UNEFF 2022 Resmi Dimulai, 315 Film Turut Berpartisipasi

UNEFF_UNEJ

Jember, 9 November 2022
Universitas Jember Film Festival (UNEFF) 2022 resmi dimulai. Menurut ketua panitia UNEFF 2022, Salman Al Farisi, hingga batas akhir pengumpulan karya, pihaknya menerima 315 film dari segenap pelosok nusantara. Terdiri dari 182 film kategori fiksi umum, 52 film kategori fiksi pelajar, 9 film kategori film vertikal, 49 film kategori film dokumenter dan 23 film kategori Gati Jemberan atau film bernuansa budaya Jember dan wilayah Tapal Kuda. Hajatan festival film tingkat nasional pertama di Jember dan wilayah Tapal Kuda ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Jember, didampingi Wakil Rektor III dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) di aula Sutan Takdir Alisjahbana kampus setempat (9/11).

Ketua panitia UNEFF 2022, Salman Al Farisi

Selanjutnya ketua panitia UNEFF 2022 menjelaskan, UNEFF 2022 berawal dari festival film yang rutin digelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (HIMAFISI) FIB yang diberi nama HFF alias HIMAFISI Film Festival. Ajang HFF digelar rutin pada tahun 2016, 2018 dan 2021. Tahun 2018 lalu HFF mengambil tema “Karsa” yang menandai kebangkitan HIMAFISI dalam membentuk komunitas dan ekosistem perfilman di Jember khususnya, dan wilayah Tapal Kuda pada umumnya. Apalagi PSTF FIB Universitas Jember adalah satu-satunya lembaga pendidikan formal pertelevisian dan perfilman di Jawa Timur. Sementara itu tema “Struggle” atau perjuangan dipilih untuk HFF di tahun 2021 mengingat digelar di tengah masa pandemi Covid-19.

“Tahun ini kami memutuskan mengubah nama HFF menjadi UNEFF, serta meningkatkan levelnya sebagai festival film tingkat nasional. Dan penyelenggaraannya bersamaan dengan dies natalis Universitas Jember di setiap tahunnya. Di tahun pertama pelaksanaan UNEFF ini, kami mengusung tema Cultifest yang bermakna pembudidaya. Pembudidaya dalam artian kita sebagai pegiat televisi dan film selalu berusaha untuk terus berkembang dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada, sehingga dapat membuahkan hasil dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Kami berharap adanya UNEFF akan menjadikan Jember makin dikenal sebagai kota industri kreatif. Setelah dikenal dengan Jember Fashion Carnival-nya, semoga Jember makin dikenal dengan festival film-nya,” jelas Salman.

Tekad mahasiswa PSTF FIB Universitas Jember yang ingin menjadikan Jember sebagai kota kreatif dan salah satu barometer perfilman nasional disokong penuh oleh Rektor Universitas Jember. Menurut Iwan Taruna, adanya UNEFF 2022 membawa paling tidak empat misi. Pertama misi memperkenalkan keberadaan PSTF dan FIB serta Universitas Jember kepada anak muda sebagai calon mahasiswa, mengingat media film dekat dengan generasi milenial. Kedua, misi pengembangan budaya, oleh karena itu hendaknya UNEFF 2022 melahirkan film-film yang bersumber pada budaya dan kearifan lokal. Contohnya film yang khas Jember dan wilayah Tapal Kuda.

Rektor UNEJ membuka UNEFF 2022

“Misi ketiga adalah membentuk ekosistem perfilman yang akan melahirkan insan-insan perfilman berkualitas, apalagi PSTF FIB adalah satu-satunya institusi pendidikan formal televisi dan film di Jawa Timur. Keempat, UNEFF 2022 juga membawa misi ekonomi sebab jika UNEFF makin berkembang maka secara alami investor dan pelaku usaha akan datang, maka Jember dan wilayah Tapal Kuda juga yang akan merasakan manfaatnya. Oleh karena itu saya berpesan agar PSTF dan FIB benar-benar konsisten menjaga kualitas UNEFF agar pelaksanaannya berkelanjutan,” pesan Rektor Universitas Jember.

Ajang UNEFF 2022 akan digelar mulai tanggal 18 November hingga 20 November 2022. Selain menggelar kompetisi film, UNEFF 2022 juga diisi dengan pemutaran film dan beragam diskusi terkait dunia film. Pemerhati dan pegiat film juga bisa mengikuti berbagai pelatihan mulai dari kelas make up film, kritik film hingga bagaimana distribusi film yang baik. Kesemuanya akan berpuncak pada malam penghargaan pada 3 Desember 2022 bersamaan dengan malam peringatan Dies Natalis ke 58 Universitas Jember.

Rektor UNEJ memberikan potongan tumpeng kepada Dekan FIB, Prof. Soekarno

“Untuk dewan juri terdiri dari sutradara Jeihan Angga, kemudian Sazkia Noor dosen dan peneliti film dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang juga sekaligus film maker. Serta Panji Wibowo, kritikus dan pegiat film nasional. Sementara juri internal adalah Ilham Zoebazarry dan Bambang Aris Kartiko, keduanya dosen di FIB Universitas Jember,” pungkas Salman Al Farisi (iim)

Skip to content