Jember, 3 November 2023
Program Studi Teknik Perminyakan perlu beradaptasi dengan tren dan kondisi yang tengah melanda dunia. Seperti saat ini, kecenderungan dunia yang mulai beralih menuju energi bersih dan meninggalkan energi berbasis fosil secara bertahap. Adaptasi yang dilakukan dengan cara mengubah kurikulum dan memberikan keterampilan kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhan industri perminyakan dan gas. Kedua, menjalin kerja sama dengan pelaku industri perminyakan dan gas.
Pesan ini disampaikan oleh Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Wahju Wibowo Djasmari kala menjadi pembicara dalam kegiatan kuliah umum yang digelar oleh Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember di aula lantai tiga gedung rektorat dr. R. Achmad (3/11). Menurut Wahju, adaptasi dengan kondisi nyata dunia perminyakan diperlukan agar lulusan Program Studi Teknik Perminyakan berkesesuaian dengan kebutuhan industrinya.
“Dunia perminyakan tidak hanya terkait dengan Program Studi Teknik Perminyakan, sebab lingkup operasinya sangat luas. Oleh karena itu sebagai salah satu bentuk kontribusi kami kepada dunia pendidikan tinggi adalah dengan aktif menyosialisasikan peran dan fungsi SKK Migas dan menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi. Seperti hari ini kami menjalin kerja sama dengan Universitas Jember,” jelas Wahju putra asli Jember yang turut membantu penyusunan kurikulum bagi Program Studi Teknik Perminyakan FT Universitas Jember kala berdiri.
Selain mendapatkan kuliah umum mengenai peranan SKK Migas, peserta kegiatan yang terdiri dari dosen dan mahasiswa FT Universitas Jember juga banyak mendapatkan informasi penting dan terkini mengenai dunia perminyakan dan gas Indonesia. Salah satunya adalah kabar mengenai Geng North-1, penemuan cadangan gas raksasa di wilayah laut Kalimantan Timur yang digadang-gadang akan menjadi cadangan gas terbesar di dunia. Menurut Wahju penemuan ladang gas Geng North-1 akan memacu produksi gas sebagai energi transisi menuju energi bersih.
“Tentu saja dengan adanya temuan ini mendorong perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di Indonesia akan meningkatkan produksinya. Artinya mereka bakal membutuhkan tenaga terampil lulusan Program Studi Teknik Perminyakan dan lulusan program studi di FT lainnya. Maka pertanyaannya, siapkah Anda berkompetisi ?” Tutur Wahju yang selalu menyempatkan diri berolah raga di kampus Tegalboto setiap kali pulang ke Jember.
Informasi dari Deputi Eksploitasi SKK Migas didukung oleh Kepala SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi. Dalam sambutannya, Nurwahidi juga menyampaikan jika target produksi minyak dan gas di wilayah kerjanya yang meliputi pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara masih bisa terpenuhi. Bahkan produksi gas yang dihasilkan SKK Migas Jabanusa melebihi target, sehingga 26 persen produksinya belum terserap pasar lokal.
“Gas berpotensi besar menjadi primadona energi transisi di masa depan mengingat kandungan karbonnya lebih kecil dari minyak bumi. Oleh karena itu dengan adanya kerja sama antara SKK Migas dengan Universitas Jember, maka kami berharap akan menghasilkan berbagai kegiatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Mulai dari beragam kajian ilmiah, magang dosen dan mahasiswa dan kegiatan lainnya,” ungkap Nurwahidi.
Jalinan kerja sama kali ini disambut gembira oleh Rektor Universitas Jember. Menurutnya program studi yang banyak menekankan para penguasaan keterampilan seperti di Fakultas Teknik mutlak memerlukan lahan praktek. Dan lahan praktek yang paling sesuai adalah di industri. “Adanya kerja sama dengan SKK Migas dan perusahaan perminyakan lainnya akan membuat dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik kita mendapatkan ilmu pengetahuan beserta akses informasi terkini. Serta keterampilan untuk memasuki dunia kerja. Semoga jalinan kerja sama ini akan makin berkembang tidak hanya dengan Fakultas Teknik, namun dengan fakultas lainnya mengingat lingkup kerja SKK Migas sangat luas,” imbuh Iwan Taruna.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan naskah kerja sama (Mou) antara Universitas Jember dengan SKK Migas, PT. Pertamina EP Cepu, PT. Indo Kaya Energi dan PT. Mahakarya Geo Survey. Para peserta kemudian diajak berdiskusi mengenai kondisi industri perminyakan dan gas di Indonesia bersama para praktisi. Mereka adalah perwakilan dari PT. Pertamina EP Cepu, PT Saka Energi Indonesia yang merupakan anak perusahaan Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT. Petronas Carigali.(iim)