Jember, 18 November 2022
Dosen Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Jember, Agus Trihartono, menilai Indonesia telah sukses menjalankan peran presidensi G20. Hal ini didasari pada keberhasilan Indonesia menjalankan peran tradisionalnya sebagai middle power dan sebagai negara non-blok. Indonesia telah menegaskan tidak berada di blok timur atau barat, namun Indonesia sebagai Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Agus Trihartono menanggapi pendapat beberapa pihak yang menilai absennya Rusia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali pada 15-16 November 2022 lalu menjadi kegagalan Indonesia memainkan peran presidensi G20.
Menurut Agus Trihartono saat ditemui di kampus Universitas Jember (18/11), sejak semula G20 tidak didesain sebagai organisasi keamanan apalagi menyelesaikan konflik bersenjata. Justru fokus G20 lebih banyak membahas dan menyelesaikan aspek ekonomi dan sosial. Apalagi keberadaan negara-negara di G20 merepresentasikan 75 persen perdagangan dunia dan 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Oleh karena itu tanpa kehadiran Rusia, KTT G20 di Bali tetap penting mengingat sebagian besar negara anggotanya tetap hadir. Selain mengikuti KTT, banyak pimpinan negara anggota G20 yang kemudian menjadikan KTT G20 sebagai ajang pertemuan bilateral semisal pemimpin Amerika Serikat dan China, dua negara besar yang hubungan serta kiprahnya sedikit banyak mempengaruhi dunia saat ini.
“Mekanisme penyelesaian perang Rusia-Ukraina seharusnya ada di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan bukan di G20. Memang ada pihak yang menilai secara makro KTT G20 belum maksimal karena ada kepala negara yang tidak hadir, namun bagaimana pun juga Indonesia sudah membuktikan mampu menggelar KTT G20 yang kemudian menghasilkan komunike bersama yang berisi lima poin penting walaupun melalui perundingan yang alot. Padahal awalnya ada pihak yang pesimis akan ada komunike bersama di KTT G20 di Bali, bahkan sangsi KTT G20 bisa terlaksana” ulas Agus Trihartono.
Keberhasilan penyelenggaraan KTT G20 tentu saja membawa dampak positif bagi Indonesia. Agus Trihartono menjelaskan Indonesia menjadi pusat perhatian dunia selama pelaksanaan KTT G20. Pertemuan ini juga menjadi etalase untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah salah satu aktor dunia, yang harus diperhitungkan dalam kancah internasional. Indonesia juga telah menunjukkan memiliki kekayaan sosial budaya dengan heterogenitasnya. “Gelaran KTT G20 menjadi unjuk kebolehan soft power Indonesia kepada dunia, Indonesia yang tengah dan terus tumbuh,” pungkas lulusan Ritsumeikan University, Kyoto, Jepang ini. (iim)