Dr. drg. Banun Kusumawardani, M.Kes., menunjukkan freezer khusus menyimpan hasil penelitian sel punca yang memiliki kemampuan pendinginan hingga minus 80 celcius
Jember, 27 Januari 2023
Perkembangan bidang kesehatan saat ini menuju ke arah kedokteran presisi (personalized medicine). Usaha menciptakan diagnosa dan pengobatan yang tepat berdasarkan riset antar disiplin ilmu. Misalnya saja dengan riset di bidang biomedik dan biomolekuler. Sebut saja riset pemetaan genetik suku dan etnis yang ada di Indonesia. Hasilnya digunakan sebagai dasar pengobatan penyakit tertentu. Begitu pula dengan riset terapi sel punca (stem cell) untuk penyakit degeneratif yang terus dikembangkan, termasuk oleh peneliti di Universitas Jember.
Peneliti Universitas Jember yang tergabung dalam Laboratorium Kedokteran Molekuler mengembangkan riset sel punca berbasis jaringan rongga mulut. Pemilihan rongga mulut sebagai basis riset sel punca karena lebih mudah diaplikasikan, tidak memerlukan prosedur yang rumit sekaligus memanfaatkan bahan yang selama ini dinilai hanya sekedar limbah. Selama ini riset sel punca umumnya menggunakan sumsum tulang belakang atau tali pusar bayi sebagai sumber bahan riset. Penjelasan ini disampaikan oleh Kepala Laboratorium Kedokteran Molekuler, Banun Kusumawardani di ruang kerjanya di lantai dua Gedung Center for Development of Advanced Science and Technology (CDAST) Universitas Jember (27/1).
Menurut Kepala Laboratorium Kedokteran Molekuler, saat ini peneliti di Universitas Jember khususnya di bidang kesehatan terus mengembangkan riset sel punca sebagai salah satu alternatif pengobatan penyakit degeneratif seperti diabetes, penyakit jantung, dan sebagainya. Pasalnya sel punca adalah sel yang belum memiliki fungsi khusus sehingga dapat mengubah, menyesuaikan, dan memperbanyak diri tergantung lokasi sel tersebut berada. Karena sifatnya tersebut, sel punca kerap digunakan sebagai bahan transplantasi dalam pengobatan medis. Misalnya digunakan untuk penyembuhan luka pada penderita diabetes dan penyakit lain yang merusak sel penyusun organ tertentu.
“Awalnya para peneliti banyak menggunakan sumsum tulang belakang sebagai bahan riset sel punca, namun kami memilih mengambil sel punca yang berada di rongga mulut, seperti dari jaringan gingiva, ligamen periodontal atau pulpa gigi. Misalnya saja ada pasien yang harus cabut gigi, maka kita bisa memanfaatkan gigi yang dicabut tadi sebagai bahan riset sel punca. Prosesnya lebih mudah sekaligus memanfaatkan bahan yang selama ini dinilai hanya limbah medis. Dan yang terpenting tidak menyakiti pasien saat pengambilan jaringan sumber sel punca. Oleh karena itu riset sel punca berbasis jaringan rongga mulut ini terus kita kembangkan di Laboratorium Kedokteran Molekuler,” jelas Banun Kusumawardani yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
Modal untuk melakukan riset sel punca sudah dimiliki Universitas Jember melalui laboratorium CDAST beserta penelitinya yang tergabung dalam Laboratorium Kedokteran Molekuler. Saat ini Laboratorium Kedokteran Molekuler yang berdiri mulai 2018 ini sudah mampu mengembangkan produk turunan dari sel punca. Termasuk memiliki alat untuk menyimpan hasil penelitian sel punca. Oleh karena itu Laboratorium Kedokteran Molekuler menjadi lokasi penelitian tidak hanya dosen dan mahasiswa Universitas Jember, namun juga peneliti dari UNAIR Surabaya, UGM Yogyakarta, USU Medan dan perguruan tinggi serta lembaga penelitian lainnya.
Mengingat hingga saat ini pengobatan, terapi, dan standar pelayanan dalam penggunaan sel punca belum dirumuskan menjadi layanan standar dalam pengobatan di Indonesia, maka produk Laboratorium Kedokteran Molekuler masih lebih banyak di tataran riset. Beberapa hasil penelitian yang sudah dipublikasikan diantaranya Formula Media Kultur untuk Kultivasi dan Ekspansi Sel Punca yang Bersumber dari Jaringan Gingiva dan Ligamen Periodontal (Dental Journal, 2021), Formula Agen Krioprotektan untuk Penyimpanan Beku Sel Punca yang Bersumber dari Jaringan Ligamen Periodontal (Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences, 2022), Formula Agen Krioprotektan untuk Penyimpanan Beku Sel Punca yang Bersumber dari Jaringan Gingiva (Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences, 2023).
“Saat ini para peneliti kami berasal dari Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Farmasi, FMIPA dan FKIP. Mengingat ilmu biomedik dan biomolekuler sifatnya lintas disiplin. Umumnya peneliti yang bekerja di Laboratorium Kedokteran Molekuler Universitas Jember adalah mahasiswa Program Sarjana, Pascasarjana, dan Spesialis. Kami selektif menerima peneliti sebab untuk bisa melakukan penelitian di Laboratorium Kedokteran Molekuler maka mereka harus terlebih dulu mengikuti dan memperoleh sertifikat pendidikan dan latihan Good Laboratory Practice,” imbuh Banun Kusumawardani. (iim)