Lumajang, 11 Agustus 2023
Universitas Jember melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat mendorong Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang menjadi desa wisata berbasis ekologi, kearifan lokal dan wisata religi. Hal ini dikatakan oleh Budhy Santoso, M.Si. Ph.D. salah satu anggota tim Pengabdian Masyarakat kala diwawancara oleh awak media seusai acara “Sosialisasi Program Pendampingan Penerapan Desa Wisata dan Penyerahan Bantuan Sarana Pendidikan dan Kesehatan Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jum’at pagi (11/08/2023) di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang.
Kegiatan ini menurutnya adalah bagian dari menjalankan tridhama perguruan tinggi untuk para dosen melakukan pengabdian kepada masyarakat yang difasilitasi oleh LP2M Universitas Jember, serta berkontribusi dalam membangun keberhasilan wilayah. Pengabdian ini merupakan kolaborasi antar fakultas yaitu Dr. Sattya Arimurti SP.M.Si (Dosen FMIPA), sebagai Ketua Tim Pengabdian, dengan anggota Dr. Budhy Santosa (Dosen FISIP), Dr. Elida Novita S.TP, MT (Dosen FTP) dan Dr. Nurhayati S.TP, M.Si (Dosen FTP).
“Kebetulan Kabupaten Lumajang memiliki potensi yang harus dikenalkan, *dan saat ini akselerasi diperlukan dan program-program dibuat untuk mempercepat potensi masyarakat yang akan kita kembangkan,” katanya.
Dirinya mengungkapkan, potensi wisata di desa Wotgalih sangat besar dan menarik para wisatawan. Beberapa objek wisata diantaranya adalah Wisata Religi Mbah Drajit yang masuk dalam kompleks area wisata Wotgalih. “Masyarakat Desa Wotgalih kita dorong untuk mengembangkan UMKM di sektor pembuatan terasi ataupun produk lainnya yang menjadi potensi wilayah ini, sehingga dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat.” ungkap, Budhy Santoso yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur II Pascasarjana Universitas Jember ini.
Budhy menambahkan, ada beberapa program untuk memenuhi langkah strategisnya untuk merealisasikan target Desa Wotgalih sebagai desa ekowisata, yang diantaranya, memberikan sosialisasi atau pemahaman kepada masyarakat menjaga keberlangsungan wisata tersebut, kampanye lingkungan hidup dengan penanaman pohon sesuai dengan iklim dan kultur di daerah tersebut.
“Kita mendesain dengan beberapa program, tatakelola wisata Wotgalih tidak dalam rangka membangun bangunan fisik dan memasarkan potesi yang ada, mulai dari penghijauan yang sejauh ini harus diakui rusak akibat penambangan, yang dikuatkan dengan pelatihan-pelatihan UMKM, yang kita akan akselerasi yaitu, produksi terasi reket yang merupakan identitas Desa Wotgalih dan batik yang pelakunya sudah ada serta kegiatan yang mengarah pada pada peningkatan kualitas manusia yaitu di bidang Pendidikan dan kesehatan,” imbuhnya.
Dirinya berharap, dengan adanya program tersebut bukan merupakan hal yang muluk, ia berprinsip lebih baik melukis di pasir dari pada melukis di awan, yang dapat memberikan jejak atau peninggalan yang akan berdampak pada membaiknya wisata yang ada di desa Wotgalih.
Sementara itu, Kepala Desa Wotgalih, Lestari, menyampaikan apresiasinya kepada LP2M Universitas Jember atas kontribusinya telah ikut serta membangun desa Wotgalih melalui program-programnya.
“Sesuai kerjasama dengan Perhutani, ada 70 hektar lahan yang dapat kami kelola sebagai wahana wisata di pesisir pantai Wotgalih, wisata laut, agro, religi dan wisata kuliner,” katanya.
Dirinya berkeinginan, dengan adanya pendampingan dari LP2M Universitas Jember dapat memperbaharui site plan yang telah dibuat terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan ekspektasi. Pasalnya, tidak sesuai dengan kemampuan desa.
“Saya berharap kehadiran para akademisi dari UNEJ, dapat memberikan pendampingan sesuai dengan kemampuan yang kami miliki dan memberikan dampak yang baik untuk kesejahtaraan masyarakat,” tutupnya.
Pada kegiatan sosialisasi tersebut LP2M Universitas Jember memberikan bantuan langsung berupa bantuan sarana pendidikan yaitu Proyektor ke semua sekolah setingkat SMA dan SMP di Desa Wotgalih serta bantuan alat kesehatan untuk satu Puskesmas Pembantu atau Poskesdes Wotgalih yaitu, 1 Alat Tensi, 1 Bed pasien, 1 Timbangan dan Tinggi badan, 1 Timbangan bayi, 1 Lemari Obat, 1 Bedside cabinet, 1 Standart Infus, 1 Kursi tunggu untuk Puskesmas Pembantu dan 7 alat Tensi untuk 7 Posyandu di wilayah desa Wotgalih(is)