Jember, 8 Agustus 2023
Guna membangun dan mempererat tali persaudaraan serta menjalin tali silaturahmi, Universitas Jember mengundang dan memfasilitasi para pegawainya yang telah purna bhakti untuk bertemu. Kegiatan Temu Kangen dan Nostalgia ini digelar di Gedung Soedjarwo (2/8). Pertemuan yang diadakan kali kedua ini menghadirkan 99 orang pensiunan dosen dan tenaga kependidikan dari sejumlah 184 orang anggota Komunitas Pensiunan Universitas Jember atau yang lebih dikenal dengan singkatan KPUJ.
Agus Riyanto, Wakil Ketua KPUJ mewakili para anggota menyatakan bersyukur masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga bisa berkumpul kembali di Kampus Tegalboto. “Disadari atau tidak, kenyataan satu demi satu teman kita telah meninggalkan kita. Satu demi satu ingatan kita semakin luntur. Oleh karena itu acara kangen-kangenan yang kita adakan ini merupakan momentum dan dapat menjadi sarana untuk saling sapa, temu kangen, dan nostalgia. Bapak ibu yang hadir pagi hari ini ini tidak hanya sekedar hadir, tapi juga sarana untuk memberi kontribusi terhadap Universitas Jember tercinta.”
Wakil Ketua KPUJ ini juga menyampaikan bahwa tujuan dari acara ini antara lain adalah dalam rangka menyongsong Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, membina suasana bahagia sesama purna bhakti Universitas Jember, serta melengkapi pengalaman dan perjuangan senior dalam rangka pembuatan catatan buku purna bhakti Universitas Jember.
Kegiatan Temu Kangen dan Nostalgia para purna bhakti Universitas Jember mendapatkan perhatian dari rektor. Dalam sambutan pembukaannya, Iwan Taruna menyampaikan terima kasih atas sumbangsih para purna bhakti untuk Universitas Jember. Dirinya juga menjelaskan perkembangan Universitas Jember saat ini, termasuk statusnya yang saat ini telah bertransformasi menjadi BLU.
“Silaturahmi dapat memperpanjang usia. Itulah yang menjadi dasar kita menyelenggarakan acara hari ini. Memang waktu tidak bisa dihentikan, sehingga usia ini terus berjalan,” ujar Iwan Taruna.
Acara dilanjutkan dengan diskusi dan bernostlagia. Sesekali rasa haru menyeruak kala mengingat kolega yang sudah berpulang, namun semangat memberikan yang terbaik bagi Universitas Jember terpancar dari para purna bhakti. Diantaranya dengan saling membagikan pengalamannya pada masa Universitas Tawang Alun hingga membangun Universitas Jember yang akhirnya didirikan secara resmi di tahun 1964.
Seperti yang disampaikan oleh Soetarto, purna bhakti dosen yang adalah dosen tetap pertama di Fakultas Sastra pada masa sekitar tahun 1964. Dirinya sebenarnya berasal dari Fakultas Sosial Politik. Namun pada waktu itu Fakultas Sastra Universitas Jember kekurangan dosen dan masih meminjam dosen dari IKIP Malang Cabang Jember. Untuk tetap berdiri menjadi universitas ada minimal jumlah dosen yang harus dipenuhi maka Soetarto memutuskan menjadi dosen di Fakultas Sastra mempertahankan agar UNEJ tetap berdiri.
“Kita ini biasanya bisa membangun, tapi tidak bisa ‘ngopeni’ oleh karena itu seharusnya kita semua harus tetap menjaga Universitas Jember sebab pendiriannya disertai penuh perjuangan oleh para pendiri pada masa itu,” pesan Soetarto. (dil/iim)