[:id]Universitas Jember Bantu PTPN XII Melalui Penelitian[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 31 Januari 2017

Universitas Jember melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) memulai langkah nyata membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang tengah dihadapi PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Rintisan ini dimulai dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan para peneliti dari berbagai disiplin di Kampus Tegalboto, dengan jajaran manajemen PTPN XII di aula gedung LP2M (31/1). Menurut Prof. Achmad Subagio, Ketua LP2M Universitas Jember, selain ingin memberikan kontribusi nyata terhadap berbagai permasalahan yang ada, FGD diharapkan mengubah paradigma penelitian yang sebelumnya berorientasi kepada peneliti, menjadi penelitian yang berorientasi pada pasar atau kondisi lapangan.

“Selama ini masih ada peneliti yang melaksanakan penelitian berdasarkan kebutuhannya, sehingga hasil penelitiannya seringkali tidak bisa diaplikasikan di lapangan, akhirnya kampus menjadi menara gading. Dengan FGD hari ini, kami berharap penelitian dosen dan mahasiswa berbasis permasalahan nyata di lapangan agar dapat menjadi solusi nyata,” urai Prof. Achmad Subagio saat memberikan sambutan. Sementara itu pemilihan PTPN XII sebagai mitra mengingat PTPN XII memiliki kedekatan sejarah dengan Universitas Jember, banyak alumni Kampus Tegalboto yang berkiprah di PTPN XII, sebaliknya sudah banyak dosen dan mahasiswa Universitas Jember yang melakukan penelitian di berbagai kebun yang dikelola PTPN XII. “Rencananya bakal ada FGD kecil setiap minggu, dan FGD besar setiap bulan dengan mitra yang berbeda,” imbuh pakar tepung singkong ini.

Sementara itu dalam paparannya, Yualianto dari PTPN XII, menjelaskan saat kalangan perusahaan perkebunan menghadapi problem di bidang internal terkait teknis perkebunan dan problem eksternal. Di bidang internal, perusahaan perkebunan khususnya di pulau Jawa sudah tidak mungkin lagi memperluas lahan, sementara kesuburan tanah makin lama makin turun, ditambah perubahan iklim yang mendera. Problem ini membuat produktivitas berbagai komoditas perkebunan turun. Padahal pembeli tidak hanya mensyaratkan hasil panen yang baik, namun wajib mematuhi berbagai aturan yang telah berlaku secara internasional. “Sudah semenjak bulan November tahun lalu hingga kini hujan turun tak menentu, sehingga kita kesulitan menyadap getah karet,” keluh Yualianto yang juga manajer Kebun Kalisanen, memberikan contoh.

Di sisi eksternal, terjadi perubahan sosial budaya di bidang pertanian dan perkebunan. Menurut Yualianto, saat ini tidak banyak anak muda yang tertarik untuk bekerja di bidang pertanian dan perkebunan. “Kebanyakan karyawan kami di lapangan sudah berusia tua sehingga produktivitasnya juga terbatas, oleh karena itu kami butuh sistem dan alat yang membantu dalam pekerjaan sehari-hari, misalnya alat untuk menyemprot hama yang efisien dan praktis dengan tenaga kerja minim,” tutur alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember ini. Permasalahan lain yang cukup menganggu adalah terkait sengketa kepemilikan lahan antara PTPN XII dengan pihak perorangan maupun instansi. “Untuk itu kami mohon pendampingan dari kawan-kawan peneliti sosial humaniora di Universitas Jember seperti dari FISIP, Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Budaya selain tentunya kawan-kawan yang bergerak di bidang pertanian dan eksakta,” kali ini kata Agus Khusnin Santoso, Manajer Kebun Renteng yang siang itu mendampingi rekannya, Yualianto.

Permasalahan yang dihadapi oleh PTPN XII, mendapatkan tanggapan. Seperti yang disampaikan oleh I Dewa Ayu Susilowati, Ketua Kelompok Riset Kopi Universitas Jember. Dosen Fakultas Kedokteran Gigi yang fokus melakukan penelitian kopi untuk kesehatan ini menawarkan kerjasama guna meneliti dan mengembangkan potensi kopi, melalui kelompok riset yang dipimpinnya. Menurutnya kopi tidak hanya sebagai produk minuman saja, namun punya banyak potensi seperti pengolahan limbah kopi sebagai pupuk dan bahan bakar. Kegiatan FGD yang bertajuk Potensi, Permasalahan, Dan Kebutuhan Inovasi PTPN XII (Perkebunan Kopi, Kakao, Dan Karet), ini dihadiri oleh 60 orang peneliti dari berbagai disiplin ilmu di Universitas Jember. (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content