dan kolega tengah mengembangkan teknologi TILCS (Temporary Immersion Liquid Culture System) untuk memperpendek waktu budidaya anggrek. Dengan teknologi TILCS yang menggunakan kultur cair, maka pertumbuhan anggrek lebih cepat 4 bulan dibandingkan dengan cara biasa. Aklitimasi anggrek juga lebih cepat mengingat anggrek muda bisa menjalani proses aklitimasi pada usia 6 hingga 8 bulan, sementara dengan cara biasa baru bisa aklitimasi pada usia 10 sampai 12 bulan.
“Kami juga mengembangkan dan memproduksi penyimpanan benih sintetik anggrek. Caranya Benih buatan yang embrionya berasal dari kultur jaringan, kemudian dienkapsulasi dengan alginat yang diperkaya dengan nutrisi dan hormon sehingga bentuknya seperti benih. Penyimpanan benih sintetik anggrek selain aman juga praktis,” tutur Parawinta Dewanti yang juga dosen di Fakultas Pertanian. Untuk diketahui, para peneliti anggrek di UPT Agrotechnopark telah mengembangkan dua varietas anggrek baru yang dinamakan Dendobrium Unej-1 dan Dendobrium Unej-2 pada tahun 2019 lalu.
Melalui dukungan Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PUPIK) dari Ditjen Dikti Kemendikbudristek yang saat ini berjalan tahun ke-3, unit bisnis anggrek ini diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan kampus secara mandiri maupun melalui proses kemitraan bersama mahasiswa dan masyarakat. Harapannya akan muncul wirausaha-wirausaha baru berbasis IPTEK dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama dalam bidang industri tanaman hias anggrek.
Dengan dukungan penuh UPT Agrotechnopark Universitas Jember, APT Orchid Nursery terus melaksanakan juga hilirisasi produk hasil penelitian. Diantaranya dengan desiminasi hasil penelitian kepada mahasiswa baik internal maupun eksternal Universitas Jember, serta masyarakat luas. Bentuknya dalam komersialisasi anggrek hasil silangan lokal, integrasi dalam kegiatan pembelajaran, maupun pelatihan kepada khalayak umum.
Sementara itu Ketua UPT Agrotechnopark, Usmadi menambahkan, anggrek berpotensi menjadi bisnis yang menjanjikan mengingat harganya relatif stabil dibandingkan komoditas pertanian lainnya. Perawatannya pun mudah mengingat anggrek cocok di iklim tropis Indonesia. Anggrek juga memiliki kekhasan pada warna bunga, bentuk dan bunga yang tahan lama. Dan jangan lupa, Indonesia memiliki banyak varietas anggrek asli yang menjadi sumber genetik yang tidak dimiliki negara lain. Anggrek asli Indonesia ini berpotensi diekspor ke luar negeri.
“Saat ini angrek Dendrobium, Catleya, Vanda, Oncidium dan Phalaenopsis atau anggrek bulan yang banyak diminati masyarakat. Harga anggrek juga relatif stabil pada kisaran bibit per botol mulai 75 ribu rupiah, seedling atau bibit di harga 10 ribu rupiah hingga 50 ribu rupiah. Anggrek remaja dihargai 50 ribu rupiah hingga 200 ribu rupiah tergantung kondisinya. Bahkan anggrek yang sudah berbunga harganya mulai 250 ribu rupiah bahkan lebih,” imbuh Usmadi.
Wadah unit bisnis ATP Orchid Nursery saat ini menjadi showroom produk unggulan tanaman anggrek berupa seedling botolan, bibit anggrek, tanaman remaja, hingga tanaman dewasa berbunga. Sebagai unit bisnis yang mencoba merambah semua tingkatan konsumen, ATP Orchid Nursery melakukan beberapa sarana pemasaran seperti offline, pembelian on the spot, melalui marketplace, juga adanya sinergi dengan open reseller dan mitra binaan. Sinergi juga dilakukan bersama para mitra dari nursery anggrek besar di luar Jember.
“ATP Orchid Nursery juga tetap menjadi wadah edukasi bagi masyarakat yang ingin belajar dan mendalami tentang anggrek. Melalui edukasi teknologi budidaya anggrek secara in vitro ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah transfer knowledge untuk mulai mengintroduksi teknologi perbanyakan anggrek kepada masyarakat guna peningkatan kterampilan yang dapat bermanfaat untuk pengembangan iklim usaha anggrek dan penguatan kemitraan khususnya di Kabupaten Jember,” pungkas Parawita Dewanti. (iim)