Prof. Dr. Sutisna, Ilmuwan di Balik Kemajuan Fisika Material Fotokatalis

Jember, 26 Mei 2025

Kisah menarik perjuangan mendapatkan gelar profesor di Universitas Jember (UNEJ) datang dari Prof. Dr. Sutisna, S.Pd., M.Si. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Prof. Sutisna resmi dikukuhkan menjadi guru besar di bidang Fisika Material Fotokatalis.

Prof. Sutisna mulai menggeluti bidang tersebut sejak dirinya menjalani studi S3 di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2012. Ia tertarik dengan Fisika Material Fotokatalis dikarenakan pengaplikasian dari bidang tersebut sangatlah luas.

“Saya tertarik dengan material fotokatalis karena aplikasinya yang sangat luas, mencakup Remediasi lingkungan tercemar seperti degradasi polutan di air maupun udara, penyediaan energi baru dan terbarukan seperti sel surya dan energi hidrogen, bidang kesehatan sebagai desinfektan dan sterilisasi, penyimpan energi seperti superkapasitor, sensor, kecantikan tabir surya dan sejenisnya, serta banyak lagi aplikasi lainnya,” ungkap Prof. Dr. Sutisna.

Menurut Prof. Sutisna pengembangan dari bidang ini sangatlah cocok dengan keadaan iklim yang cenderung panas di Indonesia. “Teknologi fotokatalisis ini merupakan teknologi ramah lingkungan. Saya sendiri sejauh ini masih mengeksplorasi aplikasinya untuk remediasi lingkungan. Pengembangan teknologi fotokatalsis sangat cocok di negara tropis seperti Indonesia yang sepanjang tahun mendapatkan sinar matahari sebagai sumber energi untuk menstimulasi material fotokatalis,” imbuhnya.

Sementara itu meskipun penelitian yang ia lakukan memiliki potensi yang cocok dengan keadaan iklim di Indonesia, dalam perjuangannya saat melakukan riset masih terdapat beberapa kendala. Ia juga mengatakan beberapa kendala yang dialaminya.

“Tantangan utamanya ialah minimnya peralatan riset. Riset bidang material membutuhkan peralatan sintesis dan karakterisasi yang mahal. Oleh karena itu jika kita tetap mengekor riset yang dikembangkan di luar negeri, jelas kita tidak akan bisa bersaing. Inovasi sangat diperlukan untuk bisa tetap riset dan bisa menghasilkan publikasi yang baik. Beberapa peralatan riset sederhana coba saya buat dan kembangkan sendiri di laboratorium. Selain itu pemanfaatan material lokal menjadi pilihan untuk bisa riset dengan berbasis kearifan lokal,” katanya.

Ia juga berharap melalui pengembangan Teknologi Fotokatalis ini dapat berpengaruh besar terhadap penelitian di bidang Fisika. “Dengan inovasi dan rekayasa material yang tepat, fotokatalis dapat menjadi komponen kunci dalam teknologi remediasi lingkungan yang efektif, berkelanjutan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip green technology,” pungkasnya. (dil/adi)