Jember, 11 Oktober 2023
Peneliti Universitas Jember yang juga Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi Prof. Bambang Kuswandi dinobatkan sebagai peneliti dengan publikasi dan sitasi terbanyak di Indonesia tahun 2022. Tidak main-main, predikat ini diberikan oleh Stanford University Amerika Serikat bersama Elsevier BV dari Belanda. Di tahun 2022 lalu, Prof. Bambang Kuswandi menghasilkan 8 karya tulis ilmiah yang diterbitkan jurnal ilmiah terindeks Scopus dan 864 sitasi atau dirujuk oleh peneliti lain. Belum termasuk 3 buah buku yang menampung tulisannya.
Semenjak berkarier sebagai dosen di Universitas Jember di tahun 1994 lalu, guru besar di Fakultas Farmasi yang fokus pada sensor dan bio sensor ini total telah menghasilkan 128 publikasi ilmiah dan puluhan buku. Tercatat ada 5.025 peneliti lainnya dari seluruh dunia yang menggunakan penelitiannya sebagai rujukan. Menjadikannya masuk dalam jajaran Tops 2 Percent Scientist Worldwide versi Standford University. Di pentas nasional Prof. Bambang Kuswandi duduk di peringkat keenam peneliti terkemuka di Indonesia versi Stanford University.
Ditemui di ruang kerjanya (11/10), Prof. Bambang Kuswandi membeberkan resep bisa rajin meneliti. Menurut pria asal Sumenep ini, seorang dosen harus punya passion untuk meneliti. Sebab dengan modal keinginan besar meneliti maka semua hambatan bisa diatasi. Kedua adalah menentukan fokus riset yang akan didalami. Seperti contohnya dirinya yang sejak awal meneliti sudah fokus pada bidang sensor dan bio sensor. Ketiga adalah disiplin, termasuk disiplin membuat tulisan ilmiah dan mengirimkannya ke jurnal bereputasi sesuai kaidah dalam meneliti.
“Sudah menjadi kewajiban dosen di Indonesia melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Semua harus mengajar, namun pada satu titik kita harus memilih akan fokus pada penelitian atau pengabdian kepada masyarakat ? Kebetulan saya memilih lebih fokus pada penelitian mengingat latar belakang keilmuan saya yang lebih banyak berkutat di laboratorium,” jelasnya.
Lulusan S2 dan S3 dari University of Manchester Intitute of Science and Technology (UMIST) Inggris ini kemudian menjelaskan beberapa hasil penelitiannya. Salah satu yang sudah dikembangkannya adalah smart packaging untuk bahan makanan. Dirinya membuat sensor berupa stiker yang diletakkan di bungkus buah sehingga konsumen bisa tahu apakah buah tadi masih segar atau sudah kadaluarsa hanya dengan melihat warna stiker tadi.
“Sensor tersebut juga bisa diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan, misalnya mengetahui kadar asam urat atau kolesterol pasien tanpa harus melukai tubuh atau bahasa kerennya secara non invasif. Sebab sensor tadi bisa berupa koyo atau dibikin mirip tes kehamilan,” jelas Prof. Bambang Kuswandi.
Sementara itu prestasi ini disambut gembira Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna. Dirinya mengapresiasi koleganya sebab di sela-sela kesibukannya sebagai Wakil Rektor IV masih fokus meneliti. “Alhamdulillah, prestasinya Prof Bambang Kuswandi otomatis mengangkat nama Universitas Jember juga. Semoga prestasi ini bakal diikuti peneliti lainnya terutama para profesor muda,” ujar Iwan Taruna.
Menurutnya Universitas Jember terus mendorong para dosen meningkatkan kualitas dan kuantitas riset. Diantaranya dengan mengaggarkan hibah riset internal sebesar 3 persen dari anggaran PNBP Universitas Jember. Dukungan bagi dosen mendapatkan pendanaan riset dari dalam dan luar negeri hingga hibah riset guru besar yang jumlahnya bisa mencapai 75 juta rupiah. Sebagai informasi Universitas Jember menempatkan juga dosennya selain Prof. Bambang Kuswandi di daftar peneliti Indonesia dengan publikasi dan sitasi terbanyak. Di posisi ke 69 ada Dr. Ir. M. Asrofi, ST dari Fakultas Teknik. (iim)