Pertanian Presisi, Dari Universitas Jember Untuk Pertanian Indonesia

bayu taruna

Jember, 10 November 2022
Universitas Jember tahun ini memasuki usia yang ke 58. Sejak berdiri pada 10 November tahun 1964 lalu sudah banyak pencapaian dan prestasi yang dicapai. Hari ini Universitas Jember memiliki 15 fakultas dan Pascasarjana yang mewadahi beragam disiplin keilmuan. Namun Universitas Jember tidak lantas lupa dengan jati dirinya sebagai perguruan tinggi yang lahir dan besar di kawasan pertanian dan perkebunan. Tekad ini termaktub dalam visinya sebagai universitas yang unggul dalam pengembangan sains, teknologi, dan seni berwawasan lingkungan, bisnis dan pertanian industrial.

Tekad ini ditegaskan kembali melalui orasi ilmiah yang dibawakan oleh dosen Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Bayu Taruna Widjaja Putra, STP., M.Eng., Ph.D. Dosen muda yang dipilih sebagai dies reader ini membawakan judul “Penerapan Pertanian Presisi Pada Komoditi Perkebunan Sebagai Upaya Mewujudkan Pertanian yang Optimal dan Berkelanjutan” di gedung auditorium Universitas Jember (10/11). Orasi ilmiah yang menegaskan komitmen Universitas Jember dalam pengembangan dan transformasi industri pertanian melalui pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di sektor pertanian-perkebunan.

Dalam orasinya, Bayu Taruna memulai dengan membeberkan tantangan pertanian dan perkebunan di masa kini dan masa datang. Diantaranya perubahan iklim, makin susutnya lahan pertanian disertai makin bertambahnya penduduk dunia. Sementara itu kualitas tanah makin buruk dibarengi debit air yang menipis. Minat menjadi petani pun menurun diantara generasi milenial. Di Indonesia, masalah tersebut masih ditambah dengan kondisi petani kita yang umumnya adalah petani kecil dengan jumlah lahan, modal, akses dan pengetahuan mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang terbatas.

“Keberadaan pertanian dan perkebunan bagi Indonesia adalah vital, karena menjadi mata pencaharian mayoritas penduduknya dan menyangkut hajat hidup banyak orang. Maka pertanian-perkebunan presisi yang berbiaya rendah namun mudah penggunaannya menjadi salah satu alternatif untuk menjawab tantangan dunia pertanian dan perkebunan kita. Adopsi pertanian presisi dan penerapannya di sektor pertanian-perkebunan dapat menjadi salah satu upaya untuk mencapai produksi yang optimal,” jelas Bayu Taruna.

Pertanian-perkebunan presisi merupakan implementasi teknik atau konsep pertanian-perkebunan untuk mendapatkan produktivitas tinggi dengan input minimum, efisien, dan berkelanjutan pada tanaman pertanian-perkebunan. Dalam penerapannya, pertanian-perkebunan presisi mengintegrasikan antara beberapa teknologi untuk menyajikan informasi terkait tanaman dan lingkungannya. Pertanian presisi mengadopsi beberapa teknologi diantaranya yaitu Remote Sensing (RS), Geographic Information System (GIS), Cloud Technology, Information system, Image processing, Artificial Intelligence dan Ilmu agronomi.

Lulusan S2 dan S3 dari Asian Institute of Technology ini lantas memberikan contoh hasil penelitiannya di hadapan hadirin yang terdiri dari para rektor, ketua senat, wakil rektor, dekan dan peserta lainnya. Bayu Taruna kemudian menjelaskan alat temuannya, Agri-turbidimeter, yang merupakan alat untuk estimasi kualitas air. Alat ini memungkinkan untuk melakukan pengukuran tingkat kekeruhan perairan secara langsung (real-time). Kedua adalah Agriino, alat yang dikembangkan berbasis teknik ground-based remote sensing untuk pertanian presisi. Alat ini mampu untuk mengestimasi level klorofil dan nitrogen pada tanaman dengan cara hanya menempelkan alat ke daun.

“Ketiga adalah Agriimeter, aplikasi yang digunakan untuk mengestimasi lingkar pohon. Aplikasi ini cocok diterapkan pada tanaman berkayu seperti karet, jati, sengon dan tanaman kayu lainnya. Dengan alat ini maka petani tak perlu lagi mengukur lingkar pohon dengan meteran yang riskan salah ukur. Hasil pengukuran pun langsung tersimpan pada cloud storage. Selain itu, petani atau pekebun dapat mengamati perkembangan setiap pohon karena setiap pengukuran memiliki koordinat sehingga memungkinkan pengawasan secara berkala,” tutur dosen yang hobi main gitar ini.

Di akhir pemaparannya, Bayu Taruna menambahkan kesiapan Universitas Jember dalam menyosialisasikan dan menghilirkan pertanian-perkebunan presisi. Langkah yang dilakukan diantaranya dengan penelitian, lokakarya, pelatihan, seminar dan conference yang telah dilakukan oleh civitas akademika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember melalui kolaborasi dan kerjasama dengan Dinas Pertanian Daerah, Perusahaan agroindustri baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta serta stakeholder di bidang agroindustri.

“Lantas menginisiasi pembentukan laboratorium Precision Agriculture and Geoinformatic. Laboratorium tersebut memberikan layanan baik internal maupun eksternal yang berkaitan dengan precision farming dan modern agriculture dengan fasilitas yang memadai dan anggota laboratorium yang kompeten dibidangnya. Selain itu, Universitas Jember telah memberikan dukungan dengan menginisiasi dalam pembentukan Pusat Unggulan IPTEKS (PUI) di bidang pertanian modern melalui pembentukan Center of Excellence on Artificial Intelligence (AI) for Industrial Agriculture,” imbuhnya lagi.

Sebelumnya Rektor, Iwan Taruna melaporkan perkembangan Universitas Jember selama setahun ini. Diantaranya menginformasikan beberapa raihan prestasi penting terkini, diantaranya hasil penilaian akuntabilitas Universitas Jember melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang tiga tahun ini selalu mendapatkan predikat A alias memuaskan. Sementara Scimago Institutions Ranks menempatkan Universitas Jember di peringkat 19 se-Indonesia.

“Tahun depan Universitas Jember bersiap menyongsong akreditasi internasional bagi sepuluh program studi setelah sebelumnya sudah ada tiga program studi yang terakreditasi internasional. Kami juga akan lebih fokus pada pengembangan program studi magister dan doktoral, dan untuk tahun ini sudah ada tambahan empat program studi magister dan doktoral baru yakni Program Studi Magister Keperawatan dan Program Studi Magister Pendidikan Dasar, ditambah Program Studi Doktor Bioteknologi dan Program Studi Doktor Pendidikan Matematika yang menggenapkan program studi kita saat ini menjadi 108 program studi dari diploma, sarjana, magister, doktoral dan profesi,” ungkap Iwan Taruna. (iim)

Skip to content